Siswa Madrasah Temukan Jamu `Pepaya Jantan` Atasi Malaria

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 24 November 2017 17:28
Siswa Madrasah Temukan Jamu `Pepaya Jantan` Atasi Malaria
Jamu ini dapat menggantikan fungsi kina untuk mengobati penyakit malaria stadium akhir.

Dream - Selama ini, penyakit malaria diketahui hanya bisa disembuhkan dengan obat terbuat dari bahan pohon kina. Sayangnya, pohon kina kini semakin sulit dijumpai.

Tetapi, beberapa pelajar Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang, Jawa Timur, telah menemukan alternatif obat malaria pengganti kina. Obat tersebut yaitu jamu pepaya jantan.

Salah satu penemu jamu pepaya jantan, Rizka Fajrina, bersama beberapa temannya menemukan ramuan jamu itu dalam penelitian yang mereka jalankan. Hasilnya, jamu ini bisa menjadi obat malaria stadium akhir.

Menurut Rizka, penelitian tentang jamu ini dijalankan dalam waktu cukup lama dan menghabiskan biaya cukup besar. Ini lantaran penelitian itu membutuhkan alat bernama plostometer yang berguna untuk meneliti hingga objek terkecil yaitu jumlah sel.

Tak ayal jika penelitian jamu pepaya jantan ini diganjar sejumlah penghargaan. Beberapa di antaranya seperti juara Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat Nasional tahun 2017 yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

" Juga menang pada Lomba Karya Ilmiah yang diadakan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)," kata Rizka, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat, 24 November 2017.

Pepaya jantan merupakan jenis tanaman yang jarang menghasilkan buah. Jika berbuah, kata Rifka, bentuknya kecil. Masyarakat lebih sering mengonsumsi bunga pepaya jantan sebagai sayuran.

Jamu pepaya jantan hanyalah satu dari sekian banyak hasil penelitian pelajar MAN 3 Malang yang membanggakan. Karya lain yang juga membanggakan adalah aplikasi dakwah multifungsi berbasis android, Adem App.

Aplikasi yang masih dalam proses pengembangan ini dilengkapi sejumlah fitur untuk memudahkan pengguna. Selain itu, aplikasi tersebut juga terhubung dengan media sosial.

" Hijratun Notif berisi pengingat, misalnya muncul kalimat 'the day is friday, don't forget to read Al Kahfi'," kata Rizka.

Sebagian besar karya pelajar MAN 3 Malang ini dipamerkan di ajang International Islamic Education Expo 2017 di ICE BSD, Tangerang, Banten. (ism) 

Beri Komentar