Ibu Hamil/ Foto: Shutterstock
Dream - Kehamilan tak dipungkiri membawa banyak perubahan dalam tubuh. Bukan hanya penambahan berat badan, tapi juga beberapa keluhan yang sebelumnya tak pernah terjadi. Salah satunya adalah rasa gatal yang sering di area intim.
Kondisi ini mungkin membuat ibu hamil malu untuk bertanya dan berkonsultasi pada dokter. Keluhan gatal saat hamil sebenarnya normal, jika tidak parah dan menimbulkan luka.
Sebenarnya tak perlu ragu mengungkap keluhan pada dokter agar diberi solusi yang tepat. Ada beberapa kondisi yang memicu rasa gatal tersebut saat hamil dan jadi lebih intens, berikut beberapa di antaranya, dikutip dari KlikDokter.com.
1. Pertambahan Produksi Cairan Vagina
Saat hamil, organ intim wanita akan memproduksi banyak cairan sebagai respons terhadap perubahan hormon secara besar-besaran. Cairan inilah yang menyebabkan vagina mudah iritasi, sering gatal, dan dalam beberapa kondisi menjadi bengkak.
2. Keringnya Vagina
Di sisi lain, vagina yang terasa gatal saat hamil dapat juga disebabkan oleh keringnya organ kewanitaan. Vagina kering umumnya hanya dialami oleh beberapa ibu hamil. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormonal semasa kehamilan.
Kehamilan menyebabkan organ kewanitaan yang sudah sensitif menjadi lebih peka lagi daripada biasanya. Hal ini dapat membuat area kemaluan mengalami iritasi, karena pemakaian produk yang biasanya digunakan dengan nyaman sebelum kehamilan. Misalnya saja, penggunaan sabun mandi atau detergen. Nah, iritasi inilah yang dapat menyebabkan gatal-gatal pada kemaluan saat hamil.
4. Infeksi pada Kemaluan
Peningkatan hormon estrogen saat hamil akan meningkatkan produksi glikogen, yang dapat memicu pertumbuhan sel jamur di dinding vagina. Selain itu, tingkat keasaman yang menurun di area vagina akan membuat bakteri mudah berkembang biak.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan ibu hamil rentan mengalami infeksi jamur dan bakteri di vagina. Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Berhubungan intim saat hamil sebenarnya tidak dilarang, bahkan justru dianjurkan. Bila dilakukan secara rutin bisa meredakan cemas ibu, mendekatkan ikatan dan membuat lebih rileks.
Sayangnya, tak semua ibu hamil diperbolehkan berhubungan intim kapan pun. Ada beberapa kondisi yang menurut dokter, sebaiknya tak berhubungan intim karena bisa membahayakan kondisi ibu dan janin.
Dokter Aldi, spesialis obstetri dan ginekologi yang praktik di RSIA Kendang Sari, lewat akun Instagramnya @dr_aldi_obgyn mengungkap beberapa keluhan ibu hamil yang kerap muncul. Saat masalah ini terjadi, sebaiknya tak berhubungan intim.
- Letak plasenta di bawah
- Ketuban sudah pecah
- Sudah ada pembukaan rahim
- Ada perdarahan dari kemaluan
- Kram perut hebat
- Riwayat keguguran/ lahir prematur berulang
Dikutip dari Halodoc, biasanya pada awal kehamilan di trimester pertama, janin belum begitu kuat. Sel sperma memiliki kandungan senyawa prostaglandin yang bisa memicu kontraksi.
Oleh karena itu, jika usia kandungan ibu masih terbilang muda atau berada pada trimester pertama, pada beberapa ibu hamil disaranka untuk ditunda dulu melakukan hubungan intim.
Pasalnya, pada usia kehamilan tersebut sangat rawan terjadi kontraksi maupun keguguran. Lalu jika ada riwayat perdarahan juga bisa jadi pertanda adanya masalah pada kehamilan seperti letak plasenta di bawah atau plasenta previa.
