Jarang yang Tahu, Ini Posisi Ideal Menyetel Spion Mobil

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 14 November 2018 11:44
Jarang yang Tahu, Ini Posisi Ideal Menyetel Spion Mobil
Dengan begitu, pengemudi bisa melihat kendaraan lain di belakang dan blind spot bisa ditekan.

Dream – Kaca spion menjadi salah satu bagian vital untuk kendaraan, termasuk mobil. Dengan spion, pengendara bisa melihat posisi kendaraan lain di belakang. 

Namun sopir tak bisa sepenuhnya mengandalkan kaca spion. Dalam berkendara dikenal istilah blind spot. Ini adalah titik buta dimana pengendara tak bisa melihat mobil yang berada cukup dekat di sampingnya.  

Meski posisi spion sangat penting masih saja ada pengendara nakal yang abai soal perlengkapan berkendara ini. Banyak juga pengendara yang tak tahu posisi yang idel untuk menempatkan posisi spion mobil.

Padahal jika spion dipasang dengan posisi yang tepat, pengendara bisa melihat kendaraan lain di belakang dengan baik. blind spot juga bisa dikurangi.

Posisi kaca spion yang ideal adalah kaca harus bisa membantu memperlihatkan (menampakan) bagian dari seperempat body mobil. Pengemudi tak disarankan memasang kaca spion yang hanya menampakkan kondisi jalan secara keseluruhan.

Minimal kaca itu bisa memperlihatkan badan mobil. Lebih bagus jika 75 persen body mobil terlihat. Dengan posisi ini, pengendara bisa melihat posisi mobil yang ada di belakang dengan baik. Pengemudi juga bisa memperkecil titik buta.

Aturlah kaca spion mengarah ke belakang supaya objek di belakang mobil masih tampak. Memastikan sudut kaca spion sesuai dengan posisi mengemudi menjadi hal nomor satu yang harus dilakukan pengemudi saat ketika masuk ke dalam kendaraan.

Jangan pernah menjalankan kendaraan jika kaca spion tidak mengarah ke sudut yang tepat. Arah spion yang paling tepat adalah kaca berada sedikit di atas garis horizon. Ini penting supaya pandangan cukup banyak di belakang dan juga samping kendaraan.

Tidak sulit bukan mengatur spion ke posisi yang ideal? Selamat berkendara dengan aman di jalan!

(Sumber: Suzuki)

1 dari 4 halaman

Mau Beli Mobil, Pilih Roda Penggerak Depan atau Belakang?

Dream – Roda sebagai penggerak mobil tentunya berperan besar untuk menahan beban dan akselerasi saat berkendara. Banyak pabrikan mobil yang menjajal roda penggerak berdasarkan hasil riset mereka di pasar disesuaikan kebutuhan target pasarnya.

Perdebatan di kalangan pecinta mobil pun terjadi antara penggerak roda depan dan belakang.

Ada yang berpendapat roda depan lebih bermanfaat daripada roda belakang.

Kalau disuruh memilih, pilih mobil yang memiliki roda depan atau belakang?

Dikutip dari Wuling Motors Indonesia, Sabtu 10 November 2018, ada empat hal yang harus diperhatikan sebelum memilih mobil berdasarkan roda penggerak. 

Pertama, kebiasaan berkendara.

Hal pertama yang perlu disadari adalah kapan dan di mana kamu memakai mobil. Kalau sering digunakan untuk kegiatan berkantor sehari-hari dan di dalam kota, mobil dengan roda penggerak depan adalah pilihan tepat.

Kontur jalan yang cenderung datar dan situasi yang sering macet menjadikan roda depan sangat bermanfaat. Daya dorong roda ini berasal dari depan. Dengan begitu, akselerasi yang diciptakan ketika mengemudi juga akan lebih cepat. Mobil jadi leluasa bergerak dan laju mobil bisa lebih cepat saat digas.

Kedua, fisik jalan.

Kalau sering melalui jalan menanjak, roda penggerak belakang jadi pilihan yang sesuai. Saat mobil menanjak, ada momentum yang perlu diciptakan, sehingga mobil mampu menahan beban di sisi belakang sebelum terus melaju ke depan.

Namun, di jalan datar dan khususnya di saat basah, misalnya selepas hujan, roda penggerak depan akan lebih bermanfaat agar menciptakan traksi. Mobil tidak mudah slip.

2 dari 4 halaman

Faktor Keiritan BBM

Ketiga, masalah BBM.

