Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (YouTube/Sekretariat Presiden)
Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memastikan belum ditemukan kasus pasien Covid-19 yang terinfeksi varian baru virus Sars-CoV-2 di Indonesia. Sebagai upaya antisipasi, kementeriannya akan menggelar deteksi dini dengan melibatkan laboratorian baik di dalam maupun luar negeri.
" Untuk bisa mendeteksi strain virus ini harus dilakukan whole genome sequencing, harus di-sequence genetic information dari virus ini," ujar Budi dalam konferensi pers disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden.
Budi menyatakan Indonesia memiliki sekitar 11 dari 12 laboratorium yang memiliki kemampuan genome sequencing. Kepada belasan laboratorium ini Kemenkes akan segera melakukan koorinasi.
" Mungkin ada sekitar 11 dari 12 lab di Indonesia bersama Menteri BRIN yang memiliki kemampuan untuk genome sequencing untuk bekerjasama, bertukar informasi dan proses kerja," kata Budi.
Selain itu, Budi memastikan rumah sakit rujukan mengirimkan sampel secara rutin kepada jaringan laboratorium yang sudah ditunjuk. Dengan begitu, strain baru dapat segera diketahui.
" Kami memastikan kita akan melakukan rutin genome sequency untuk melihat ada strain baru dan kita selalu bekerja sama dengan lab internasional yang rutin melakukan genome sequency ini untuk melihat, mengetahui pola penyebarannya di mana," ucap dia.
Sebelumnya, Budi mengatakan ditemukan adanya mutasi aparigine pada pos 501 yang kemudian diberi kode N5001Y yang menjadi tirosin pada protein spike. Kondisi ini tejradi pada salah satu komponen protein virus corona.
" Strain yang dinamai N5001Y ini adalah mutasi dari virus SARS-CoV-2, mutasinya terjadi di mana? Mutasinya terjadi di salah satu komponen protein yang namanya spike protein yang memang merupakan salah satu komponen protein utama dari virus ini," ucap dia.
Para ahli menyatakan varian baru tersebut lebih cepat menular. Tetapi, tingkat keparahan dari virus tersebut belum terbukti.
" Virus ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal. Virus ini sudah terbukti bisa dideteksi dengan alat deteksi yang ada, swab atas RT-PCR," kata Budi.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Jawa Barat tidak lagi memberlakukan perawatan di rumah sakit untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Kebijakan itu diambil karena tingginya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit seluruh Jabar.
" Keputusan Jabar, mereka yang (terkonfirmasi Covid-19) dengan komorbid ringan, tidak usah lagi dirawat di RS, tapi digeser ke gedung-gedung non rumah sakit dan sudah ada enam fasilitas, mayoritas fasilitas TNI AD dengan 1.000 bed yang disiapkan," ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dikutip dari Merdeka.com.
Ridwan menginstruksikan pemerintah daerah menyiapkan tempat isolasi di luar rumah sakit. Juga menambah tenaga kesehatan sesuai aturan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
" Perekrutan SDM sehingga bisa menambah kebutuhan Jabar," ucap dia.
Berdasarkan hasil evaluasi pekan ini, Jabar memiliki empat daerah yang ditetapkan dalam zona merah Covid-19. Keempatnya yaitu Depok, Karawang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyoroti penambahan kasus di Jabar. Menurut dia, terjadi penurunan tingkat kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Doni mengatakan okupansi rumah sakit di Jabar sudah di atas 78 persen. Ini perlu menjadi perhatian semua pemerintah daerah.
" Presiden dalam arahannya mengingatkan daerah dan (pemerintah pusat) memberikan dukungan, jangan ada daerah yang kesulitan menyiapkan fasilitas kesehatan," ucap dia.
Kodam III/Siliwangi telah meminjamkan fasilitasnya untuk perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala. Sehingga beban rumah sakit dalam menangani pasien positif dapat berkurang dan bisa fokus merawat mereka yang bergejala sedang maupun berat.
Sumber: Merdeka.com/Aksara Bebey
Dream - Belakang beredar sebuah video yang memperlihatkan puluhan orang beradai di lapangan olahraga indoor. Lapangan tersebut diklaim berlokasi di Istora Senayan, Jakarta.
Terlihat dalam video lapangan indoor penuh dengan alas tidur dan dipenuhi warga. Terlihat pula, ada empat orang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap mengawasi warga.
Terkait video yang beredar, Manajemen Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (GBK) membantah pemberitaan yang menyebutkan adanya pemanfaatan Istora Senayan sebagai penampungan dan tempat untuk merawat pasien Covid-19.
Public Relations Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Dyah Kumala Sari dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa pemberitaan tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
Menurut Dyah, selama pandemi Covid-19, Istora GBK tidak dimanfaatkan atau digunakan untuk kegiatan apapun.
Sementara itu, berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 51 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif, Manajemen GBK selalu melakukankesiapan venue dan kawasan GBK dari sisi kebersihan, keamanan dan kenyamanan
Selain itu, kata Dyah, manajemen GBK secara konsisten membuat berbagai imbauan terkait protokol kesehatan yang dipublikasikan dalam berbagai platform media.
" Berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat di kawasan GBK sejak dilaksanakannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi Menuju “ New Normal” secara berkala menjadi bahan evaluasi pelaksanaan tata tertib protokol kesehatan di GBK," kata Dyah..
Tata tertib dan protokol kesehatan ketat yang diterapkan oleh Manajemen GBK yaitu antara lain dengan menerapkan program 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik minimal 1.5 meter).
" Pengecekan suhu tubuh dan pembatasanibu hamil dan anak usia dibawah 9 tahun juga dilakukan," ujar Dyah.