Ilustrasi
Dream - Permintaan industri keuangan Islami terhadap profesional yang mengerti bisnis syariah semakin besar. Hal ini muncul seiring meningkatnya kesadaran investor di seluruh dunia khususnya di negara non muslim.
Pada 2014, Inggris mendeklarasikan diri sebagai negara non muslim Eropa pertama yang menerbitkan surat utang syariah. Menyusu Hong Kong, Afrika Selatan, dan Luxemburg.
Selain negara, sejumlah perusahaan besar dunia juga mulai melirik produk keuangan syariah ini. Goldman Sach Bank of Tokyo-Mitsubishi dan Société Générale adalah sedikit dari contohnya.
Managing Director dari Lembaga Pelatihan dan Konsultan Dubai, PROGRESS, Nada Saeed, meski menganut prinsip syariah dan tak mengikuti model keuangan tradisional, sistem ini mampu menarik minat Hong Kong yang menerbitkan sukuk US$ 1 miliar.
" Dua per tiga dari investor datang dari negara di luar dunia muslim," katanya mengutip laman Zawya, Selasa, 20 Januari 2015.
Fakta ini secara jelas menunjukan jika struktur dan proporsi nilai produk menjadi daya tarik tak hanya investor muslim tapi juga non muslim.
Nada mengungkapkan kebutuhan profesional syariah terlatih tak hanya datang dari negara-negara Timur Tengah. Fenomena ini justru telah mendunia dan terjadi hampir di setiap negara.
Seperti diketahui, bisnis syariah di dunia memang tengah berkembang pesat. Tak hanya di sektor keuangan, investor juga mulai melirik bisnis makanan halal, fashion dunia muslim, hingga farmasi halal. (Baca: Gurihnya Bisnis Syariah)
Belum lama ini, laporan terbaru dari Dubai Islamic Economy Development Centre (DIEDC) bekerja sama dengan Thomson Reuters dan DinarStandard bertajuk State of the Global Islamic Economy (SGIE) for 2014-15, mengungkapkan data terbaru bisnis syariah dunia
Alokasi belanja konsumen muslim dunia terhadap makanan dan gaya hidup tumbuh 9,5 persen pada tahun lalu. Diperkirakan, penduduk muslim dunia telah menguras uang hingga US$ 2 triliun.
Pertumbuhan belanja konsumen muslim dunia tak berhenti disitu. Diperkirakan dalam empat tahun ke depan, pengeluaran konsumen muslim akan menguras kocek lebih dalam. Ditaksir lebih dari US$ 3,7 triliun akan dikeluarkan pada 2019 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 10,8 persen per tahun. (Baca: Infografis: Gurita Bisnis Syariah Dunia)
Tak heran bila pasar negara muslim tengah jadi target. Kini giliran para pebisnis dunia online atau e-commerce yang ramai-ramai menyasar pangsa pasar gaya hidup muslim yang terus tumbuh signifikan.
Dari perjalanan wisata hingga ke portal belanja, pengusaha online terus berusaha menangkap peluang dari gaya hidup muslim. Selain makanan halal, gaya hidup muslim telah berkembang ke bidang-bidang lain seperti pariwisata, fashion dan kartu kredit.
Kecuali makanan, sekitar 1,6 miliar muslim bersedia untuk membeli sebagian besar barang dan jasa dari pasar konvensional. Namun mereka juga berharap ada perluasan area produk yang sesuai dengan prinsip agama Islam.
Berita Bisnis Syariah Lainnya:
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun