BPOM: Vaksin Palsu Ditemukan di 28 Klinik dan RS Swasta

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 28 Juni 2016 19:40
BPOM: Vaksin Palsu Ditemukan di 28 Klinik dan RS Swasta
Plt Kepala BPOM Teuku Bahdar Johan Hamid mengatakan pemalsuan vaksin itu muncul karena adanya permintaan dari kalangan menengah ke atas.

Dream - Peredaran vaksin palsu telah dibongkar oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Dari temuan itu, Bareskrim telah mengamankan 18 pelaku dari Jakarta, Semarang, Bekasi, Subang, dan Bogor.

Plt Kepala BPOM Teuku Bahdar Johan Hamid menduga maraknya pemalsuan vaksin itu muncul karena adanya permintaan dari kalangan menengah ke atas. Dia menyebut peredaran vaksin palsu paling banyak ditemukan di klinik atau rumah sakit swasta di Jabodetabek.

" Umumnya klinik dan rumah sakit swasta. Jumlahnya sementara ini baru 28, dan masih terus dikembangkan," kata Bahdar di kantor BPOM, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Juni 2016.

Meski begitu, dia masih enggan menyebut sejumlah rumah sakit yang terindikasi menggunakan vaksin palsu.

" Kami belum dapat menyebutkan rumah sakit mana saja yang terindikasi menggunakan vaksin palsu," ucap dia.

Dari keterangan Bahdar, sebanyak 12 jenis vaksin yang berasal dari PT Biofarma, PT Sanofi Grup dan PT Glaxo Smith Kline dipalsukan oleh produsen yang tersebar di Jakarta, Jawa Barat dan Banten. 12 vaksin yang dipalsukan menggunakan antara lain bermerek vaksin Engerix B, vaksin Pediacel, vaksin Eruvax B, vaksin Tripacel, vaksin PPDRT23, vaksin Penta-Bio, vaskin TT, vaksin Campak, vaksin Hepatitis B, vaksin Polio bOPV, vaksin BCG dan vaksin Harvix.

Selain di rumah sakit swasta, temuan vaksin palsu juga ditemukan di pasar obat Jatinegara dan Pramuka. Tetapi, Bahdar berkilah jika lokasi tersebut bukan menjadi lokasi resmi yang jadi pantauan BPOM.

" Itu bukan tempat resmi untuk menjual vaksin, itu tempat resmi untuk jual obat biasa saja, bukan vaksin. Jadi kami tidak pernah memeriksa vaksin disana," ungkap dia.

" Kalau ada orang beli vaksin di situ, ya sudah salah," ujar dia.

Beri Komentar