Kondisi ini terjadi ketika posisi plasenta atau ari-ari melekat di bagian bawah rahim, baik sebagian maupun keseluruhan. Dampak dari masalah tersebut sangat serius, mulai dari potensi jalan lahir tertutup hingga perdarahan serius saat hamil, terlebih saat mendekati persalinan. Tentunya, ini akan sangat berbahaya baik pada ibu maupun janin.
Dream - Beberapa ibu hamil mengalami keputihan lebih sering dan cukup menganggu. Keputihan sendiri atau leukorrhea, dikutip dari KlikDokter.com, merupakan cairan yang keluar dari vagina dan umumnya berwarna putih.
Ada dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Untuk keputihan normal, ditandai dengan cairan yang berwarna putih, relatif encer, dan tidak berbau atau berbau tidak tajam. Keputihan jenis ini terjadi secara normal akibat kondisi hormon dalam tubuh.
Sementara, keputihan abnormal keputihan abnormal biasanya menyebabkan keluarnya cairan berwarna kuning, hijau, atau cokelat dari vagina, yang disertai rasa gatal atau perih. Lendir yang keluar akibat keputihan abnormal juga biasanya berbau tajam, baik bau busuk atau bau amis. Keputihan jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri.
Selama hamil, seorang wanita akan mengalami gejolak hormon dan banyak perubahan di hampir seluruh bagian tubuh termasuk area kewanitaan. Karena hal tersebut, vagina ibu hamil akan memproduksi cairan lebih banyak dibandingkan biasanya.
Selain itu, pada trimester tiga menjelang persalinan, posisi kepala bayi yang menekan leher rahim (serviks) juga dapat menambah intensitas cairan vagina. Akibatnya, ibu hamil akan sering mengalami keputihan yang disertai iritasi dan gatal di sekitar area intim.
Apabila cairan yang keluar berwarna putih, tidak berbau, dan tanpa disertai keluhan lain yang mengganggu, kemungkinan masih merupakan keputihan normal dan hal tersebut masih wajar dialami ibu hamil. Kendati begitu, ibu hamil tetap harus waspada karena kondisi kehamilan membuatnya rawan mengalami infeksi di organ intim.
Dokter Muhammad Ilham Aldika Akbar, spesialis obstetri dan ginekologi, lewat akun Instagramnya @dr_aldi_obgyn, mengingatkan agar ibu hamil menjaga kesehatan vagina saat hamil, demi terhindar dari keputihan abnormal. Apa saja yang bisa dilakukan?
- Hindari penggunaan tampon vagina
- Hindari membilas vagina dengan cairan tertentu (douching)
- Gunakan produk perawatan vagina (seperti kertas toilet, sabun, spray) yang tidak beraroma
- Gunakan panty liners untuk menyerap cairan berlebih
- Beberapa wanita alergi bahan latex kondom, hal ini juga perlu diperhatikan
- Hindari berendam di bathub
- hindari pakai celana ketat (jeans, stocking dari nilon)
- Perbaiki pola makan, kurangi konsumsi gula karena bisa meningkatkan risiko infeksi jamur di area intim
- Konsumsi juga minuman probiotik untuk menjaga keseimbangan bakteri vagina
Advertisement
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
PSSI Putuskan Kontrak, Selamat Tinggal Patrick Kluivert!
BMKG Perkirakan Cuaca Panas Ekstrem Terjadi Sampai Awal November 2025
Sempat Down Kamis Pagi, Youtube Kembali Bisa Diakses
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
Waspada Fake Service, Begini Cara Bedakan Layanan Resmi dan Palsu Barang Elektronik
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
10 Ribu Orang Antre untuk Mencoba Chip Otak Bikinan Perusahaan Elon Musk
7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Nuansa British Klasik Bertemu Sentuhan Modern di Koleksi Fall/Winter 2025 dari UNIQLO x JW ANDERSON