Konsumsi BBM menjadi salah satu pertimbangan sebelum membeli mobil. Roda penggerak juga menentukan keiritan konsumsi BBM.

Roda penggerak belakang mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar. Roda ini memerlukan as yang lebih panjang dan berpengaruh terhadap berat mobil sehingga menyedot BBM lebih banyak.

Kalau roda penggerak depan, konsumsi BBM lebih irit. Hal ini disebabkan oleh traksi dan akselerasi yang diciptakan oleh roda penggerak depan.

Keempat, biaya produksi.

Ternyata, biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi mobil beroda penggerak belakang itu relatif lebih mahal daripada yang depan.

Komponennya lebih kompleks daripada yang roda penggerak depan. Ini akan mempengaruhi harga jual mobil. 

Nah, sekarang kamu sudah tahu alasannya. Jadi mau memilih yang mana?

3 dari 4 halaman

Terlalu Lama Menyetir? Awas Badan Makin `Melar`

Dream – Jalanan yang padat dan macet bukan hal asing di kota-kota besar. Kondisi seperti itu bisa membuat seseorang menyetir selama satu hingga dua jam untuk sekali perjalanan.

Berhati-hatilah Anda, sebab menyetir terlalu lama juga bisa membahayakan kesehatan tubumu. Setidaknya ada tiga risiko menyetir terlalu lama.

Pertama, kecerdasan dan daya kerja otak menurun. Riset yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari University of Leicester menunjukkan bahwa menyetir dalam waktu yang cukup lama dapat membuat daya kerja otak melemah dan tingkat kecerdasan menjadi menurun.

Penelitian tersebut dilakukan selama lima tahun terhadap 500 ribu orang yang berusia 37 sampai dengan 73 tahun. Kelompok orang yang menyetir dua sampai tiga jam per hari cenderung memiliki daya kerja otak yang lebih rendah dan terus turun jika dibandingkan dengan kelompok orang yang jarang atau bahkan sama sekali tidak menyetir.

Hal tersebut disebabkan karena selama menyetir otak tidak berfungsi dengan aktif. Lama-kelamaan, jika frekuensi menyetir menjadi meningkat, daya kerja otak pun akan semakin menurun.

Ke dua, berat badan meningkat. Menyetir dengan kondisi jalan yang tidak bersahabat sudah pasti dapat meningkatkan level stres pada dirimu. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Australian Catholic University’s Institute for Health and Ageing dari Sydney, menunjukkan bahwa menyetir dalam waktu yang cukup lama dapat membuat berat badan meningkat.

Penelitian yang dilakukan terhadap 2.800 orang dewasa tersebut menyebutkan bahwa mereka yang menghabiskan waktu menyetir lebih dari satu jam setiap harinya memiliki bobot tubuh 2,3 kg lebih berat dan lingkar pinggang 1,5 cm lebih lebar jika dibandingkan dengan mereka yang hanya menghabiskan waktu menyetir selama 15 menit.

4 dari 4 halaman

Postur Tubuh Menjadi Kurang Ideal

Ke tiga, menyetir terlalu lama akan menyebabkan kamu merasa nyeri di leher dan pundak. Tak hanya itu, pegal pada punggung dan pinggang akan terasa apabila kamu sudah terlalu lama duduk berkendara.

Rasa nyeri dan pegal tersebut muncul karena terlalu lama duduk dan tidak mendapat dukungan yang baik dari tulang belakang. Jika kamu duduk dengan posisi menyetir yang tidak tepat, postur tubuhmu akan terganggu dan menjadi kurang ideal.

Untuk mengatasinya, pastikan posisi duduk kamu selama menyetir sudah tepat. Duduklah senyaman mungkin. Sesuaikan antara jarak kursi dengan kemudi. Pastikan juga posisi paha kamu nyaman dengan lutut yang sedikit menekuk.

Kamu harus menghindari posisi duduk yang terlalu jauh dari pedal. Hal ini untuk mengurangi ketegangan yang terjadi pada bagian leher, bahu, dan pergelangan tangan kamu. Hindari juga membungkuk saat sedang mengemudi agar posisi tulang belakang kamu tetap baik-baik saja.

Sebelum kamu mengemudi, periksa terlebih dahulu isi saku kamu. Jangan sampai sakumu terisi oleh barang. Hal tersebut dapat menekan saraf dan menganggu peredaran darah dalam tubuh.

(Sumber: Daihatsu)

Beri Komentar