Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Sebuah pesan beredar viral di aplikasi percakapan maupun media sosial menyebut terjadinya Dukhan atau kabut tebal menutupi dunia pada 15 Ramadhan 1441 H. Pesan tersebut memunculkan asumsi kiamat akan terjadi pada tanggal tesebut.
Kabar viral itu menyebut akan ada benda langit menabrak bumi pada malam Jumat. Seolah-olah kiamat bakal terjadi.
Untuk menguatkan argumen, si pembuat pesan mencantumkan riwayat sabda Rasulullah Muhammad SAW yang disampaikan kepada salah satu sahabatnya, Abdullah bin Mas'ud RA.
" Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadhan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Zulqa'dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Zulhijah dan Muharam, dan apa itu Muharam?"
" Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh." Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, " Suara dahsyat apa itu, Rasul?" Rasulullah menjawab, " Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadan, yaitu tepatnya malam Jumat, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya, pada malam Jumat di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi."
" Jika kalian telah melaksanakan sholat Subuh di hari Jumatnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdoa subhanal quddus, subhanal quddus, rabbunal quddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka."
Peneliti Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Abdul Rachman, mengatakan bahwa tidak ada dalil agama yang mengindikasikan bahwa ada dukhan akan terjadi pada 15 Ramadhan tahun ini.
" Hadis yang dijadikan dalil dukhan pada 15 Ramadhan adalah hadis palsu. Lagipula, berdasarkan pengamatan dan permodelan asteroid dan komet tidak ada indikasi bahwa akan ada tabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat ini, bahkan hingga 100 tahun ke depan," ujarnya.
Meski demikian, sebagai umat beriman, peneliti yang kini tinggal di Bern, Swiss, ini mengatakan benda-benda langit dan seluruh alam semesta adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengan memahaminya hendaknya menjadikan kita lebih dekat terhadap Allah SWT.
Abdul Rachman, yang sedang menempuh studi doktoral di Jurusan Astronomi, University of Bern, menegaskan benda langit seperti meteor memang bisa mengakibatkan kerusakan di permukaan Bumi dari skala kecil hingga besar, bahkan mengakibatkan kepunahan global.
" Ini bisa terjadi kapan saja, maka kita sebagai orang beriman harus bersiap menghadapinya," kata Abdul Rahman.
Sebagai Muslim, Abdul Rachman merasakan banyak manfaat belajar ilmu astronomi. Alam adalah ciptaan Allah yang dibuat-Nya untuk manusia. Karena itu, dia mengingatkan segala peristiwa yang terjadi di dalamnya seharusnya bisa diambil manfaatnya.
" Lebih mengenal alam akan seharusnya menjadikan iman kita bertambah, sebab fenomena alam adalah tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta," ujarnya.
Fenomena alam menunjukkan keesaan Allah sebagaimana tertera dalam QS Al Anbiya ayat 22.
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
" Tidak ada yang mampu mengatur alam semesta kecuali Allah, sang pencipta. Dan sang pencipta pasti hanya satu, karena jika tidak maka alam tidak akan sempurna dan tertata secara harmonis. Dan ini ada keterangannya dalam Alquran," ujarnya menandaskan.
(Sumber: Liputan6.com/Fadjriah Nurdiarsih)
Dream - Penularan virus corona (COVID-19) yang kasusnya terus meningkat di Indonesia, juga diikuti dengan banjirnya berita/ informasi palsu atau hoax di berbagai media sosial. Penting bagi Sahabat Dream untuk mencari tahu dari sumber-sumber kredibel.
Antara lain media sosial resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Twitter @KemenkesRI), WHO (Twitter @WHO). Jangan menyebar informasi yang belum jelas kebenarannya. Kita harus berperan aktif melakikan verifikasi informasi, sebelum percaya dan menyebarkannya.
Para ahli kesehatan dari seluruh dunia sibuk mencoba mencari solusi. Sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mendukung para ahli tersebut untuk mencegah misinformasi yang beredar, dimulai dengan mempraktikkan do’s and don’ts dengan benar.
World Health Organization (WHO) menyarankan untuk sering mencuci tangan, menghindari tempat-tempat umum, makan secara sehat dan mencari bantuan dokter jika timbul gejala penyakit.
Ketahui juga fakta dari hoax soal corona virus (Covid-19) yang banyak beredar. Apa saja?
Mengenakan masker saja tidak bisa menjamin perlindungan terhadap virus COVID-19. Seperti yang kamu ketahui, virus Covid-19 dapat menyebar melalui kontak fisik atau bahkan bersin. Masker wajah hanya berguna ketika orang yang terinfeksi memakainya untuk mencegah menularkan virus ke orang yang sehat.
Terdapat pesan berantai WhatsApp dan posting-posting media sosial yang beredar, berisi tentang sifat anti-bakteri bawang putih yang telah diperbanyak, sebagai satu-satunya pengobatan rumahan terhadap virus corona. Hal ini belum terbukti secara ilmiah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN