Cerita Sukses Pria Meja Lipat Rp 132 Juta

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 22 Agustus 2016 08:43
Cerita Sukses Pria Meja Lipat Rp 132 Juta
Meski kehidupannya sulit, membagi kebahagiaan adalah awal kunci berkembang bisnis yang ditekuninya.

Dream - " Urip kuwi mung mampir ngombe, mulo yen iso tumindak o laku sing utomo."  Hidup ini singkat, layaknya mampir minum, jadi lakukanlah yang terbaik dan bantu orang selagi bisa.

Begitulah pesan yang dianut Mardiono. Pria asal Pajang, Surakarta itu begitu mendalami
pepatah Jawa dalam kehidupannya.

Pepatah itu begitu meresap ke dalam sanubarinya. Meski usaha percetakan yang ditekuninya
selama 16 tahun mengalami kesulitan pada pertengahan 2013-an, dia tak menyerah.

Justru kesulitan itulah yang mendorongnya berkreasi. Dari hasil observasi tercetuslah ide membuat kreasi meja lipat berkarakter.

Dia melihat meja lipat akan terus digunakan selama anak-anak sekolah ada. Tetapi, dia ingin
meja lipat buatanya punya makna.

" Kemudian saya mencoba dan membuat sesuatu yang lucu dan cerah, maka tercetuslah ide
untuk membuat meja berkarakter lucu," kata Mardiono saat ditemui Dream di Wisma 77, Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2016.

1 dari 5 halaman

Uang Modal 'Hilang'

Uang Modal 'Hilang' © Dream

Dream - Meski begitu, realisasi pengerjaan ide meja lipat berkarakter itu tak mudah. Berbagai aral rintangan harus dia hadapi.

Persoalan pertama yang dia hadapi adalah perkara modal usaha. Dia bercerita, awalnya dia telah mengumpulkan uang sebesar Rp500 ribu sebagai modal untuk membeli papan multiplex dan bahan baku lainnya.

" Tapi, karena ada seorang teman yang butuh, jadi dipinjamkan dahulu," kata dia sembari mengingat peristiwa dua tahun lalu itu.

Sayangnya, uang yang dia pinjamkan itu tak kembali. Dia harus mulai menabung dari awal lagi.

Barulah pada awal 2014, dia kembali dapat menghasilkan cukup uang untuk modal usahanya. Proses produksi meja lipat itu pun akhirnya dimulai.

Dia awalnya membuat 30 unit meja berkarakter dengan lima varian karakter ciptaannya. Lima varian karakter itu dibuat untuk menghindari gugatan hak cipta.

2 dari 5 halaman

Kegagalan Pertama

Kegagalan Pertama © Dream

Dream - Seiringnya proses produksi, proses menjual pun dilakukan. Gegap gempita Car Free Day yang digelar disepanjang Jalan Slamet Riyadi, tiap Minggu pagi menjadi debut produk tersebut.

Dia memajang produknya di depan kawasan Taman Rekreasi Sriwedari. Untuk satu unitnya dia mematok harga Rp35 ribu.

Reaksi masyarakat berdatangan. Bentuk lucu meja lipat berkarakter membuat masyarakat di Car Free Day penasaran untuk melihat-lihat. Dia mengatakan produk debutnya itu berkualitas kurang sempurna.

" Ya intinya bahan yang digunakan masih biasa saja. Soalnya, kalau enggak segera memulai, nggak jalan-jalan," ucap pria kelahiran 17 Februari 1962.

Lima unit meja lipat berkarakter laku terjual. Meski jauh dari harapan, dia tetap bersyukur.

3 dari 5 halaman

Mencoba Tokopedia

Mencoba Tokopedia © Dream

Dream - Kegagalan penjualan tak membuatnya berhenti berproduksi. Walhasil, selama tiga minggu meja lipat kreasinya menumpuk.

Obrolan dengan sang putra, Ardy Wicaksono pun muncul. Mereka berbincang mengenai kegagalan penjualan produk itu.

