Ilustrasi
Dream - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap ketergantungan industri asuransi asuransi syariah terhadap lembaga jasa keuangan lain masih sangt tinggi. Salah satunya terlihat dari distribusi produk asuransi.
Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah OJK, Moch. Mochlasin, dalam acara " Menakar Prospek Asuransi Jiwa Syariah di Tengah Dinamika Ekonomi 2017" di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa 8 November 2016, mengatakan saat ini sekitar 60 persen distribusi asurasi syariah masih dilakukan di perbankan syariah, perusahaan pembiayaan syariah, dan koperasi syariah.
Selain itu masalah ketergantungan, persoalan lain yang dihadapi asuransi syariah adalah sebaran kantor cabang yang tidak merata.
Hampir 79 persen kantor cabang asuransi syariah masih berada di Indonesia bagian barat.
Belum lagi masalah literasi masyarakat terhadap asurasi syariah yang masih menjadi tantangan pelaku industri ini. Dia mengatakan baru 9,6 persen masyarakat yang paham dengan asuransi.
" Jadi, kurang dari 10 orang dari 100 orang yang paham asuransi. Tingkat literasi masyarakat masih kurang," kata dia.
Sekadar informasi, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), per Agustus 2016, kontribusi asuransi jiwa syariah mencapai Rp6,15 triliun. Pangsa pasarnya pun mencpaai 6,28 persen terhadap keseluruhan industri asuransi jiwa keseluruhan. Aset asuransi jiwa syariah pun tercatat sebesar Rp26,57 triliun.(Sah)
Advertisement
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025