Ilustrasi
Dream - Anak-anak terutama yang masih berusia di bawah lima tahun sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk dengan baik. Hal tersebut membuat mereka rentan mengalami penyakit baik karena virus, bakteri maupun hal lain.
BACA JUGA: Bacaan Niat, Anjuran, dan Sunah Sahur
Saat sakit, anak menjadi sangat lemas, hanya ingin berada dalam gendongan, tak mau bermain, bahkan sangat sulit untuk makan. Tentu saja sebagai orangtua kita merasa sangat panik dan sedih.
Sebisa mungkin pasti kita ingin membuatnya nyaman dan penyakit anak segera teratasi. Memberinya obat, mengompres, membawanya ke dokter mungkin sudah dijalani, tapi ada satu hal yang tak boleh kita lupakan yaitu memanjatkan doa agar anak cepat sembuh dari penyakit kepada Sang Maha Penyembuh, