Makna Menutup Bacaan Alquran dengan 'Shadaqallahul 'Adzim'

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 20 November 2019 15:36
Makna Menutup Bacaan Alquran dengan 'Shadaqallahul 'Adzim'
Sudah jadi kebiasaan Muslim Indonesia menutup bacaan Alquran dengan kalimat tersebut.

Dream - Alquran merupakan petunjuk dan bernilai ibadah untuk setiap muslim yang membacanya.

Umat Islam dianjurkan untuk menjadikan Alquran sebagai bacaan rutin setiap hari. Tak hanya setelah sholat, membaca Alquran bisa dilakukan di waktu-waktu tertentu.

Biasanya, ketika selesai membaca Alquran seseorang akan menutupnya dengan mengucapkan kalimat 'Shadaqallahul 'Adzim'. Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Tetapi, bagaimana sebenarnya hukum membaca kalimat tersebut usai tadarus Alquran?

Dikutip dari Bincang Syariah, para ulama menghukumi amalan tersebut sebagai sunah. Membaca 'Shadaqallahul 'Adzim' artinya kita bersaksi atas kebenaran Alquran.

1 dari 6 halaman

Bersaksi Akan Kebenaran Alquran

Hal ini dijelaskan oleh Syeikh Muhammad Makki dalam kitabnya Nihayatul Qaulil Mufid li Ilmit Tajwid.

" Disunahkan bagi seseorang saat rampung membaca Alquran untuk membenarkan pada Tuhannya dan bersaksi bahwa Rasulullah Saw telah menyampaikan Alquran, serta bersaksi bahwa Alquran adalah benar. Ini dilakukan dengan mengucapkan; ‘Shadaqallahul ‘adzim wa balagha rasuluhul karim wa nahnu ‘ala dzalika minasy syahidin.’

 

2 dari 6 halaman

Bentuk Penghormatan Kepada Alquran

Imam Al Qurthubi dalam kitab Al Jami' li Ahkamil Quran menjelaskan adab apa saja dalam membaca Alquran. Salah satunya dengan membaca kalimat 'Shadaqta Rabbana' usai tadarus Alquran.

" Di antara menghormati Alquran ialah, jika seseorang selesai membacanya, ia membenarkan Tuhannya dan bersaksi bahwa Rasulullah SAW telah menyampaikan Alquran, serta bersaksi bahwa Alquran adalah benar dengan mengucapkan, 'Shadaqta rabbana wa balaghat rusuluka wa nahnu 'ala dzalika minasy syahidin. Allahummaj'alna min syuhadail qaimina bil qisthi.’ Kemudian ia berdoa dengan doa-doa lainnya."

Kalimat 'Shadaqta Rabbana' memiliki makna serupa dengan 'Shadaqallahul 'Adzim.' Dengan membaca kalimat ini, kita bersaksi akan kebenaran Alquran.

Sumber: Bincang Syariah

3 dari 6 halaman

Keburukan yang Muncul Jika Tak Pandai Menjaga Lisan

Dream - Manusia lahir ke dunia dibekali banyak kemampuan. Salah satunya lisan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan sesamanya.

Lewat lisan, kita bisa menyampaikan keinginan. Orang juga bisa memahami kehendak kita.

Tetapi, dengan lisan pula tersebar keburukan. Ini terjadi apabila lisan tidak terjaga.

Seringkali kita mendapat nasihat untuk menjaga lisan. Sebisa mungkin, kita tidak mengeluarkan kata-kata bermakna buruk, mengandung makna yang menyakiti hingga memicu permusuhan.

Dikutip dari Bincang Syariah, lisan merupakan anggota tubuh yang mudah digerakkan. Lisan akan mengucapkan suara tertentu dari geraknya, yang kita kenali dengan kata-kata.

Mudahnya lisan digerakkan ternyata mengandung potensi berbahaya. Sehingga, wajar jika setiap orang sangat dianjurkan menjaga lisannya.

Bahkan anjuran itu sangat ditekankan hingga mendekati wajib. Ini mengingat besarnya bahaya yang terkandung di dalamnya.

Ibn Abdil Barr dalam kitab Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis mengingatkan mengenai orang yang tidak bisa menjaga lisannya.

" Orang yang tidak bisa menjaga lisannya dengan baik, pasti tak bisa juga menjaga apapun selain lisannya."

 

4 dari 6 halaman

Lisan, Kunci Keselamatan Manusia

Lisan juga merupakan cerminan kepribadian seseorang. Jika tak bisa digunakan dengan baik, maka lisan dapat mendatangkan kesusahan bagi pemiliknya.

Lisan yang berbohong akan diikuti anggota tubuh lainnya. Bahkan perilaku seseorang menjadi aneh demi menutupi kebohongan yang dibuatnya.

Rasulullah Muhammad SAW pernah berpesan kepada umat Islam. Pesan itu tertuang dalam hadis riwayat Imam Bukhari.

" Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan."

Pada dasarnya, lisan bisa membawa kebaikan sekaligus keburukan. Semua bergantung pada cara manusia memanfaatkan lisannya.

Sehingga, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan lisan. Jangan sampai lisan mendatangkan keburukan bagi diri karena ucapan yang buruk atau mengandung kebohongan.

Sumber: Bincang Syariah

5 dari 6 halaman

Jangan Bersedih Saat Doa Tak Langsung Terijabah

Dream - Doa adalah senjata seorang mukmin agar keinginannya bisa terkabul. Namun demikian, tidak semua doa langsung dikabulkan Allah. Banyak doa yang ternyata terkabul dalam waktu lama.

Tidak diijabahnya doa terkadang membuat orang merasa kecil hati. Tidak sedikit pula yang putus asa doanya bakal terijabah langsung karena merasa bukan pribadi yang sholeh ataupun sholehah.

Dikutip dari Bincang Syariah, diijabahnya doa tidak bisa dijadikan patokan seseorang itu sholeh atau sholehah. Ada makna di balik tidak diijabahnya doa seseorang secara langsung.

Orang yang doanya tidak segera terijabah ternyata memiliki kedudukan istimewa. Dia sedang diuji seberapa kuat kesabarannya dalam memohon kepada Allah SWT.

Jika bersabar dan menyadari semua dosa yang telah diperbuatnya, bisa jadi dia lebih baik dari orang yang doanya langsung diijabah Allah.

 

6 dari 6 halaman

Bisa Jadi Lebih Istimewa

Imam Ibn Al Jauzi dalam kitabnya Shaidul Khatir menjelaskan demikian.

" Ada yang lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah daripada orang yang doanya selalu maqbul, yaitu orang yang kalau doanya belum diijabah, ia berkata 'aku yang pendosa ini memang tak layak diijabah' atau berkata 'mungkin yang terbaik bagiku adalah tak diberi'."

Tentu hal di atas tidak akan bisa diraih seseorang tanpa kesabaran. Orang yang tidak bisa sabar cenderung mengambil jalan pintas ketika doanya belum juga terkabul.

Orang yang bersabar akan mengerti mengapa doanya tak juga dikabulkan. Dia pun menyerahkan sepenuhnya Allah SWT.

Sosok semacam ini berarti telah mampu memahami makna ayat 216 Surat Al Baqarah.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Penjelasan di atas mengajak kita untuk selalu bersemangat dalam memanjatkan doa. Berdoa adalah ibadah, menyerahkan terkabulnya doa kepada Allah adalah hal utama.

Sumber: Bincang Syariah

Beri Komentar