Ramalan Merinding AS di Tangan Presiden Donald Trump

Nostradamus pernah meramalkan munculnya petarung yang tak tahu malu yang menyebabkan perang dunia.

Dream - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat mengejutkan banyak pihak. Tak hanya di dalam negeri, di luar Amerika Serikat, tidak sedikit yang menyuarakan keterkejutan dan keheranan atas terpilihnya sosok Donald Trump.

Tetapi yang lebih mengejutkan lagi, terpilihnya Trump sebagai presiden Amerika Serikat ini ternyata sudah diprediksikan sejak abad ke-16 oleh peramal tersohor Nostradamus.

Menurut Nostradamus, konsekuensi dari terpilihnya Trump sangat mengerikan karena akan menuntun dunia pada kehancuran akibat perang yang dahsyat.

Ada dua ramalan Nostradamus yang dikutip pengusung teori konspirasi yang mengacu kepada Trump, yaitu 'petarung besar yang berani dan tak tahu malu' membawahi sebuah pasukan dan pecahnya 'perang nuklir'.

Dalam prediksinya, peramal Perancis itu mengatakan, " Petarung besar yang berani dan tak tahu malu. Dia akan terpilih menjadi pemimpin militer. Pernyataannya sangat berani. Jembatan-jembatan hancur, kota-kota diliputi rasa takut."

Menurut laman media Inggris, Mirror, pengusung teori konspirasi, selama kampanye, Trump adalah sosok tak tahu malu yang rasial, diskriminatif, benci terhadap orang asing dan Islam, serta terlibat skandal pelecehan seksual. Dialah orang yang dimaksud oleh Nostradamus.

Selain tentang Trump, kehancuran dunia juga disebabkan oleh perang dunia. Dalam ramalannya, Nostradamus berkata, " Kekerasan hebat akan bertepatan dengan munculnya komet di langit. Perang nuklir dan bencana alam akan menghancurkan planet kita ketika sebuah planet raksasa mendekati Bumi."

Tidak semua orang yakin dengan ramalan Nostradamus. Tapi tidak ada yang meragukan apa yang disajikan dalam serial kartun The Simpsons. Dalam salah satu episode Bart To The Future yang ditayangkan pada tahun 2000 itu, Trump diramalkan akan menjadi presiden AS.

Trump, kandidat dari Partai Republik, akan diresmikan sebagai presiden ke-45 AS pada 20 Januari 2017 setelah kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton kalah tipis dalam pemilihan bersejarah Selasa, 8 November 2016.(Sah)