Waspada! Inilah 8 Dampak Perbuatan Maksiat di Dunia dan Akhirat

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 13 April 2023 04:02
Waspada! Inilah 8 Dampak Perbuatan Maksiat di Dunia dan Akhirat
Perbuatan maksiat akan membuat hati menjadi semakin lemah, sedangkan di akhirat kelak akan mendapatkan siksa yang pedih.

Dream - Islam mengajarkan kepada umatnya agar menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat atau perbuatan yang dilarang Allah SWT. Bukan hanya sebagai perintah saja, tetapi hal tersebut adalah untuk kebaikan manusia sendiri agar tidak menerima dampak negatifnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Di dalam Al-Quran pun telah banyak dijelaskan tentang perintah untuk menghindari maksiat dan menjalankan segala sesuatu yang ditetapkan Allah SWT. Salah satunya dalam surat Taha ayat 123 - 124 berikut:

" maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha: 123 - 124)

Lalu, apa dampak negatifnya bagi orang-orang yang melakukan maksiat? Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 4 halaman

Dampak Negatif Orang-Orang yang Berbuat Maksiat

Melalui kitab ad-Da'u wa ad-Dawa' oleh Imam Ibnul Qoyyim al-Jauzi, ada beberapa dampak negatif bagi orang yang berbuat maksiat sebagai berikut:

Ilmu Menjadi Sinar di dalam Hati dan karena Maksiat bisa Memadamkan Sinarnya

Dijelaskan melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi:

" Sesungguhnya seorang mukmin, jika melakukan satu perbuatan dosa, maka ditorehkan di hatinya satu titik hitam. Jika ia bertaubat, berhenti dan minta ampun, maka hatinya akan dibuat mengkilat (lagi). Jika semakin sering berbuat dosa, maka titik-titik itu akan bertambah sampai menutupi hatinya. Itulah raan yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an."

Hal ini pun juga dengan tegas dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya melalui surat Al-Mutaffifin ayat 14:

كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: " Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka." (QS. Al-Mutaffifin: 14)

Bisa Menghalangi Rezeki

Perbuatan maksiat bisa mendatangkan dampak negatif bagi seseorang di dunia. Salah satunya adalah bisa menghalangi rezekinya. Di mana karena dosa yang telah diperbuat, hal itu akan menjadi penghalang jalannya rezeki untuk orang yang melakukan maksiat.

Dijelaskan dalam kitab Al Musnad bahwa rezeki seseorang bisa terhalang oleh dosa. Ketakwaan bisa mendatangkan rezeki, sedangkan meninggalkannya akan mendatangkan kefakiran. Oleh karena itu, setiap orang haruslah berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai melakukan perbuatan maksiat yang justru bisa membuat jalannya rezeki menjadi seret.

2 dari 4 halaman

Rasa Gundah dan Gelisah di Hati

Orang yang melakukan maksiat, maka hatinya akan merasa gundah dan gelisah. Mungkin dari perbuatan maksiat yang dilakukan bisa memberinya kesenangan dan kepuasan. Namun, kesenangan itu tidak sebanding dengan perasaan gelisah yang ia rasakan setelahnya. Sebagimana dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim berikut:

Kebaikan selalu mendatangkan ketenangan, sedangkan kejelekan selalu mendatangkan kegelisahan.” (HR. Muslim)

Mendatangkan Kesulitan

Melakukan perbuatan maksiat juga bisa mendatangkan kesulitan bagi pelakunya. Di dalam hidupnya, ia akan kesulitan untuk bisa menemukan jalan keluar. Bahkan akan hadir kesulitan yang lainnya di dalam hidup. Sedangkan orang yang bertakwa pada Allah SWT, maka akan lebih mudah untuk mendapatkan jalan keluar dan kemudahan dari setiap masalah yang dihadapinya selama hidup di dunia.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya melalui surat Az-Zukhruf ayat 76:

وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْا هُمُ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: " Dan tidaklah Kami menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." (QS. Az-Zukhruf: 76)

3 dari 4 halaman

Melemahkan Hati dan Tubuh

Seseorang yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT, maka akan ada pancaran di dalam dirinya serta memiliki hati yang kuat. Ketika hatinya kuat, maka secara otomatis tubuhnya pun juga akan kuat. Berbeda dengan orang yang berbuat maksiat, maka hal itu akan membuatnya semakin lemah di dunia. Sedangkan di akhirat kelak, ia akan mendapat siksa yang pedih dari Allah SWT.

Menghalangi Ketaatan

Melakukan perbuatan maksiat tentunya akan menghadirkan dosa bagi orang yang melakukannya. Ketika sudah berdosa, maka hal itu akan menjadi penghalang dirinya untuk taat kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Qasas ayat 50:

فَاِنْ لَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ اَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ اَهْوَاۤءَهُمْۗ وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰىهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ

Artinya: " Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Qasas: 50)

4 dari 4 halaman

Membuat Hatinya Menjadi Gelap

Perbuatan maksiat mampu menutup hati seseorang. Jika perbuatan maksiat yang dilakukan semakin banyak, maka hatinya juga akan semakin tertutup dan membuatnya gelap untuk melihat sekitar. Berbanding terbalik dengan ketaatan yang justru menjadikannya cahaya. Dengan ketaatan, maka akan terbuka juga jalan kebenaran untuk manusia.

Menghapus Keberkahan Umur

Dampak negatif yang terakhir dari perbuatan maksiat adalah bisa menghapus keberkahan umur. Seseorang yang di dalam kehidupannya banyak diisi dengan mengingat Allah SWT, maka ia akan mendapatkan keberkahan dan umur yang sebenarnya. Sedangkan jika kehidupannya diisi dengan kemaksiatan, maka hakikat umur akan hilang, begitu juga keberkahannya pun turut hilang. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Fajr ayat 24 berikut:

يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ

Artinya: " Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.” (QS. Al-Fajr: 24)

Beri Komentar