Ilustrasi/Shutterstock
Dream – Indonesia masih mempunya pekerjaan rumah untuk mengatasi persoalan hidden hungger atau kelaparan tersembunyi yang melanda segelintir masyarakat. Isu ini harus menjadi perhatian karena efeknya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, seorang Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University menyampaikan Indonesia maish memiliki beban hidden hunger yang cukup besar.
Hidden Hungger adalah kondisi yang timbul akibat kekurangan zat gizi mikro seperti yodium, zat besi, vitamin A dan zinc. " ini telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan,” jelas Dodik dalam konferensi pers virtual Royco yang digelar virtual, Senin, 25 Januari 2021.
Merujuk Riset Kesehatan Dasar 2018 diketahui 48,9 persen ibu hamil menderita anemia. Sementara Riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan bahwa 14,9 persen anak usia sekolah berisiko kekurangan yodium.
Menurut Dodik, masyarakat cenderung seringkali abai akan masalah kesehatan tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena penderita umumnya tidak merasa kelaparan meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Asupan gizi makro masyarakat umumnya sudah terpenuhi.
Namun jika tidak segera mendapatkan perhatian, Dodik menyatakan, kondisi ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis.
Asupan zat gizi mikro dapat dipenuhi dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah sejak dini, namun hal tersebut masih belum dilakukan banyak orang tua
Pengetahuan sebagian masyarakat mengenai manfaat dari yodium juga masih terbatas pada upaya pencegahan penyakit gondok. Padahal, dampak dari kekurangan yodium jauh lebih luas dan dapat terjadi pada semua usia.
Kekurangan yodium dapat mengakibatkan perkembangan otak terganggu. Diperkirakan saat ini 20 juta orang Indonesia menderita GAKI, yang mengakibatkan hilangnya IQ setara 140 juta poin.
Maka, pemenuhan kebutuhan yodium harus diperhatikan sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau di dalam kandungan, hingga ke tahapan usia selanjutnya.
Menyadari pentingnya kebutuhan yodium dan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap 25 Januari, Hernie Raharja selaku Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk terdorong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi yang baik.
“ Royco juga ingin membantu mengatasi berbagai masalah nutrisi, baik melalui inovasi produk maupun program edukasi yang dilakukan secara konsisten,” papar Herni.
Hernie memastikan perushaaan selama ini senantiasa mencermati permasalahan gizi yang masih dihadapi masyarakat Indonesia tersebut. Kondisi kekurangan gizi tersebut masih sering diabaikan karena dampaknya baru terlihat dalam jangka panjang.
Memahami kebutuhan ini, Royco berinovasi melalui rangkaian produknya tanpa menggunakan bahan pengawet untuk semakin menyempurnakan kandungan nutrisi dari tiap hidangan rumah.
Dengan harga yang tetap sama, kandungan iodium dalam Royco baru sangat baik untuk anak karena dapat membantu membentuk hormon pertumbuhan sehingga perkembangan kecerdasan, fisik dan mental mereka menjadi lebih optimal tanpa mempengaruhi cita rasa masakan khas Royco.
(Laporan: Yuni Puspita Dewi)
Dream - Musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan agar tubuh lebih hangat. Namun di saat yang sama, konsumsi makanan juga harus diperhatikan.
Biasanya, kandungan yang kerap diperhatikan saat mengonsumsi makanan adalah protein, karbohidrat, lemak dan jumlah kalorinya.
Padahal, jumlah garam di dalam makanan yang dikonsumsi juga berperan penting bagi kesehatan tubuh. Ketika dikonsumsi berlebihan di musim hujan, garam bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Hal ini dikarenakan musim hujan membuat seseorang jarang berkeringat. Sehingga, kandungan garam dalam tubuh meningkat dan meningkatkan tekanan darah.
Kamu bisa melakukan beberapa tips yang dilansir dari Times of India untuk mengurangi konsumsi makanan bergaram selama musim hujan.
© © Pexels.com
Makanan cepat saji rata-rata mengandung banyak garam. Misalnya, makanan ringan, makanan beku, biskuit dan burger.
Mengonsumsinya terlalu sering akan meningkatkan kadar sodium yang bisa berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular.
Menjauhkan tempat garam dari dapur dan meja makan
Rasanya kurang lengkap jika belum menyertakan garam pada masakan. Namun jika ingin benar-benar menghindarinya, cobalah menjauhkan tempat garam dari dapur dan meja makan.
© © Pexels.com
Jika terbiasa menggunakan garam sebagai penyedap rasa, gantilah dengan bahan dapur lainnya seperti lada dan bawang putih. Keduanya dapat membuat masakanmu lebih lezat tanpa harus menambahkan garam.
Memilih makanan yang kandungan sodiumnya rendah
Ketika harus membeli makanan, pilihlah yang kandungan sodiumnya rendah. Terutama, jika kandungannya tampak jelas pada kemasan.
Jika sulit menemukan informasi kandungannya, kamu bisa mencari tahu lewat internet atau aplikasi pengukur kalori untuk memastikan konsumsi garam tetap dalam batas wajar.
(Sumber: Times of India)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!