Wantim MUI: Serangan Terhadap Ulama Diduga Sistematis

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 22 Februari 2018 11:02
Wantim MUI: Serangan Terhadap Ulama Diduga Sistematis
Kasus penyerangan terhadap ulama paling banyak terjadi di Jawa Barat.

Dream - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, mengungkapkan ada beberapa kasus penyerangan terhadap ulama yang terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Dia mengutip data yang disampaikan Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono.

" Menurut Kabareskrim ada 21 kali selama periode Desember 2017 sampai sekarang 2018," kata Din, di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Februari 2018.

Din mengatakan kini muncul persepsi di kalangan umat Islam, termasuk MUI, bahwa penyerangan tersebut dilakukan secara terstruktur. Ini mengingat pola operasi yang cukup rapi seperti sudah direncanakan.

" Nah di kalangan umat Islam, ormas-ormas Islam, itu muncul persepsi yang menyimpulkan ini tidak berdiri sendiri, rapi bagian dari rekayasa sistematis. Itu kesimpulan kami," kata Din.

Selanjutnya, Din menjelaskan Kabareskrim memberikan penjelasan yang menyebut para pelaku penyerangan menderita sakit jiwa. Hal ini tentu dapat menimbulkan keresahan. 

" Kalau semuanya disimpulkan orang gila, ini bisa menimbulkan praduga bahwa kasus ini tidak bisa diselesaikan," ucap Din

Pada kesempatan yang sama, Sekjen MUI, Anwar Abbas, mengatakan Polri sudah memberikan jawaban terkait penanganan kasus ini. Menurut dia, Kabareskrim berjanji akan menyampaikan perkembangan informasi dalam dua pekan ke depan. 

" Syukur Alhamdulillah, tadi bapak Kabareskrim sudah menjawab. Insya Allah dua minggu ke depan Kabareskim sudah bisa menjelaskan," ujar Anwar.

Sementara itu, Kabareskrim Komjen Ari Dono mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak resah dengan isu yang merebak di media sosial. Ari menuturkan informasi yang beredar di media sosial harus disaring lebih dahulu agar tidak menimbulkan praduga yang tidak benar.

" Ada peristiwa nyata, bukan ulama, bukan apa, tapi diberitakan ulama. Sehingga kiai dan ulama menjadi resah," kata Ari.

Ari menjelaskan pihaknya menangani kasus kekerasan terhadap ulama secara profesional.

" Ini kita tangkap, sudah ada lima tersangka yang kita proses, Yang dari Jawa Barat khususnya, yang menyebarkan isu-isu tidak benar itu. Nah untuk peristiwanya sendiri, tadi sudah saya sampaikan, sudah kita lakukan proses," ucap dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Dream, dari 21 serangan itu, 13 serangan terjadi di Jawa Barat. Sementara itu empat kasus di Jawa Timur, sisanya terjadi di Aceh, Banten, DKI Jakarta, dan Yogyakarta.

1 dari 1 halaman

Penjelasan Kabareskrim Soal Penanganan Serangan ke Ulama

Penjelasan Kabareskrim Soal Penanganan Serangan ke Ulama © Dream

Dream - Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono menyatakan pihaknya sudah bekerjas secara profesional dalam menangani kasus penyerangan terhadap sejumlah ulama. Menurut dia, para tersangka tetap diproses meski menunjukkan tanda-tanda sakit jiwa atau gila.

" Jadi, meskipun dia itu kalau bilang maaf ya, tidak wajar, tidak normal (gila) kita akan tetap proses," ujar Ari.

Menurut Ari, penetapan status tersangka dalam keadaan gila atau tidak ada di tangan hakim. " Hakim nanti yang akan menentukan bahwa itu bisa bertanggung jawab atau tidak," ucap dia menjelaskan.

Selanjutnya, polisi juga telah mengobservasi kondisi kejiwaan pelaku. Selain itu, Mantan Kapolda Sulawesi Tengah ini meminta dinas sosial terlibat untuk mengawasi orang berperilaku aneh.

" Kalau ada orang yang berperilaku menunjukkan aneh, yang bisa menimbulkan suatu keresahan, diamankan di dinas sosial, untuk dilakukan pendalaman," ucap dia.

Tak hanya itu, kata Ari, polisi juga meminta data mengenai pasien yang baru keluar dari rumah sakit jiwa. Data tersebut digunakan sebagai bahan kajian dalam memeriksa kondisi kejiwaan pelaku.

" Kami minta data, siapa sih yang baru keluar, ke mana dia sekarang, itu tentunya sebagai bahan, kajian, bahwa perhatian kita, apa tindak lanjut untuk melaksanakan pengamanan," ujar dia.

Beri Komentar