Kisah Nyata Transgender Tobat. (Foto: Siakapkeli)
Dream - Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bukanlah masalah baru yang menimpa negara-negara di dunia. Dengan bimbingan yang tepat, para pelaku LGBT sebetulnya bisa disembuhkan.
Kalangan LGBT adalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. Tetapi sampai kapan mereka hidup dalam dosa padahal memiliki kesempatan untuk berubah?
Kisah nyata dibagikan di Twitter berjudul Kematian Transgender Yang Ditangisi oleh seorang aktivis kemanusiaan, Faiz Qayyuum Abdul Majid, mungkin dapat membuat kaum LGBT bisa bertobat.
" Siapa pun Anda, masih belum terlambat untuk berubah karena hidayah Allah itu untuk manusia yang berusaha mencarinya," Majid mengawali thread-nya.
Sementara masyarakat tidak perlu cepat-cepat menjatuhkan hukuman karena yang tampaknya 'tercela' dan 'kotor' mungkin memiliki akhir hayat yang lebih indah daripada manusia lainnya.
Peristiwa itu terjadi di sebuah kamp khusus yang dibuat untuk LGBT. Tempat pemusatan itu dibuat agar mereka bisa mengenali diri dan bertobat.
" Tapi membuat mereka bisa menyadari kesalahan mereka itu tidak mudah," kata Majid.
Saat waktunya sholat banyak yang tidak datang. Mereka hanya datang ketika tiba waktunya sholat Isya saja.
" Kami petugas yang menjaga mereka hanya bisa ridho saja. Mungkin ini ujian yang Tuhan berikan kepada kami," tambah Majid.
Satu hari, seorang transgender datang ke masjid memakai mukena. Semua petugas jaga perempuan di camp itu terkejut.
" Kami yang petugas laki-laki juga ikut kaget. Atas saran kepala, dia sholat di antara saf perempuan dan saf laki-laki. Kami kemudian sholat. Setelah sholat, kami kaget ketika dia tiba-tiba meraung dan menangis," kata Majid.
Majid dan petugas lainnya mendekatinya dan berusaha menenangkan. Atas hidayah Allah, rupanya transgender itu telah insaf dan ingin berubah.
Dia bilang tidak pernah merasa setenang dan senyaman ketika bersujud. Dia meraung meminta ampun kepada Allah. Petugas tidak tahu harus berbuat apa.
Jadi, ustaz datang dan duduk bersila di hadapannya. Mau peluk atau pegang tak bisa karena bisa timbul fitnah sebab transgender itu memakai mukena.
Setelah tenang, transgender itu bilang bahwa dia ingin berubah seperti semula.
Dream - Majid bersyukur hari itu, dari 30 orang transgender, ada satu yang mau bertobat. Majid dan petugas lain berjanji akan membantu transgender itu untuk berubah.
Beberapa hari kemudian transgender itu minta pamit ingin pulang ke kampungnya. Majid sempat bertukar nomor telepon dengan dia.
Sejak pulang kampung, kami beberapa kali menghubunginya namun sangat sulit. Setelah satu tahun berlalu, kami dapat kabar mengejutkan bahwa dia meninggal dunia.
Dia meninggal sebelum hari raya Lebaran. Menurut cerita orang-orang di kampungnya, almarhum sangat berguna bagi sekitarnya.
Almarhum meninggal setelah jatuh sewaktu hendak sholat. Dia meninggal waktu air wudhu masih basah di badannya.
Dream - Menurut orang-orang, saat pulang kampung, almarhum bukannya dijauhi tapi didekati. Itu karena almarhum memberi manfaat sewaktu hidupnya.
Almarhum kerja dan penghasilannya dipakai untuk menggaji ustaz untuk mengajar anak-anak yang ingin mengaji.
Setiap malam Jumat almarhum akan sediakan makan dan minum selepas acara tahlil. Dia juga mengajarkan cara membuat aneka macam kue untuk ibu-ibu di kampungnya.
" Saya sampai terharu mendengarnya. Orang-orang berebut mengurus jenazahnya. Almarhum diusung oleh pemuda tahfiz dalam keadaan cuaca mendung dan tenang," kata Majid.
" Ini sebagai pelajaran bahwa kaum LGBT bukan untuk dijauhi dan dihukum. Tapi didekati dan diajak untuk mengenal Allah," tambahnya.
(Sumber: Siakapkeli..my)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya