Indonesia Jadi Kunci Pertumbuhan Perbankan Syariah Global

Reporter : Ramdania
Rabu, 6 Mei 2015 06:26
Indonesia Jadi Kunci Pertumbuhan Perbankan Syariah Global
Pasar Indonesia yang besar menjadi potensi bagi pertumbuhan industri perbankan syariah dunia.

Dream - Arab Saudi diperkirakan akan mendominasi pertumbuhan aset di industri perbankan syariah selama lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan dalam laporan World Islamic Banking Competitiveness yang dipublikasikan EY (Ernst & Young).

Menurut penelitian EY yang dikutip dari Gulf News, Selasa 5 Mei 2015, industri perbankan syariah di Qatar, Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, UEA dan Turki (QISMUT) bersama dengan Bahrain akan terus mendorong sebagian besar pertumbuhan aset dan internasionalisasi perbankan syariah.

Negara QISMUT menguasai 80 persen dari aset perbankan syariah di 2013 yang mencapai US$ 625 miliar. Pada penutupan tahun 2014, aset perbankan syariah gabungan pasar ini diperkirakan telah melewati US$ 750 miliar.

Tumbuh pada lima tahun secara majemuk pada tingkat pertumbuhan rata-rata 19 persen, aset perbankan syariah gabungan enam pasar ini diharapkan melampaui US$ 1,8 triliun pada 2019. Arab Saudi diperkirakan menyumbang sepertiga dengan nilai US$ 683 miliar dalam aset syariah pada 2019, menurut EY.

Arab Saudi telah menjadi pasar kunci bagi pertumbuhan industri perbankan syariah. Sebuah permintaan yang kuat dari nasabah, baik retail dan korporasi, telah menyebabkan pertumbuhan yang signifikan dalam perbankan syariah di Arab Saudi sehingga 54 persen dari seluruh pembiayaan yang berbasis syariah di tahun 2013. Secara keseluruhan, ukuran aset perbankan syariah di Saudi telah hampir dua kali lipat antara 2009 dan 2013.

" Industri perbankan syariah sedang mempersiapkan diri memasuki arus utama global. Arab Saudi merupakan pasar perbankan syariah terbesar di dunia, yang mewakili 31,7 persen dari pangsa pasar global,” ujar Ashar Nazim, Global Leader Islamic Finance di EY.

“ Negara ini telah menjadi pelopor dalam industri perbankan syariah dan kami berharap untuk terus menjadi pasar pendorong untuk industri, seperti Malaysia, Turki dan Indonesia yang juga membangun diri menjadi pusat perbankan syariah," tambahnya.

Total aset perbankan syariah di UEA diperkirakan US$ 127 miliar pada penutupan tahun 2014 dan diproyeksikan mencapai US$ 263 juta di 2019. Pasar yang merupakan kunci pertumbuhan lainnya adalah Malaysia, Indonesia dan Turki. (Ism)

Beri Komentar