Pernah Terpikir Mengapa Harga Emas Bisa Naik Turun?
Dream – Harga emas hampir setiap hari bisa berubah. Logam mulia ini telah lama menjadi instrumen investasi karena nilanya senantiasa naik.
Emas juga dipilih sebagai produk investasi karena paling mudah dijual kapanpun dengan risiko penurunan harga relatif kecil.
Dikutip dari Sikapi Uangmu, Kamis 5 September 2019, pergerakan harga emas sangat dinamis. Secara umum, harga logam mulia ini selalu naik. Harga emas pada 2015 dijual dikisaran Rp490 ribu.
Bandingkan dengan harga emas yang saat ini dijual di kisaran Rp700 ribu. Dalam waktu dua tahun, harga emas sudah naik sekitar Rp200 rib atau sekitar 35 persen.
Lalu apa sebetulnya yang membuat harga emas bisa naik turun dalam waktu cepat dibandingkan komoditas lain?
Berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Ingatkah kamu dengan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 dengan tujuan menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto?
Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah, saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.
Yang belakangan ini terjadi kita dihadapkan dengan berita kenaikan harga emas yang diakibatkan oleh situasi perang dagang Amerika Serikat dan China. Situasi ini menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas.
Tidak heran kalau harga emas naik karena memang peminatnya sedang banyak-banyaknya. Namun, kala situasi mulai adem safe haven seperti emas akan kekurangan peminat. Risk appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai. Harga emas bisa jadi akan turun nantinya.
Bahkan, Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga mengakui, lho, bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih saat ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi.
Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang.
Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.
Menariknya, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas, tahukah kamu produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas.
Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, jumlahnya diperkirakan mencapai 155.244 ton.
Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.
Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Orang akan melihat mata uang dolar menjadi tak menarik sebagai pilihan investasi dan cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya.
Seperti yang terjadi saat ini, The Fed telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Harga emas pun melonjak naik karena keluarnya keputusan tersebut.
Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. Hal ini disebabkan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang.
Uang ini mudah kehilangan nilainya. Makanya mereka lebih memilih emas yang harganya cenderung stabil dan aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu lah, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.(Sah)