Cerita Bos OJK Telat Terima Gaji 3 Bulan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 13 Juni 2017 11:29
Cerita Bos OJK Telat Terima Gaji 3 Bulan
"Kalau nggak salah, tiga bulan pertama nggak dibayar, tapi dirapel," kenang Muliaman.

Dream - Masa jabatan dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di bawah pimpinan Muliaman D. Hadad, akan segera berakhir. Nantinya, otoritas ini akan dipimpin oleh Wimboh Santoso untuk periode 2017-2022.

Dalam acara buka puasa bersama media, Muliaman berkisah tentang pengalamannya menjabat sebagai pimpinan OJK. Dia berkata otoritas ini dibentuk tahun 2011, namun dewan komisionernya baru ada tahun 2012.

Selama lima tahun menjabat, ada banyak hal yang berkesan baginya. Salah satunya adalah pembayaran gaji yang telat hingga tiga bulan.

" Gaji dewan komisioner, kalau nggak salah, tiga bulan pertama nggak dibayar, tapi dirapel," kata Muliaman di Jakarta, Senin 12 Juni 2017.

Selain itu, dia juga harus membenahi OJK, termasuk aturan. Muliaman mengaku peraturan pertama yang dibuat OJK adalah aturan tata cara rapat.

" Dulu, belum ada POJK. POJK yang pertama adalah tata tertib rapat, seperti bagaimana rapat diselenggarakan," kata dia.

Muliaman juga mengatakan bahwa tahun awal OJK berdiri, otoritas keuangan ini belum punya gedung sendiri. Dia berkata bahwa gedung OJK masih terpisah, misalnya bagian pengawasan perbankan ada di kompleks BI serta bagian pasar modal dan industi keuangan non perbankan (IKNB) ada di daerah Lapangan Banteng. Bahkan, OJK sempat menyewa kantor di Gedung Bidakara, Jakarta.

" Kami pindah-pindah gedung. Dulu di BI lantai 25, terus pindah ke Bidakara. Kami belum punya kantor pusat," kata dia.

Muliaman melanjutkan, pada awal berdiri, OJK belum punya infrastruktur pendukung. Mereka mendapatkan bantuan dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Untuk sumber daya manusianya, OJK punya 1.200 orang dari BI dan 400 orang dari Kementerian Keuangan.

Kini, dia bisa berbangga hati. Selain jumlah karyawan meningkat menjadi 4 ribu karyawan, instansi pemerintah ini juga diminati banyak orang. Hal ini terlihat dari 120 ribu orang pelamar yang bersaing untuk memperebutkan 400 posisi di OJK.

" Dulu, fokus utama kami di kantor cabang adalah pengawasan perbankan. Kini, sudah 'berwarna'. Ada edukasi, pasar modal, dan lain-lain. Intinya, perjalanan panjang," kata dia.(Sah)

Beri Komentar