UMKM Bisa Bangkit Dari Pandemi Covid-19. (Foto: Shutterstock)
Dream – Situasi pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia telah melemahkan ekonomi. Perusahaan besar dan UMKM terdampak pandemi tersebut. Bahkan, pengusaha kecil kini harus berjuang lebih gigih karena masyarakat menahan pengeluaran mereka.
Namun kondisi ini tidak berarti membuat UMKM harus pasrah dan menyerah kepada keadaan. Sektor ini harus mampu untuk bangkit.
Dikutip dari keterangan tertulis IPB, Jumat 12 November 2020, Dosen IPB University dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Mukhamad Najib, mengatakan UMKM merupakan bisnis yang sangat berpeluang untuk bangkit usai pandemik ini.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh UMKM untuk bangkit dan keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.
Pertama, UMKM harus segera atur ulang pengeluaran dan alokasi biaya-biayanya agar lebih efisien. Saat krisis, cash flow adalah kunci. Agar bisnis tidak mati diserang krisis, cash flow harus bisa dijaga.
Salah satunya dengan mengatur ulang pengeluaran dan alokasi biaya. Ia juga menyarankan agar UMKM bisa melihat kembali semua pengeluarannya, dan menentukan prioritas pengeluaran lebih ketat lagi.
Kedua, pemilik UMKM harus bisa menjaga kekompakan dan semangat tim untuk bisa bangkit dari krisis secara bersama. Dalam situasi ini, UMKM perlu mengupayakan agar tidak ada pemecatan. Jika ada pemecatan, semangat bersama bisa lemah dan berakibat fatal bagi bisnis.
“ Saat krisis, kita justru membutuhkan kerja tim yang lebih tinggi agar bisa bertahan dan keluar dari krisis,” kata Najib.
Pengelola UMKM harus bisa membangun loyalitas karyawan di masa krisis agar mereka bisa memahami situasi ini dengan baik dan mau bersama-sama berjuang untuk keluar dari krisis. Jika hal tersebut bisa dilakukan, langkah berikutnya adalah secara cermat mengenali kebutuhan konsumen yang berubah di masa pandemi.
Ketiga, UMKM harus bisa beradaptasi. Tentu banyak perubahan dari sisi perilaku konsumen. Perubahan itu bisa mencakup kebutuhan akan produk maupun layanan. Contohnya, saat ini konsumen lebih peduli dengan kesehatan. Produk yang berkaitan dengan kesehatan akan lebih banyak diminati.
Selain itu, dari sisi layanan, konsumen lebih memilih yang less contact, termasuk dalam sistem pembayaran, sehingga UMKM harus bisa cepat beradaptasi dengan situasi ini.
Najib mengatakan UMKM perlu menyesuaikan produk dan layanannya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsumen menjadi penentu dari keberlanjutan bisnis UMKM
“ Penting bagi UMKM untuk beradaptasi dengan kebutuhan konsumen yang berubah,” kata dia.
Terakhir, UMKM perlu memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital, baik sebagai sistem pembayaran maupun alat untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Mau tidak mau, kata Najib, harus bisa menyesuaikan diri dengan dunia digital. Konsumen, terlebih konsumen milenial, saat ini lebih nyaman melakukan transaksi cashless dan mereka sehari-hari bersama internet. Pemasaran pun lebih efektif untuk menjangkau mereka.
“ Saya berharap UMKM bisa segera bangkit dan keluar dari krisis, sehingga ekonomi nasional juga bisa tumbuh positif kembali,” kata dia.
Saat ini, pemerintah sudah memberikan banyak program pemulihan ekonomi yang ditujukan kepada UMKM. Sekarang tinggal bagaimana UMKM bisa menyambut program pemerintah tersebut dengan baik.
“ UMKM tidak hanya sekedar bisa keluar dari krisisi ini, tapi bisa lebih maju lagi selepas pandemi ini,” kata dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.