Sumber: Shutterstock
Dream - Solo dikenal sebagai kota yang sarat akan sejarah. Kota ini menyimpan banyak sekali peninggalan Kerajaan Mataram Islam maupun kolonial.
Menghabiskan waktu di Solo akan menjadi liburan yang penuh kesan. Dari suasananya yang sangat bersahabat, jarang ada kemacetan, dan keramahan warga lokalnya.
Walau kental dengan kebudayaan Jawa, Kerajaan Surakarta di Solo menganut ajaran Islam. Tak heran jika ada beberapa masjid kuno di Solo yang sudah ada sejak zaman dulu.
Seperti Masjid Agung di kawasan Kraton Kasunanan Surakarta hingga Masjid Dalem Kalitan yang berada tepat di depan rumah milik istri Soeharto.
Wisata religi ini bisa dikunjungi kapan saja. Ada banyak kisah menarik di balik megahnya bangunan masjid yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat beribadah umat Islam.
Masjid yang terletak di perbatasan Kelurahan Laweyan dan Pajang ini merupakan bangunan masjid tertua di Solo. Masjid ini sudah berdiri sejak 1546 di masa Kerajaan Pajang, jauh sebelum berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta.
© https://situsbudaya.id/sejarah-masjid-agunmg-laweyan-di-solo/
Masjid Laweyan ini tidak sebesar dan semegah masjid bersejarah lainnya namun arsitekturnya sangat khas dan kental dengan budaya Jawa. Bahkan, ornamen di masjid ini masih terjaga dengan baik, juga bedug dan kentongannya masih bisa digunakan hingga saat ini.
Uniknya, di belakang masjid ini, ada kompleks pemakaman yang disakralkan. Yaitu makam Ki Ageng Henis, tokoh yang berpengaruh di Laweyan kala itu.
Pengunjung bisa memasuki kawasan kompleks dengan izin dari juru kunci di sana dan memberikan sumbangan seikhlasnya.
Alamat: Jalan Liris No. 1 Dusun Belukan RT 4 RW 4, Pajang, Laweyan.
Dulunya, masjid ini bernama Masjid Ageng Keraton Hadiningrat. Kini nama tersebut disederhanakan menjadi Masjid Agung Surakarta.
Terletak di kawasan Keraton Surakarta, membuat bangunan masjid ini identik dengan arsitektur keraton. Dilihat dari sejarahnya, Masjid Agung dibangun oleh Pakubwono III pada tahun 1749 dan memiliki peran penting dalam struktur keraton dan penyebaran ajaran Islam kala itu.
Luas kawasan masjid ini sekitar 1 hektar, dengan bangunan utama seluas 34.2 x 33.5 meter. Tidak hanya bisa melihat kemegahan masjid dan menganggumi arsitekturnya saja.
Di kawasan masjid ini, pengunjung bisa melihat benda-benda bersejarah peninggalan Keraton Surakarta, seperti jam matahari, ubin masjid sejak awal pembangunan, hingga gamelan keramat yang dimainkan di saat-saat tertentu.
Alamat: Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, sebelah barat Alun-alun Utara.
Sesuai namanya, masjid bersejarah ini berada di kawasan Kalitan. Masjid ini masih termasuk dalam komplek Dalem Kalitan milik Bu Tien, istri Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto.
Menurut silsilah keluarga, Bu Tien masih termasuk dalam garis keturunan kerabat Kraton Mangkunegaran.
Awalnya, kompleks bangunan masjid ini dibangun oelh Pakubuwono X dari Kraton Kasunanan sekitar 1789. Lengkap dengan rumah joglo, pendopo dan masjid di bagian luarnya.
Pada 1965, kompleks ini dihibahkan ke Kanjeng Gusti Ratu Alit dan dinamakan Dalem Kalitan. Beberapa tahun kemudian, kompleks ini dibeli Bu Tien yang masih keluarga Kraton Mangkunegaran.
Masjid di depan Dalem Kalitan kini bisa digunakan untuk umum. Bahkan pengunjung bisa memasuki rumah Bu Tien dan melihat koleksi keluarga dan benda bersejarah peninggalan keluarga kerajaan.
Alamat: Dalem Kalitan, Kalitan, Solo.
Kraton Mangkunegaran memiliki Masjid Al Wustho. Menurut sejarah, masjid ini dibangung oleh KGPAA Mangkunegara I atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Sambernyawa pada 1725 sebagai lambang Panatagama.
Masjid ini memang tidak sebesar Masjid Agung Surakarta milik Kasunanan Surakarta namun arsitekturnya tak kalah unik. Tembok bagian luar masjid menyerupai kuncup daun dengan tinggi kurang dari dua meter.
Dilihat dari arsitekturnya, Masjid Al Wustho kini sedikit berbeda dengan wujud aslinya dulu. Renovasi besar-besaran pernah dilakukan atas prakarsa Mangkunegaran VII, dan dirancang oleh Herman Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda. Walau begitu, arstitektur Jawa masih melekat di bangunan masjid.
Alamat: Jalan R.A. Kartini No. 3 Ketelan, Banjarsari, Surakarta. 60 meter dari pertigaan jalan samping Puro Mangkunegaran.
Masjid Fatimah tergolong yang paling muda. Masjid ini dibangun sekitar 1980 dan kini lebih terkenal dengan sebutan masjid pengantin, karena kerap dijadikan lokasi pernikahan.
Walau dibangun di zaman modern, masjid ini memiliki arsitektur dan interior kental budaya Jawa. Mulai dari ukuran dinding hingga pedopo joglo di halaman depannya.
Bangunan masjid ini hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah yang dipadu dengan budaya Jawa, memunculkan kesan klasik yang mewah. Ada satu pojok yang unik di dalam masjid, yaitu Alquran kuno berukuran besar di samping mihrab ukir.
Ukiran ini menjadi ciri khas Masjid Fatimah. Keindahan ini yang membuat Masjid Fatimah jadi tempat favorit melangsungkan ijab Kabul.
Alamat: Jalan Dr. Radjiman No. 193 Jayengan, Serengan, Surakarta.
Sumber: Surakarta dan Situs Budaya
4 Asupan yang Bisa Tekan Nafsu Makan Saat Haid Datang
Rekomendasi Outfit Ungu dan Oranye ala Irish Bella
Kenakan Dress Earth Tone, Tengok Style Anggun Dara Arafah
Kawinkan Gaun Etnik dan Headpiece, Tiara Andini Dipuji dari Kahyangan
Mbah Soleh, Jemaah Haji Tunanetra Rela Jual Tanah demi ke Tanah Suci Bareng Istri
Resmi! Pria Asal Cimahi Ini Terima Mobil Agya Seharga Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
Dipenuhi Rasa Bahagia, Wanita Asal Medan Ini Resmi Terima Mobil Agya Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
Lega Banget, Perempuan Tangerang Ini Akhirnya Resmi Terima Mobil Agya Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
3 Tempat di Jepang untuk 'Museum Date' Bareng Teman Traveling
12 Foto Lawas Artis Bareng Geng SMA, Soimah Jadi Primadona di Sekolah, Cantik & Gaul Abis!