Masker Medis/ Foto: Shutterstock
Dream - Penyebaran virus Covid-19 tak kunjung berakhir, justru bermunculan varian baru yang memicu kepanikan banyak pihak. WHO baru saja mengumumkan varian Omicron yang harus diwaspadai.
Virus ini sudah terdeteksi di Indonesia. Mungkin banyak yang menganggap sepele, karena sudah divaksin dan protokol kesehatan akhirnya tak dilakukan dengan baik. Faktanya, kita tetap harus mengenakan masker filtrasi tinggi untuk melindungi diri dan orang lain.
CDC (Centers for Disease Control and Prevention)/ Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, kembali mengingatkan untuk mengenakan masker dengan dua atau lebih lapisan bahan. Bisa menutup hidung serta mulut dengan baik, dan tanpa celah.
Masker medis, surgical, N95 sangat disarankan. Sementara, pemakaian masker kain cenderung tak dianjurkan. Jika pun menggunakannya, kenakan masker medis lebih dulu baru kemudian masker kain
" Masker kain memang masih oke tapi bukan perlindungan terbaik. Kita tidak bisa hanya mengandalkannya, sama seperti kita tidak hanya mengandalkan vaksin," ujar dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine, dikutip dari YahooLife.
Menurut Dr. Thomas Russo, profesor dan kepala penyakit menular di Universitas Buffalo New York, mengatakan tidak semua masker kain dibuat sama. Biasanya tak memiliki fitur seperti kawat hidung logam, tiga lapisan, dan filter yang dapat diganti.
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa masker bedah memiliki potensi untuk memberikan perlindungan yang besar. Lebih baik menggunakannya saat terpaksa harus ke area publik, terutama dalam situasi yang ramai.
Dream - Penggunaan masker dalam situasi pandemi seperti sekarang sudah jadi kebutuhan. Jika sebelumnya kita hanya direkomendasikan memakai masker kain, kini justru sebaiknya menggunakan madker dua lapis.
Lapis pertama menggunakan masker medis, lalu lapis kedua menggunakan masker ini. Hal ini lantaran virus Covid-19 varian delta yang penularannya jauh lebih cepat dan mudah.
Sahabat Dream mungkin sudah menyetok masker medis di rumah. Saat memilih masker medis, ternyata kita harus selektif. Jangan sampai membeli masker medis yang palsu.
Kini banyak yang menjual masker dengan harga murah tapi tak diketahui kualitas, keaslian dan efektivitas perlindungannya. Dokter RA Adaninggar, SpPD, salah satu tim dari @pandemictalks memaparkan di akun Instagramnya @drningz cara membedakan masker medis palsu dan asli.
Bagaimana caranya? Yuk simak.
1. Periksa izin edar Kemenkes
Buka situs infoalkes.kemkes.go.id. Selama ada tipe atau merek masker yang dibeli berarti asli. Hal ini karena sudah lolos uji dari Kemenkes dan memenuhi syarat filtrasi untuk masker medis.
2. Uji visual
Masker medis yang baik terdiri dari 3 lapis dengan lapisan tengah seperti tissue yang bersifat elektrostatis. Biasanya yang palsu lapisan tengah berupa kertas.
3. Uji air
Masker medis harus waterproof karena harus menahan percikan droplet dari si pemakai. Untuk masker yang asli, air tidak merembes/ bocor. Sementara masker yang palsu, air akan merembes dan bocor.
4. Uji api
Masker medis yang asli bila dibakar akan meleleh dan tidak gosong. Jika gosong berarti ada lapisan kertas atau palsu.
5. Uji tiup
Bila kita menium menggunakan masker medis yang asli maka api tidak akan mudah padam karena filtrasinya baik.
Dream - Kondisi penularan Covid-19 varian delta di Indonesia begitu cepat. Hal ini membuat lonjakan kasus naik sangat signifikan. Demi perlindungan diri, Satgas Covid19 dan WHO sangat dianjurkan untuk menggunakan masker dua lapis saat terpaksa harus keluar rumah.
Masker yang dianjurkan adalah masker medis di dalam dan masker kain di luar. Pastikan kondisi masker medis menutup mulut dan hidung dengan rapat. Pilih masker medis yang berbahan lembut dengan pengkait nyaman di telinga.
Untuk masker kedua, cari masker kain yang berbahan lembut dan memiliki lapisan pelindung. Dikutip dari Chicago Tribune, akan lebih nyaman jika menggunakan masker kain yang diikat di kepala dan bukan disangkutkan di telinga.
Melapisi masker kain di atas masker bedah atau medis akan membantu seluruh pengaturan lebih pas dan menghilangkan celah di sekitar sisi wajah atau hidung. Pastikan posisinya nyaman.
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menggabungkan dua masker sekali pakai sekaligus. Ini justru akan membuat terasa sesak dan tak nyaman. Akan lebih baik setok banyak masker medis sekali pakai dan masker kain cadangan.
Pilih masker kain yang terbuat dari beberapa lapis kain yang dianyam rapat dan dapat bernapas yang juga dilengkapi kawat hidung, yang dapat membantu meningkatkan ukuran masker. CDC/ Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat) merekomendasikan untuk mengikat, melipat, lalu menyelipkan loop telinga masker 3 lapis agar lebih nyaman dan rapat.
Bagaimana dengan KN95? KN95 tidak memerlukan modifikasi strap. Idealnya, masker jenis ini dapat menyaring hingga 95% partikel di udara. Jangan memakai masker KN95 dengan katup pernafasan, yang dapat menyebabkan tetesan pernapasan bocor masuk atau keluar dari masker. Jangan juga gabungkan masker KN95 dengan masker KN95 lain atau jenis masker lainnya.
Untuk kenyamanan, jika terpaksa harus beraktivitas cukup lama di luar rumah, bawa masker cadangan. Ganti segera tiap 5 jam atau ketika masker dalam kondisi basah.
Advertisement
Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta
Alasan Orang Korea Sangat Percaya MBTI Bisa Ungkap Kepribadian
Presiden Prabowo Bertemu Marc Marquez dan Pebalap Tanah Air Bahas Sport Tourism
Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Menag Tanggapi Isu Pelibatan Santri dalam Pengecoran Gedung
Cara Mudah Bikin Parfum Bareng Casablanca di Campus Beauty Fair