Embargo Dicabut, Keuangan Syariah Langsung Melesat

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 22 Desember 2016 16:44
Embargo Dicabut, Keuangan Syariah Langsung Melesat
Gubernur Bank Sentral Iran, Valliolah Seif, bahkan didapuk menjadi pemimpin Islamic Financial Sercives Board (IFSB).

Dream – Januari 2016, perekonomian Iran mulai bisa “ menghirup napas lega” setelah bertahun-tahun mendapatkan sanksi ekonomi dari PBB dan Amerika Serikat tuduhan pengembangan nuklir.

Sejak itulah, Iran mulai membangkitkan perekonomiannya, mulai dari menjalin kerja sama ekonomi dengan berbagai pihak hingga mengembangan keuangan syariah.

Ya, keuangan syariah. Industri keuangan syariah diprediksi akan menjadi penggerak utama perekonomian Iran yang memiliki aset sekitar US$448 miliar (Rp6.019,61 triliun).

Dilansir dari Press TV, Kamis 22 Desember 2016, sistem perbankan di Iran telah terhubung dengan sistem keuangan global dengan baik sebagai institusi keuangan syariah, khususnya di Asia Tenggara.

Bahkan, Gubernur Bank Sentral Iran, Valliolah Seif, akan menjadi pemimpin Islamic Financial Sercives Board (IFSB) pada tahun 2017. Masa kepimpinannya ini akan efektif per 1 Januari 2017.

Penunjukan Seif sebagai petinggi IFSB ini bisa mengintegrasikan kembali sistem keuangan Iran pasca embargo. Penunjukan ini juga bisa membantu Iran untuk meningkatkan praktik-praktik keuangan dengan pusat keuanan syariah di Asia dan Timur Tengah.

Lebih dari tiga dekade, seluruh bank di Iran sudah sesuai dengan prinsip syariah. Ada 34 bank syariah dengan aset sekitar US$450 miliar (Rp6.046,49 triliun) atau setara dengan aset perbankan syariah di Malaysia dan Arab Saudi.

Ketua Institut Perbankan Iran, Mehdi Razavi, mengatakan aset perbankan syariah di Iran tidak kurang dari US$518 miliar (Rp6.960,18 triliun) dan menjadikan negara ini menjadi negara yang punya aset keuangan syariah terbesar di dunia. Aset yang dimiliki Iran ini sepertiga dari aset perbankan syariah dunia yang diprediksi sebesar US$1,5 triliun (Rp20.154,96 triliun).(Sah)

Beri Komentar