Dream - Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada perempuan adalah periode mentruasi. Selama beberapa hari, perempuan akan mengeluarkan darah kotor dari tubuhnya.

Pada saat haid, Islam melarang seorang muslimah untuk menunaikan salat. Baik yang wajib maupun sunnah.

Secara medis, gerakan salat sama seperti kegiatan olahraga sehingga dapat membahayakan perempuan yang sedang dalam periode menstruasi. Terutama pada saat kegiatan rukuk dan sujud, yang dapat meningkatkan peredaran darah ke rahim yang dikeluarkan melalui darah menstruasi.

Akibatnya, perempuan menjadi rentan terkena anemia dan kehilangan zat besi. Namun, jika darah hanya berupa flek kecoklatan saja, apakah sudah dihitung sebagai jatuhnya haid?

Hal ini kerap menimbulkan kebingungan pada sebagian muslimah. Terutama sebelum datangnya haid. Mereka menjadi ragu-ragu apakah bercak kecoklatan yang mucul mmerupakan tanda-tanda haid atau bukan.

Sebuah hadist yang diriwayatkan HR. Bukhari 326 dan Abu Daud 307 menjawab masalah tersebut. Seorang sahabat perempuan, Ummu Athiyah Radhiyallahu ‘Anha bertanya “Kami dulu tidak menganggap shufrah dan kudrah yang keluar pasca-haid sebagai bagian dari haid."

Shufrah merupakan cairan berwarna kekuningan. Sedangkan kudrah adalah cairah keruh kecoklatan. Ternyata rasulullah menjelaskan secara panjang lebar menganai hal ini. Untuk lebih lengkap baca informasinya di sini. (Ism) 

Kirimkan kisah nyata inspiratif di sekitarmu atau yang kamu temui ke komunitas@dream.co.id dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi