ICMI Dukung Bank Syariah Indonesia: Sudah Diusulkan Dua Tahun Lalu

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 21 Desember 2020 15:35
ICMI Dukung Bank Syariah Indonesia: Sudah Diusulkan Dua Tahun Lalu
ICMI berharap kehadiran bank hasil merger bank syariah BUMN ini akan mengintegrasikan, memadukan semua kekuatan sehingga menjadi terpadu

Dream – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menilai penggabungan usaha (merger) tiga bank syariah BUMN membuktikan langkah besar tersebut bukan hal yang mustahil terwujud. ICMI sudah sejak dua tahun lalu mengusulkan merger bank syariah milik pemerintah.

Rencananya, bank syariah hasil merger ini akan menggunakan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Status sebagai perusahaan publik diambil dari PT Bank BRISyariah Tbk yang sudah menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).  

Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie, menyatakan, kehadiran Bank Syariah Indonesia sangat bagus dan patut disyukuri. “ Memang bagus karena itu mengintegrasikan semua bank syariah yang punya pemerintah, daripada terlalu banyak,” kata Jimly di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin 21 Desember 2020.

Proses merger Bank Syariah Indonesia hingga kini masih berlangsung. Entitas hasil merger PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk., ini direncanakan terbentuk efektif pada 1 Februari 2021.

Saat ini, akta penggabungan ketiga bank syariah milik Himbara telah ditandatangani oleh direksi masing-masing bank. Penandatanganan dilakukan pasca RUPSLB untuk menyetujui merger dilakukan masing-masing bank pada pekan lalu.

Market share dari keuangan syariah itu juga bisa diperluas (akibat merger bank syariah). Sejak awal ICMI sudah menyarankan, saya sudah bicara dengan Wapres Jusuf Kalla waktu itu, saya juga bicara dengan Presiden Jokowi,” kata Jimly.

1 dari 5 halaman

Kehadiran Bank Syariah Indonesia Dinilai Luar Biasa

Pandangan serupa disampaikan pengamat ekonomi dan dai asal Solo, Jawa Tengah, Ustaz Wijayanto. Dalam sebuah diskusi daring yang diselenggarakan Jumat 18 Desember 2020, Wijayanto menyebut kehadiran bank syariah hasil merger sebagai hal yang luar biasa.

Dia mengimbau masyarakat, khususnya pemeluk agama Islam, untuk menerima kehadiran Bank Syariah Indonesia. Keberadaan bank tersebut dianggap menjadi jalan keberkahan dan menjadi jaminan agar masyarakat tidak lagi merasa takut dan sedih jika hendak bertransaksi keuangan melalui lembaga perbankan.

“ Orang Islam harus Ahlan Wa Sahlan. Sikap kita kalau ada sesuatu yang berkaitan dengan syariah maka kita harus menerima, karena itu jalan keberkahan. Dengan syariah ada jaminan,” kata dia.

Wijayanto mengajak agar kehadiran Bank Syariah Indonesia diterima dengan tangan terbuka.

“ Maka, sekali lagi kita harus welcome sebagai orang Islam, dan harusnya prospek karena orang Islam semuanya harus ikut syariah. Karena dengan syariah, satu, ada keberkahan. Kedua, akan tinggi derajatnya. Ketiga, akan ada jaminan dia tidak sedih dan dia tidak takut. Jadi dengan adanya (bank) syariah ini luar biasa,” kata dia.

2 dari 5 halaman

PBNU: Layanan Bank Syariah Indonesia Harus Berkelas Dunia

Dream – Dukungan terus mengalir terhadap rencana penggabunngan tiga bank syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) berharap kehadiran BSI akan membuat pemerataan bisa segera terwujud.

Dikutip dari keterangan tertulis PBNU, Jumat 18 Desember 2020, bank hasil merger dinilai bisa memberi manfaat besar bagi publik karena memiliki modal dan aset yang besar. Kedua, penggabungan tiga bank syariah milik Himbara menciptakan efisiensi bagi bank-bank yang terlibat, serta secara khusus di industri perbankan syariah.

“ Kemudian, diharapkan Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa persebarannya ini merata karena kekuatannya besar. Keberadaannya yang tersebar di berbagai daerah membuat manfaat bank ini bisa dirasakan oleh umat,” ujar Ketua PBNU Marsudi Syuhud.

