Penderitaan Etnis Rohingya
Dream - Krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya menimbulkan kisah yang mengerikan. Ribuan nyawa tidak berdosa melayang akibat kekejaman rezim militer Myanmar.
Aktivis Proyek Arakan, Chris Lewa, mengatakan tentara Myanmar melibatkan warga sipil Rakhine untuk mengusir etnis Rohingya. Menurut laporan laman Shanghai Daily, warga sipil juga dilibatkan dalam pembakaran sejumlah desa yang didiami etnis Rohingya.
" Apa yang kita dengar bakar, bakar, bakar," kata Lewa. " Dan tampaknya menyebar dari selatan ke utara."
Sejak Jumat, 1 September 2017, pasukan penjaga perbatasan Bangladesh menemukan dua lusin mayat di lepas pantai negara itu. Mayat-mayat itu diduga merupakan sebagian dari puluhan ribu Muslim Rohingnya yang melarikan diri dari Myanmar.
The Independent melaporkan, saat ini, tentara Myanmar dan warga sipil berusaha menutupi pembantaian dengan cara membakar mayat-mayat Muslim Rohingya.
Lewa menyatakan setidaknya telah mendokumentasikan pembantaian terhadap 130 orang di permukiman di wilayah Rathedaung. Dia juga mendapatkan laporan dari tiga desa lain puluhan orang telah dibunuh.
" Sedikitnya 130 orang telah terbunuh, sebenarnya kami pikir ini lebih," ucap Lewa kepada Newsday di BBC World Service.
" Pasukan keamanan telah mengepung desa dan kemudian [menembak orang] tanpa pandang bulu, tapi kami juga menemukan bahwa-mungkin dibandingkan dengan kekerasan yang terjadi pada bulan Oktober dan November tahun lalu-ada lebih banyak keterlibatan penduduk setempat bersama dengan militer."
Aung San Suu Kyi yang diam terhadap masalah ini mendapat kritik dari banyak pihak. Kritik terutama berasal dari Pemenang Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, yang meminta Suu Kyi bertindak mendamaikan aksi tersebut.
Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi, yang berkunjung ke Myanmar juga menyampaikan permintaan dunia internasional agar pemerintah Myanmar dapat menghentikan tindakan tak manusiawi itu.
" Saya hadir di Myanmar membawa amanah masyarakat Indonesia, yang sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine State dan agar Indonesia membantu. Saya juga membawa suara dunia Internasional agar krisis kemanusiaan di Rakhine State dapat segera diselesaikan," kata Retno dalam keterangan resminya, Senin 4 September 2017.
Selain menyampaikan desakan dunia internasional, Retno juga meminta Myanmar agar membuka akses bantuan dari Aksi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) untuk warga Rohingya.
" Saya mengharapkan agar Pemerintah Myanmar dapat melanjutkan pemberian akses kepada AKIM karena selama ini telah bersama Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan beberapa program," ucap Retno.
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!