Menolak Divaksin, Pengacara Lulusan Cambridge Meninggal Akibat Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 6 Agustus 2021 18:00
Menolak Divaksin, Pengacara Lulusan Cambridge Meninggal Akibat Covid-19
Les orang berpendidikan tinggi, namun ia memilih percaya dengan misinformasi yang beredar di sosial media.

Dream - Seorang pengacara asal Bournemouth, Inggris, bernama Leslie Lawrenson, 58 tahun, meninggal dunia di kediamannya pada 2 Juli 2021. Leslie meninggal setelah terinfeksi virus corona.

Dikutip dari BBC, Jumat 6 Agustus 2021, kekasihnya Amanda Mitchell, 56 tahun, yang saat ini juga sedang berjuang melawan Covid-19 dengan kondisi parah, menyebutkan bahwa Les--panggilan akrab Leslie, percaya bahwa vaksin Covid-19 hanya eksperimen.

" Saya merasa sangat bodoh. Les meninggal dengan tidak sepatutnya atas kesasalahan besarnya," ungkap Amanda.

1 dari 3 halaman

Orang Berpendidikan Tinggi

Dalam wawancaranya dengan Stephen Nolan, Les merupakan jebolan Universitas Cambridge dengan gelar master. Sehingga menjadikan Les orang berpendidikan tinggi, namun ia memilih percaya dengan misinformasi yang beredar di sosial media.

Akibatnya, Les menolak menerima suntikan vaksin.

" Dia (Les) biasa berkata seperti ini: 'Kamu tidak perlu menerima vaksin, kamu akan baik-baik saja, hanya perlu berhati-hati'," jelas Amanda.

Lebih jauh Amanda menjelaskan bahwa Les percaya jika vaksin hanyalah hal yang bersifat eksperimental dan belum diuji secara menyeluruh.

" Les berpendidikan tinggi, jadi jika dia memberitahu saya sesuatu, saya cenderung mempercayainya," tutur Amanda.

2 dari 3 halaman

Les sebelumnya dilaporkan terinfeksi virus Corona dan sempat pulih dari pnemumonia. Namun suatu hari, putranya menemukan Les meninggal di tempat tidurnya.

" Les membuat kesalah besar dan dia terpaksa membayarnya dengan harga inggi," ujar Amanda.

Sang anak, Carla Hodges, mengatakan kepada BBC bahwa sang ayah sering menghabiskan waktu menonton video di YouTube dan menerima informasi mentah di media sosial.

" Dia berkata kepada saya: 'Banyak orang meninggal karena mendapatkan vaksin, ketimbang yang tertular Covid," tutur Carla.

Sumber: BBC

3 dari 3 halaman

Seberapa Penting Pemberian Vaksin Dosis Ketiga?

Dream - Beberapa waktu belakangan ini, tenaga kesehatan di Indonesia diprioritaskan untuk mendapat vaksin Covid-19 dosis ketiga. Pemberian vaksin booster dilakukan untuk memperkuat imunitas tubuh agar bisa melawan virus varian Delta, Alpha, maupun Delta Plus yang disebut-sebut lebih menular daripada lainnya.

Selain itu, pemberian vaksin dosis ketiga juga dapat mengurangi keparahan infeksi pada pasien Covid-19. Dilansir dari Klik Dokter, peneliti mengungkapkan bahwa dua dosis vaksin saja hanya bisa melindungi tubuh selama 7 bulan.

Ketahanan efek vaksin tersebut akan lebih singkat pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Penelitian juga membuktikan bahwa imunitas tubuh pada 95 persen orang yang telah dua kali divaksin menggunakan merek Pfizer-BioNTech atau Oxford-AstraZeneca lemah saat melawan virus varian Delta.

Sehingga, setiap orang membutuhkan vaksin booster untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap virus Corona. Apalagi, virus tersebut akan terus berevolusi dan bisa lebih berbahaya.

Pemberian vaksin dosis lanjutan ini disarankan untuk orangtua. Beberapa sumber pun menyarankan dosis ketiga untuk diberikan pada orangtua berusia di atas 80. (mut)

Beri Komentar