Selain mengungkap alasan mendukung merger bank syariah milik Himbara, PBNU juga menyampaikan harapan agar BSI bisa menjawab segala nada pesimis dan kritis yang ditujukan kepada mereka.

“ Memang ada pandangan yang mengkritisi merger ini, yaitu apa bisa bank ini gesit, lincah, untuk menangkap peluang peluang yang besar ini? Nah ketika ada yang mengkritisi ini diharap bisa dijawab oleh BSI,” kata dia.

3 dari 5 halaman

Diharapkan Punya Fokus dan Rencana Bisnis yang Jelas

Entitas hasil merger diharap bisa memiliki fokus serta rencana bisnis yang jelas ke depannya. Bank Syariah Indonesia harus segera menentukan apakah akan fokus melayani nasabah segmen korporat atau ritel.

Marsudi menambahkan, BSI harus bisa memiliki fasilitas serta layanan dan produk bertaraf internasional. Hal ini diperlukan agar BSI betul-betul menarik di mata masyarakat dan pasar, serta menjadi solusi bagi nasabah nasional serta global yang membutuhkan berbagai layanan keuangan syariah.

“ Tidak boleh kalah dengan fasilitas bank konvensional baik dari segi IT atau layanan internasional. Kan macam-macam itu layanannya, produk-produknya harus lebih menarik dan bisa diterima oleh kebutuhan pasar,” kata dia.

Marsudi menilai masih banyak produk baru yang bisa dikembangkan oleh bank hasil merger. Dengan begitu, bisa menopang model-model transaksi syariah baik nasional atau internasional.

Dia menyarankan BSI bisa segera meniti kerja sama dengan pemain industri keuangan dan finansial global, untuk memaksimalkan peluang-peluang di pasar keuangan internasional.

4 dari 5 halaman

Tak Gegabah Ambil Keputusan

Kemudian, Marsudi berpesan agar BSI tidak gegabah ketika hendak mengambil kebijakan yang terkait Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan. Dia meminta BSI melakukan kajian mendalam sebelum mengambil keputusan.

“ Jangan memberatkan dan jangan sampai tidak adil atas human resource yang ada,” kata dia.

Pendapat senada dikemukakan Ketua PBNU Robikin Emhas. Dia berkata, kehadiran bank syariah yang kuat diperlukan Indonesia untuk menjawab kondisi semakin bergairahnya pertumbuhan ekonomi syariah global.

 

 

Robikin menilai positif proses penggabungan tiga bank syariah milik negara yang hingga kini masih berjalan. Jika tak ada aral kendala, BSI akan efektif beroperasi per 1 Februari 2021.

“ Saya kira bagus merger bank syariah BUMN ini. Bank syariah yang kuat sangat dibutuhkan di tengah makin bergairahnya pertumbuhan ekonomi syariah di berbagai negara, termasuk di Indonesia,” kata Robikin.

5 dari 5 halaman

Siap Layani Seluruh Segmen Masyarakat dan Nasabah

Bank syariah hasil merger ini digadang memiliki aset total Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Jumlah tersebut menempatkan bank hasil merger masuk daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

Entitas hasil merger nanti bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dan berstatus sebagai perusahaan terbuka. Berdasarkan susunan pengurus yang sudah ditetapkan, bank hasil merger akan dipimpin oleh Hery Gunardi selaku Direktur Utama. Hery akan didampingi dua Wakil Direktur Utama yakni Ngatari dan Abdullah Firman Wibowo serta 7 pejabat direktur lainnya.

BSI akan melayani seluruh segmen masyarakat dan nasabah, mulai dari kelompok ritel, UMKM, wholesale, dan investor global. Untuk menjangkau pendanaan dan melayani investor global, Bank Syariah Indonesia berencana memiliki kantor representasi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), setelah beroperasi nanti.

 

 

“ Selama ini belum ada kami lihat market untuk sukuk global, terutama di middle east. Potensi market ini luar biasa besar,” kata Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi.

Bank ini akan terus mendukung pengusaha UMKM, di antaranya melalui pembiayaan KUR serta produk dan layanan syariah lainnya.

“ Bank Hasil Penggabungan juga akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM di antaranya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM baik secara langsung maupun sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah Indonesia,” kata dia.

Beri Komentar