Kesehatan Mental Perlu Dijaga, Jangan Ragu Konsultasi Online

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 1 September 2021 19:12
Kesehatan Mental Perlu Dijaga, Jangan Ragu Konsultasi Online
Bukan hanya harus memperhatikan kesehatan fisik, tapi juga mental.

Dream – Situasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung hingga saat ini tak dipungkiri kerap menimbulkan masalah fisik dan mental. Kesehatan kini jadi hal yang paling utama untuk selalu dijaga.

Dengan kondisi saat ini layanan konsultasi online jadi alternatif yang cukup aman. Salah satu yang menyediakannya adalah Good Doctor. Aplikasi kesehatan ini baru saja membuat program “ Super Warrior Wellness Program” untuk AXA Financial Indonesia (AFI), salah satu mitra jangka panjang Good Doctor di Indonesia.

“ Super Warrior Wellness Program adalah fitur manajemen kebugaran dari Good Doctor yang mencakup berbagai instrumen pemeriksaan kesehatan fisik dan mental secara mandiri, yang dirancang untuk membantu pengguna yang membutuhkan dukungan tambahan untuk segera pulih dari gangguan fisik dan mental," kata Danu Wicaksana, Managing Director Good Doctor Technology Indonesia, dalam webinar yang digelar 1 September 2021.

Terdapat layanan ketersediaan konsultasi dokter online serta berbagai layanan dari aspek kesehatan fisik seperti pengobatan untuk diabetes, gangguan kardiovaskular dan isu kesehatan terkait dengan polusi area, gangguan musculoskeletal, obesitas dan kecanduan alkohol serta rokok. Selain itu juga layanan dari aspek kesehatan mental, seperti pengelolaan stress, depresi, gangguan tidur, kurangnya rasa percaya diri dan kecemasan.

 

1 dari 5 halaman

Dalam acara yang sama, Inez Kristanti seorang psikolog mengungkap studi soal kecemasan dari 33 provinsi di Indonesia. Hasilnya, 72% partisipan mengalami gangguan kecemasan dan 23% lainnya merasa tidak bahagia.

Gejala kecemasan yang dilaporkan meliputi kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, khawatir yang berlebiha, mudah marah dan kesal serta sulit untuk rileks.

Good Doctor

" Hindari terlalu memusingkan kekhawatiran yang terjadi di luar kendali manusia namun lebih fokus kepada apa yang bisa kita kendalikan. Ada yang bisa kita kendalikan seperti menjaga kesehatan, patuh protokol kesehatan, dan melakukan aktivitas yang bermanfaat,” ujarnya.

Jika masalah atau gejala kecemasan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari, Inez menyarankan untuk segera mencari bantuan profesional. Menurutnya, tidak dapat bila mendiagnosa sendiri berdasarkan ciri-ciri yang ada di internet.

Laporan: Elyzabeth Yulivia

2 dari 5 halaman

Psikiater Ungkap 3 Pola Pikir yang Kerap Memicu Masalah Mental

Dream – Kondisi pandemi tak dipungkiri memicu banyak orang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Level stres tinggi, kecemasan, dalam kondisi yang serba tak pasti sangat berisiko membuat orang menjadi depresi atau mengalami masalah mental.

Psikiater Ungkap 3 Pola Pikir yang Kerap Memicu Masalah Mental

Mengontrol pikiran dalam kondisi sehat saat ini memang tak mudah. Zulvia Oktaninda Syarif, seorang dokter spesialis kejiwaan atau psikiater mengungkap dalam akun Instagramnya, kalau ada tiga pikiran yang sebaiknya dihindari.

Tiga pola pikir kerap membuat seseorang stres, mengalami masalah cemas, bahkan depresi. Apa saja?

1. " I must be well"
Pola pikir ini memiliki kata kunci ‘saya harus…’. Lebih lanjut ia memberi contoh seperti saya harus baik, saya harus pintar, saya harus berhasil, dan masih banyak lagi.

2. " You (or people) must treat me well"
Kata kunci dalam pola pikir ini adalah ‘kamu/dia/mereka harusnya…..’. Lebih lanjut, dr. Vivi sapaan akrabnya, memberi contoh, seperti 'kamu harusnya mengerti saya', 'suami mesti paham', 'dia harus berubah', 'mereka mestinya mendukung saya', dan masih banyak lagi.

3. " Life must be fair"
Pola pikir ini memiliki kata kunci ‘hidup/situasi mestinya….’. Ia memberi contoh seperti hidup itu harusnya adil, 'gara-gara PPKM nih, kantor mestinya memfasilitasi saya" , dan masih banyak lagi.

3 dari 5 halaman

Pola pikir ini sama-sama mengandung keharusan. Dokter Vivi ini menyebutkan bahwa ada keharusan yang tidak rasional, disadari atau tidak disadari dan menjadi pola pikir yang menjebak lingkaran pikiran, perasaan serta perilaku yang tidak sehat.

“ Sesungguhnya tidak ada yang ‘harus’ di dunia ini. Semua itu kamu yang buat sendiri di kepalamu (bisa jadi terpengaruh dari caramu dibesarkan atau lewat pengalaman hidupmu),” tulis dokter Vivi dalam keterangan videonya.

Ia menambahkan ambisi dan motivasi sehat penting untuk memacu diri menjadi lebih baik. Ketiga pola pikir tersebut tidak sehat dan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan (anxiety), depresi, atau gangguan lainnya.

" Mulai sadari mindsetmu. Ubah dengan cara bantah pikiranmu, debat pikiranmu, munculkan pemikiran lain yang lebih rasional. Bila sulit dilakukan sendiri, silakan cari bantuan profesional kesehatan mental ya," pesan dr. Vivi.

Laporan Elyzabeth Yulivia/ Sumber: dr. Vivi Syarif

 

4 dari 5 halaman

Dokter Jelaskan Alasan Kulit Terasa Gatal Saat Stres

Dream - Kondisi kulitmu bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari produk perawatan kulit yang digunakan, cara pemakaiannya, gaya hidup, serta stres.

Mungkin, kamu sudah melakukan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat. Ternyata hal tersebut tidak cukup untuk menjaga kesehatan kulit jika belum bisa mengontrol stres.

Stres tidak hanya menimbulkan jerawat atau memicu produksi minyak berlebih, tapi juga bisa menyebabkan kulit gatal. Hal ini dijelaskan oleh dokter sekaligus fitness influencer, Danar Wicaksono.

5 dari 5 halaman

Hubungan kulit dengan otak

      View this post on Instagram      

A post shared by Danar Wicaksono (@dr_danar)


" Jadi di tubuh kita ada hubungan antara otak sama kulit yang dihubungkan oleh Brain-Skin Axis," katanya dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya.

" Saat stres, otak kita akan mengeluarkan suatu zat yang akan merangsang munculnya sel-sel radang yang diedarkan ke seluruh tubuh sebagai bentuk pertahanan," ungkapnya.

Saat sel tersebut sampai ke kulit, sel radang akan mengakibatkan peradangan yang menimbulkan rasa gatal.

Di samping itu, kulit pun memproduksi sel radang sendiri.  Hal inilah yang membuat rasa gatal yang dirasakan semakin hebat. (mut)

Beri Komentar