Tiga Wanita Inspiratif Negeri Arab

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 4 Desember 2014 06:41
Tiga Wanita Inspiratif Negeri Arab
Di tengah hegemoni kaum pria, tiga wanita UEA ini berani mendobrak pemikiran udang dan menjadi pelopor di bidangnya.

Dream - Negara Timur Tengah terus berupaya keras mengubah persepsi sebagai kawasan mengecilkan peran perempuan dalam berbagai bidang. Tak heran, banyak pemerintah mendorong semangat bagi para wanita untuk menjadi individu unggul sekaligus pelopor sebagai perempuan modern.

Memanfaatkan momentum Hari Nasional ke-43 UEA, Gulf News menyuguhkan tiga profil perempuan Emirat. Wanita yang telah berpetualang ke bidang yang sebelumnya, tidak dianggap sebagai pilihan karir bagi perempuan.

Dalam melakukan kariernya itu, para wanita ini telah membuktikan, tidak ada tujuan yang bisa dicapai tanpa ketekunan dan kerja keras.

Mengutip laman gulfnews, Kamis, 4 Desember 2014, berikut adalah tiga wanita pelopor modern UEA: 

1 dari 3 halaman

Kapten Salam Al Beoushi

Kapten Salam Al Beoushi © Dream

Kapten Salam Al Beoushi 
Karir: Pilot Perempuan Emirat Pertama

Dream - Salma Al Beloushi mengalami momen yang membanggakan bagi dirinya dan semua warga Emirat. Terutama saat melakukan penerbangan pertamanya sebagai seorang perwira pertama Etihad Airways, yang terbang dari Abu Dhabi ke Athena, Yunani pada tanggal 9 Juni 2011.

Butuh bertahun-tahun dedikasi dan kerja keras untuk Salma, yang awalnya terdaftar di akademi keperawatan, untuk menjadi co-pilot perempuan pertama pesawat Airbus A320.

" Saya melihat sebuah iklan Etihad Airways di koran lokal dan memutuskan untuk mengajukan lamaran, meskipun saya tak tahu apa-apa tentang penerbangan," katanya kepada Gulf News.

Didorong oleh ibu dan anggota keluarga lainnya, Salma bergabung Etihad pada tahun 2007 sebagai bagian dari kelompok kedua kadet pilot maskapai tersebut.

Dia menyelesaikan pelatihan awal di Akademi Penerbangan Horizon International di Al Ain, mempelajari dasar-dasar penerbangan, navigasi dan berbagai mata pelajaran teknis terkait.

Kemudian menyelesaikan 750 jam pelajaran kelas dan 205 jam pelatihan penerbangan di pesawat tunggal dan multi-mesin. Dia juga lulus ujian teori pengetahuan dan penerbangan yang diselenggarakan Otoritas Penerbangan Sipil Umum UEA.

Salma kemudian melanjutkan latihannya di Akademi Pelatihan Etihad, menyelesaikan pelatihan dasar-dasar teknis dan sistem pesawat. (Ism)

2 dari 3 halaman

Ayehsa Sultan Al-Suwaidi

Ayehsa Sultan Al-Suwaidi © Dream

Dokter Ayehsa Sultan Al-Suwaidi 
Karir: Dokter Gigi Perempuan Emirat Pertama

Dream - Spesialis gigi adalah bidang yang menarik hati dokter Ayesha sejak bersekolah di awal tahun 1970-an. Saat itu, hampir tidak ada dokter gigi di sekitar rumahnya. Kalau pun ada, dokter gigi itu berkewarganegaraan asing.

Ketika muncul kesempatan untuk menjadi dokter, Ayesha langsung bergerak cepat. Sebanyak 14 kolom spesialisasi dalam formulir pendaftaran sekolah diisinya dengan pilihan dokter gigi.

" Itu menunjukkan betapa kuatnya saya ingin masuk ke bidang ini," kata dr Ayesha kepada Gulf News.

Menjadi yang pertama di bidangnya bukan saja sesuatu yang baru di masa itu tetapi menjadi tantangan juga. Setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran gigi di Universitas Kairo, ia melakukan pekerjaan pertamanya sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Al Baraha.

Berhasil mewujudkan mimpinya sebagai dokter gigi perempuan pertama Emirat, tugas Ayesha belum selesai. Wanita muda ini harus menghadapi sejumlah tantangan yang seringkali berbenturan dengan budaya setempat.

" Pasien sering minta dilayani dokter pria dan ketika mereka melihat dokter perempuan, mereka segera meninggalkan ruang konsultasi. Hal ini menjadi sangat memalukan bagi saya. Saya bahkan harus masuk ke ruang tunggu dan mengatakan kepada para pasien bahwa saya adalah seorang dokter gigi perempuan Emirat," kenang dokter Aisyah tentang bagaimana ia harus mendapatkan pengakuan dari pasiennya.

Dokter Aisyah melanjutkan studinya di Cardiff, Inggris yang mengkhususkan diri dalam gusi dan operasi gigi estetika pada tahun 1978. Kemenangan besarnya datang tahun lalu ketika ia diangkat sebagai kepala Asosiasi Gigi Asia Pasifik yang mewakili 28 negara di Asia.

" Saya menjadi perempuan pertama yang mendapatkan jabatan sekaligus seorang perempuan Muslim Arab pada saat itu. Rasanya luar biasa," katanya penuh sukacita. (Ism)

3 dari 3 halaman

Nayla Al-Khaja

Nayla Al-Khaja © Dream

Nayla Al-Khaja 
Karir: Sutradara/Produser Film Perempuan Emirat Pertama

Dream - Harus menghadapi kritik, pengucilan dan penolakan, tak menggentarkan sutradara muda Emirat Nayla Al-Khaja. Kemarahan dari keluarganya pun harus dihadapinya.

Ketika lulus dari perguruan tinggi perempuan di Dubai 15 tahun, Nayla memutuskan untuk mendaftar kursus sutradara film di Ryerson College di Kanada. Nayla tidak pernah berambisi menjadi seorang pelopor di bidang sinema ini.

" Tidak ada pendahulu perempuan di bidang Anda, mengapa memilih untuk mengajukan permohonan beasiswa dalam bidang di mana Anda tidak akan mendapatkan pekerjaan setelah Anda kembali?" kenang Nayla kala mendengarkan komentar teman-temannya

Namun kritik ini tidak menghalanginya. Nayla berhasil membuat film perdana bertema pelecehan anak Arabana yang mendapat pengakuan terbaik. Dia juga menggabungkan seni dan bisnis dengan mendirikan perusahaan pembuatan film sendiri, D-7, dan telah terlibat dalam pembuatan beberapa film dokumenter dan film cerita.

Perjalanannya karir Nayla ternyata tidak mudah. " Saya harus menghadapi penentangan keras dari keluarga yang pada satu titik tertentu meminta saya untuk memilih antara keluarga atau film. Saya memilih yang terakhir. Saya dijauhi selama tiga tahun. Butuh banyak keberanian dan pengorbanan dan beberapa tahun yang sangat sulit untuk meyakinkan keluarga saya bahwa saya mencintai keduanya. Pada akhirnya, mereka yakin dan mereka mendukung saya 100 persen sekarang," katanya. (Ism) 

Beri Komentar