Mengintip Suku Kulum, Pemburu Madu Esktrem di Himalaya

Reporter : Idho Rahaldi
Selasa, 24 Oktober 2017 08:02
Mengintip Suku Kulum, Pemburu Madu Esktrem di Himalaya
Intip Teknik berburu madu ekstrem suku Kulum

Dream - Tidak hanya memiliki panorama alam yang indah, pegunungan Himalaya, Nepal juga menjadi salah satu pusat sumber madu terbesar di dunia.

Di Nepal, hiduplah suku yang jauh dari peradaban modern bernama suku Kulum. Berburu madu adalah salah satu cara mereka untuk bertahan hidup.

Perburuan madu dilakukan setiap 2 tahun sekali. Menariknya, suku Kulum menjadi satu-satunya warga Nepal yang mampu menaklukan tebing Himalaya. Semua dilakukan demi mendapatkan madu dari sarang lebah yang menggantung di atasnya.

Pemburu Madu

Tradisi berburu madu suku Kulum sejatinya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

" Berburu madu dengan cara ini merupakan kegiatan turun temurun dari nenek moyang kita" Ucap salah satu pemburu madu seperti dikutip dream dari thevocket.com.

Dalam proses mendapatkan madu, orang-orang Kulum masih menggunakan metode tradisional. Yaitu dengan bergelantungan di tali kemudian menusuk sarang lebah dengan menggunakan tongkat yang disebut 'tango'.

Pemburu Madu

Para pemburu harus siap dengan berbagai resiko yang ada. Karena besar kemungkinan mereka bisa terjatuh atau 'dihujani' sengatan dari jutaan lebah yang berada disana.

Pemburu Madu`

Oleh karena itu, para pemburu punya siasat jitu. Caranya, dengan mengumpulkan daun kering yang kemudian mereka bakar.

Asap yang dihasilkan dari pembakaran itu mereka gunakan untuk mengusir lebah guna mempermudah untuk proses pengambilan madu.

Kepiawaian suku Kulum mangambil madu saat ini banyak dijadikan tontonan oleh para wisatawan.

Pemburu Madu

Pemerintah Nepal menarik biaya sebesar 1.000 USD untuk para wisatawan agar dapat melihat tehnik berburu madu yang sangat berbahaya ini.

Saat ini madu yang dihasilkan suku Kulum banyak di ekspor ke China, Jepang dan Korea dalam jumlah yang besar.

Hasil dari panen madu itu didistribusikan secara mereka ke para penduduk desa. Biasanya di musim gugur mereka bisa menghasilkan sekitar 200 liter madu, sedangkan di musim semi bisa mencapai hingga 800 liter madu. (ism) 

Beri Komentar