Kala Perempuan Perlahan-lahan Kuasai Bisnis Syariah

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 25 Maret 2015 10:31
Kala Perempuan Perlahan-lahan Kuasai Bisnis Syariah
Industri syariah diperkirakan tengah mencari satu juta profesional di seluruh dunia.

Dream - Pesatnya pertumbuhan bisnis syariah membuka peluang besar bagi kalangan perempuan. Bahkan kini peran kaum hawa di bisnis dengan prinsip Islami ini makin banyak diperhitungkan.

Bloomberg melaporkan 185 dari 507 siswa yang terdaftar di International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) di Kuala Lumpur pada tahun 2014 adalah perempuan. Padahal dua tahun sebelumnya, jumlah siswa perempuan yang terdaftar masih sebanyak 80 orang.

Presiden INCEIF Daud Vicary Abdullah mengatakan besarnya permintaan siswa perempuan di universitas ini tidak hanya didorong pengakuan peran sentral ekonomi syariah di Malaysia, Indonesia, dan Arab Saudi. Kini industri ini juga semakin diperhitungkan di Korea Selatan, Selandia Baru, Jepang dan China yang tidak memiliki hukum-hukum syariah.

Mengakui kemajuan di Asia Tenggara dalam menawarkan kesempatan yang sama bagi perempuan, Daud menambahkan bahwa lembaga itu menargetkan untuk meningkatkan rasio perempuan menjadi 50 persen dari 36 persen saat ini.

Awal bulan ini bekerja sama dengan MasterCard, INCEIF mengumumkan INCEIF Scholarship for Women, yang merupakan beasiswa untuk dua siswa perempuan setiap tahun untuk meraih gelar Master di berbagai disiplin ilmu keuangan syariah. Beasiswa ini ditujukan untuk meningkatkan bakat perempuan di sektor keuangan syariah.

" Sebagai universitas yang dibangun untuk industri, INCEIF membesarkan hati para pemain industri, dengan satu mandat bergengsi sebagai mitra. Kami menyambut inisiatif yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam industri ini karena ada berbagai peluang untuk semua, termasuk perempuan," kata Dzalin Ayub, COO INCEIF.

Kolaborasi INCEIF dan industri global dirasa tepat pada waktunya mengingat pertumbuhan eksponensial keuangan syariah. Industri syariah, yang saat ini memiliki perkiraan nilai US$ 2 triliun diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 3,4 triliun pada tahun 2018. Hal ini akan menciptakan kebutuhan akan para profesional keuangan yang lebih berpengalaman di bidang keuangan syariah.

INCEIF memperkirakan bahwa industri syariah akan membutuhkan satu juta profesional di seluruh dunia pada tahun 2020. Malaysia sendiri diperkirakan membutuhkan 56.000 profesional.

Saat ini, Malaysia sudah memiliki dua eksekutif bank syariah perempuan. Raja Teh Maimunah Raja Abdul Aziz memimpin Hong Leong Islamic Bank sementara Fozia Amanullah adalah CEO dari Alliance Bank Islam.

Daud mengatakan bahwa peningkatan kemampuan pemimpin perempuan dalam industri syariah diharapkan bisa menarik minat perempuan dalam sektor ini. (Ism)

Beri Komentar