Minuman Sehat
Dream ─ Zaidul Akbar, dokter sekaligus yang mempopulerkan Jurus Sehat Rasulullah (JSR), seringkali membagikan inspirasi untuk menerapkan gaya hidup sehat. Lewat akun Instagramnya @zaidulakbar, beberapa resep ramuan minuman atau pilihan makanan sehat kerap diunggahnya, untuk membantu meredakan keluhan tertentu.
Terbaru, ia mengunggah ramuan minuman bagi yang memiliki keluhan penumpukan lemak di daerah jantung atau jantung koroner. Penyakit jantung koroner, dikutip dari dinkes.kulonprogokab.go.id adalah penyakit yang disebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh arteri koroner atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.
Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner. Bila mengalami keluhan tersebut bisa membuat minuman yang merupakan campuran jahe, serai, ketumbar, kayu manis, dan air panas.
" Bismillah, jadi ini resep untuk membersihkan lemak yang ada di jantung," kata dr. Zaidul dalam video yang diunggahnya.
Berikut resepnya, Sahabat Dream mungkin ingin membuat sendiri di rumah
Bahan:
- Jahe sejempol dengan kulitnya
- Sereh 2 buah
- Ketumbar non bleeching 11 biji
- Kayu manis setengah kelingking atau sedikit saja
Cara membuat:
- Iris semua bahan bahannya lalu masukan air panas
- Biarkan sampai larut semua bahan di dalam air
- Bisa segera diminum
Ia menyarankan untuk meminum ramuan ini sebanyak satu hingga dua kali dalam sehari. Lakukan dalam kurun waktu tiga bulan untuk hasil yang optimal agar jantung dan pembuluh darah bersih sempurna.
Dokter Zaidul juga menyarankan untuk menghindari makanan yang digoreng dengan minyak, makanan atau minuman manis dari gula pasir, dan tepung-tepungan.
" Rutinkan makan alpukat sebutir sehari, puasa sunnah juga sangat membantu perbaikan," pesan dari dr. Zaidul.
Laporan Abinsha Nurmaulida
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Banyak kasus pesohor dan orang ternama meninggal di usia muda karena adanya masalah jantung. Seperti yang baru dialami mendiang Maura, anak Nurul Arifin dan Mayong Suryol Laksono.
Menurut pihak keluarga, gadis cantik berusia 28 tahun itu meninggal mendadak di rumahnya karena henti jantung mendadak. Kondisi jantung yang bermasalah identik dengan mereka yang berusia senja, padahal anak muda juga bisa mengalaminya.
Dikutip dari KlikDokter, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI (Riskesdas) tahun 2013, penyakit jantung koroner mencapai 12,1 persen dari populasi. Sebanyak 39 persen di antaranya diderita oleh kelompok usia muda, yaitu kurang dari 44 tahun.
Sebanyak 22 persen penderita jantung usia muda tersebut berusia 15-35 tahun. Lalu apa pemicu utama terjadinya masalah jantung pada usia muda? Berikut daftarnya.
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan kondisi serius bila terjadi sejak dini. Kondisi ini sering tidak terdeteksi karena tak ada gejala. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dari keluarga.
Perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Contohnya dengan menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan aktivitas fisik, membatasi konsumsi garam, dan menghindari rokok.
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri, sehingga mengalami penyempitan dan berisiko mengalami penyakit jantung. Proses penyakit ini disebut sebagai aterosklerosis.
Hal ini dapat timbul saat usia muda. Kandungan kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewan. Misalnya daging, telur, produk susu, dan makanan yang tinggi akan lemak jenuh.
Pada beberapa kasus, kolesterol tinggi merupakan faktor keturunan. Faktor risiko lainnya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
Lebih dari 90.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit jantung akibat merokok. Data dari Kementerian Kesehatan RI 2017 menyebut, sebanyak 2-3 dari 10 anak Indonesia usia 15-19 tahun merupakan perokok aktif. Jumlah perokok usia anak (di bawah 18 tahun) juga meningkat dari 7,2 persen tahun 2013 menjadi 8,8 persen tahun 2016. Lebih mengkhawatirkan lagi, 34,71 persen anak usia 5-17 tahun diketahui mengisap lebih dari 70 batang rokok per minggu (SUSENAS, 2016).
Di antara usia muda yang memiliki risiko penyakit jantung sangat rendah, merokok dapat menyebabkan 75 persen kasus penyakit jantung. Tak hanya itu, semakin lama seseorang merokok, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.
Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah dan menambah tekanan pada jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa merokok meningkatkan detak jantung, tekanan pembuluh darah arteri besar, dan dapat menciptakan detak jantung yang tidak teratur. Hal itu kerja jantung makin berat.
Obesitas termasuk faktor risiko utama penyakit jantung. Di Indonesia, berdasarkan data terbaru dari Riskesdas 2018, jumlah anak yang gemuk atau obesitas di Indonesia mencapai 8 persen.
Angka tersebut mengalami penurunan—12,2 persen tahun 2007 dan 11,9 persen tahun 2013. Meski demikian, ini tetap harus diwaspadai. Penyebab obesitas beragam, meliputi faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, penyakit, dan konsumsi kalori lebih banyak daripada yang digunakan sehari-hari.
Seseorang yang tidak berolahraga juga akan meningkatkan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
Aktivitas fisik akan membantu mengendalikan berat badan, memperkuat tulang, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL), dan mengurangi tingkat stres. Sehingga, risiko penyakit jantung bisa diminimalkan.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.