Pemuda yang berkuliah di Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Sebelas Maret Surakarta itu mengenalkan sang ayah pada laman jual beli Tokopedia. Menggunakan akun Meja Lipat Solo, kolaborasi ayah-anak ini mulai direspon pangsa pasar dunia digital.

Pelanggan pertama yang memesan produk Mardiono adalah seorang dermawan yang ingin menyumbang kepada panti asuhan. Sang dermawan itu berpikir ingin memberikan produk yang bermanfaat bagi panti asuhan itu.

" Dermawan tadi memberikan catatan, kebutuhan produk untuk panti asuhan itu lebih dari dana yang dia miliki, dia meminta saya untuk 'menambahi'," ucap dia dengan bersemangat.

Dia kemudian mengikhlaskan produk buatannya dengan harga di bawah nilai jual. Dia beralasan produk meja lipat karakter tersebut dapat berguna untuk anak-anak di panti asuhan itu.

 

4 dari 5 halaman

Awal Kesuksesan

Awal Kesuksesan © Dream

Dream - Perlahan tapi pasti gerak produksi meja lipat berkarakter mulai berkembang. Permintaan pasar terhadap meja lipat berkarakter mulai berdatangan. Karena munculnya keluhan mengenai kualitas produk, dia pun mulai meningkatkan kualitas bahan baku produksi. Dengan penambahan kualitas itu otomatis harga yang dia tawarkan ke konsumen bertambah menjadi Rp55 ribu untuk per unitnya.

Meski harga bertambah, pelanggan tetap tergoda dengan untuk membeli produk itu. Malahan, permintaan meja lipat berkarakter semakin naik.

Dia akhirnya meminta enam orang karyawan untuk membantu proses pengerjaan meja lipat itu.

Ruang kerja seluas 50 meter persegi di belakang rumah Mardiono di Gang Sekarjagad V, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan menjadi lokasi produksi.

Dalam sehari, 70-80 unit meja lipat berkarater dihasilkan. Tetapi, bagi dia jumlah itu masih jauh di bawah rata-rata permintaan pelanggan.

" Permintaan pelanggan kini dapat mencapai 100 unit per harinya," kata dia.

Permintaan itu membawa perubahan signifikan bagi kehidupan keluarganya. Pria yang tak mengeyam pendidikan hingga kuliah itu bersyukur dapat terus berbuat kebaikan. Dia dengan rendah hati menjawab omzet yang didapatnya selama berjualan meja lipat selama sebulan.

" Hitung saja mas, 80 unit per hari dikalikan Rp55 ribu," ucap dia sembari tersenyum.

 

5 dari 5 halaman

Prestasi, Keberhasilan, dan Mimpi

Prestasi, Keberhasilan, dan Mimpi © Dream

Dream - Keberhasilan penjualan meja lipat berkarakter juga dilirik oleh Tokopedia. Nama Mardiono dan Ardy Wicaksono dinominasikan untuk meraih Tokopedia Award 2016.

Melalui pemungutan suara dari pengguna Tokopedia, Mardiono dan Ardy Wicaksono akhirnya menjadi yang tertinggi. Dia berhak mendapat Rp50 juta.

Hadiah itu, kata dia, ingin diinvestasikan untuk proses produksi meja lipat berkarakter. Dia akan membangun sebuah lokasi pabrik baru di kawasan Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo.

Lokasi pabrik baru itu akan digunakan untuk mewujudkan mimpinya. Dia ingin menjadikan meja lipat untuk membantu penyandang disabilitas dan warga lingkungan sekitarnya untuk bekerja.

" Keinginan saya untuk meningkatkan pendidikan orang berkebutuhan khusus. Itu saja yang belum terwujud," ucap dia menjelaskan.

Dia membagi kunci suksesnya kepada para calon wirausaha muda agar tidak patah arang dalam berkreasi.

" Pendidikan saya mungkin memang tidak tinggi, namun kreativitas bisa mengubah hidup saya dan orang-orang yang menggunakan produk saya,” ucap dia.

Beri Komentar