Jerawat Karena Stres/ Foto: Shutterstock
Dream - Dari sekian banyaknya masalah pada kulit, jerawat menjadi salah satu masalah yang paling menyebalkan. Tak hanya kaum wanita saja yang merasakan, para pria juga sering bermasalah dengan jerawat.
Jerawat bisa muncul karena banyak faktor, salah satunya adalah stres. Allison K. Truong, MD, seorang dokter kulit di Cedars-Sinai Medical Center, mengungkap, bahwa, jerawat stres muncul sebagai bentuk respons terhadap stresor psikologis.
Misal, awalnya kamu memliki satu atau dua jerawat saja, ketika kamu mengalami stres jerawat akan muncul secara tiba-tiba sehingga menjadi banyak.
" Jarang ada orang yang berhasil untuk mencegah jerawat yang timbul karena hormonal. Bahkan, jika ada yang berhasil mengatasi jerawat hormonal dengan menggunakan KB hormonal pun bisa mengalami muncul jerawat stres," ungkap Truong.
Secara umum, penyebab jerawat stres karena level stres yang tinggi. Sebuah studi dalam Journal Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology menemukan korelasi antara stres dan tingkat keparahan jerawat. Tapi mengapa stres menyebabkan kondisi jerawat memburuk?
Alasan yang paling banyak dikemukakan oleh para ahli yaitu, peningkatan hormon tertentu. Pada 2017, salah satu penelitian menyatakan bahwa salah satu hormon tersebut adalah hormon kortisol " fight-or-flight" . Selain itu, ada hormon lain yang diproduksi tubuh kita sebagai respons terhadap stres, yaitu androgen.
Hormon tersebut merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut di kulit, yang bisa menyebabkan jerawat. Sehingga dampaknya akan timbul jerawat stres. Jika kamu berada dalam kondisi stres secara terus menerus, maka akan memperburuk kondisi jerawat.
Menurut dokter Truong, jerawat stres lebih sering muncul pada orang yang memang memiliki tipe kulit berjerawat.
“ Biasanya, orang-orang yang pernah berjerawat di masa remajanya atau mungkin memiliki jerawat karena hormonal, mereka akan mengalami jerawat stres. Bahkan terkadang akan ada beberapa jerawat yang timbul tiba-tiba hingga memburuk karena banyak faktor lain,” ujar dokter Truong.
Acta Dermatovenerologica Croatica menganalisis beberapa penelitian jerawat, menemukan bahwa stres emosional akan memperburuk jerawat pada 50% hingga 80% orang.
Angela Lamb, MD seorang profesor dermatologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, menambahkan bahwa orang yang memiliki pori-pori lebih besar atau memiliki kulit berminyak akan cenderung lebih rentan terhadap jerawat bahkan akan muncul jerawat ketika mengalami stres.
" Saya memiliki pasien yang belum pernah mengalami jerawat sebelumnya. Lalu tiba-tiba, di usia 30-an, 40-an, dan 50-an dengan stresor kehidupan yang berbeda, mereka mulai mengalami stres sehingga timbul jerawat," kata dokter Lamb.
“ Biasanya, jerawat yang disebabkan oleh stres akan berkembang di area yang sama dengan yang biasa kamu dapatkan ketika muncul jerawat,” jelas dokter Truong.
Jerawat stres bisa muncul di dahi, sepanjang garis rahang, dan dagu. Selama pandemi COVID-19, dokter Lamb melihat peningkatan jerawat di area wajah yang tertutup masker. Semua orang memakai masker wajah pada saat pandemi oleh karenanya akan timbul jerawat yang disebabkan oleh iritasi akibat pemakaian masker wajah. Biasanya, jerawat stres juga bisa berkembang di dada dan punggung.
" Mask-ne atau jerawat yang timbul karena pemakaian masker akan mengikuti pola jerawat yang disebabkan oleh stres,” kata dokter Lamb.
Laporan Devi Tri Aprilianza / Sumber: Health
Dream - Jerawat menjadi masalah kulit yang sering dialami oleh banyak orang. Berbagai ide perawatan jerawat sering muncul di internet seperti mengonsumsi teh hijau hingga mengoleskan pasta gigi ke area wajah yang jerawat.
Baru-baru ini, tren cuci muka pakai air dingin ramai diperbincangkan di sosial media khususnya TikTok karena diyakini dapat membantu mengatasi jerawat. Benarkah demikian?
Tren cuci muka dengan air dingin disebut bisa meredakan jerawat karena dianggap bisa mengurangi produksi minyak dan memperlambat munculnya jerawat. Faktanya, tak sesederhana itu, karena kondisi kulit lebih kompleks.
" Minyak tidak mudah mengalir melalui pori-pori saat dingin, dan air dingin mengurangi efek peradangan jerawat, yang menyebabkan banyak ketidaknyamanan. Belum lagi, membersihkan wajah dengan air dingin seringkali lebih baik daripada air hangat, yang dapat menghilangkan minyak alami kulit, merusak skin barrier, dan mungkin mengiritasi jerawat," kata Melanie Palm, seorang dokter profesional.
Mandi air dingin memang bisa sedikit membantu mengatasi jerawat, tetapi tentu saja tidak dengan cara yang ekstrem dan singkat. " Hal ini karena suhu dingin menyempitkan pembuluh darah, yang dapat mengurangi pembengkakan, peradangan, dan kemerahan secara keseluruhan," kata dokter kulit bersertifikat Marisa Garshick, MD.
Suhu air bukan satu-satunya komponen untuk mengatasi jerawat. Jerawat memiliki banyak faktor pemicunya dan membutuhkan pendekatan perawatan intensif jika ingin sembuh dengan total.
" Rutinitas perawatan kulit yang efektif untuk kulit berjerawat membutuhkan lebih dari sekadar mandi air dingin," kata Palm.
Perawatan yaitu mulai dari membersihkan wajah dengan tepat, menggunakan bahan perawatan kulit yang konsisten, menghindari produk komedogenik, memelihara skin barrier selalu sehat, gaya hidup lebih baik, serta pengelolaan stres.
Laporan Hany Puspita Sari/ Sumber: Byrdie
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN