Lihat Keindahan, Ucap 'Subhanallah' atau 'Masya Allah'?

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 9 Desember 2016 20:02
Lihat Keindahan, Ucap 'Subhanallah' atau 'Masya Allah'?
Ada banyak cara mengungkapkan ketakjuban. Tetapi, umat Islam dianjurkan menngucapkan lafal thoyyibah.

Dream - Keindahan merupakan salah satu rahmat yang diberikan Allah SWT kepada semua makhluknya. Keindahan membuat manusia menjadi tenang dan nyaman menjalani kehidupan.

Ada banyak cara mengungkapkan ketakjuban. Tetapi, umat Islam dianjurkan menngucapkan lafal thoyyibah.

Namun demikian, belakangan timbul perbedaan pandangan dalam penggunaan lafal ungkapan ketakjuban, antara 'Subhanallah' dengan 'Masya Allah. Tidak jarang, perbedaan itu menimbulkan perdebatan yang tidak berkesudahan.

Lantas bagaimana menyikapi hal ini? Lafal mana yang lebih tepat diucapkan saat melihat ketakjuban?

 

1 dari 2 halaman

Kapan Diucapkan?

Kapan Diucapkan? © Dream

Dikutip dari rubrik Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, memang ada anjuran untuk mengucapkan lafal thoyyibah saat melihat keindahan, kejadian mengejutkan, atau hal-hal yang tampak di luar nalar.

Lafal itu sebenarnya bentuk lafal zikir seperti takbir, tahmid, tahlil, tasbih, hawqalah, masya Allah, dan zikir yang serupa itu.

Beberapa hadits dapat digunakan sebagai contoh. Seperti hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang mengisahkan kejadian saat Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan sahabatnya Abu Hurairah RA.

" Sebuah hadits diriwayatkan kepada kami di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW berpapasan dengannya saat masih junub di sebuah jalan di Madinah. Abu Hurairah lalu pergi diam-diam meninggalkan Rasulullah kemudian mandi bersuci. Rasulullah SAW sendiri mencari ke mana sahabatnya menghilang. ‘Kamu tadi ke mana Abu Hurairah?’ tanya Rasulullah SAW setelah Abu Hurairah datang. ‘Saat tadi kita bertemu, aku masih kondisi junub, ya Rasul. Aku enggan duduk bersamamu sebelum aku mandi,’ jawab Abu Hurairah. ‘Subhanallah, orang beriman itu tidak najis,’ sambut Rasulullah SAW."

Dalam hadits di atas, Rasulullah melafalkan 'subhanallah' saat mendengar jawaban Abu Hurairah. Meski demikian, adakah ketentuan yang mengatur penggunaan lafal tertentu saat melihat keindahan?

 

2 dari 2 halaman

Jika Beda Pendapat

Jika Beda Pendapat © Dream

Sahabat Umar bin Khattab RA pernah mengucapkan takbir di depan Rasulullah. Lafal itu terucap seiring dengan jawaban Rasulullah pada Umar yang menanyakan apakah akan menceraikan istri-istrinya.

" Bab takjub yang diekpresikan dengan lafal tasbih, tahlil, dan lafal serupa keduanya antara lain seperti lafal takbir, lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (hawqalah). Imam Bukhari mendahului bab takbir dan tasbih ketika takjub oleh sesuatu. Ia meriwayatkan hadits dalam Ta‘liqat-nya dari Ibnu Abi Tsaur, dari Ibnu Abbas, dari Sayyidina Umar RA. ‘Aku bertanya (kepada Rasulullah), ‘Apakah benar engkau ceraikan istri-istrimu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Tidak.’ ‘Allâhu akbar,’ kujawab'."

Dua hadits di atas menunjukkan sejumlah lafal zikir dapat diucapkan untuk mengungkapkan ketakjuban baik karena melihat keindahan atau kabar baik. Jadi, semua lafal zikir dapat digunakan terlepas apapun kondisi yang terjadi.

Sementara jika terdapat perbedaan, sangat dianjurkan untuk menghindari perdebatan. Terutama jika perdebatan muncul tanpa dasar rujukan yang jelas.

Pun demikian jika ada rujukan berbeda. Menghargai pendapat orang lain tentu jauh lebih baik.

Selengkapnya, baca pada tautan ini.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More