Dream - Tingginya permintaan untuk pendanaan jangka panjang dari sektor korporasi Eropa menjadi peluang besar bagi sukuk untuk tampil sebagai sumber pendanaan alternatif, menurut penelitian terbaru oleh Deloitte.
Korporasi Eropa saat ini sedang mencari sumber pendanaan jangka panjang yang layak, sementara investor Asia dan Timur Tengah juga membutuhkan aset yang cocok untuk portofolio mereka.
Seperti dikutip dari Gulf News, para ahli mengatakan saling melengkapi demand dan supply instrumen itu, membuat sukuk dipandang sebagai solusi pembiayaan yang ideal.
" Kebutuhan perusahaan dari Eropa untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang yang membutuhkan modal besar terkendala oleh langkanya pembiayaan utang. Pada saat yang sama, ada kebutuhan dari investor Asia Timur Tengah dengan pendanaan syariah di negara maju," ujar kata Joe Al Fadl, mitra dan pemimpin Industri Jasa Keuangan di Deloitte Timur Tengah.
" Korelasi antara kebutuhan korporat Eropa dan investor di Timur Tengah dan Asia menjadi potensi yang kuat untuk inisiasi produk dan pasar sukuk," jelasnya.
Krisis keuangan global telah memicu kerentanan pasar seperti volatilitas yang tinggi dan kurangnya likuiditas di pasar modal. Hal ini telah meningkatkan kebutuhan pembiayaan alternatif yang memiliki risiko yang seimbang dan karakteristik imbal hasil yang meningkatkan modal dan ekuitas dalam industri keuangan.
" Menanggapi beberapa kekuatan global, lembaga jasa keuangan sekarang diwajibkan untuk mematuhi peraturan perubahan modal mendasar. Persyaratan Basel III menekankan pada kualitas modal dan kebutuhan untuk peningkatan ekuitas umum,” kata Dr Hatim Al Tahir, Pemimpin Deloitte Timur Tengah dan Islamic Finance Knowledge Center.
“ Basel IV muncul untuk melengkapi persyaratan ini dan menyoroti pentingnya instrumen modal dan eksposur utang tidak hanya di lembaga perbankan, tetapi juga di dunia usaha. Ini akan mengusulkan revisi untuk risiko kredit," tambahnya.
Para ahli mengatakan pasar modal syariah secara unik diuntungkan iklim saat ini dengan menciptakan instrumen utang dan ekuitas inovatif yang sesuai syariah yang mampu memenuhi peningkatan permintaan pendanaan proyek-proyek infrastruktur, baik di negara berkembang dan maju.
Hal itu ditunjang dengan sejumlah negara Eropa yang telah memperkenalkan undang-undang dan peraturan untuk memfasilitasi pertumbuhan pasar sukuk.
Menurut Bank Dunia, saat ini, negara-negara berkembang menghabiskan sekitar US$ 1 triliun per tahun pada infrastruktur. Tambahan US$ 1 sampai 1,5 triliun akan dibutuhkan hingga 2020 untuk proyek-proyek seperti pengadaan air, listrik dan transportasi. (Ism)
Advertisement
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern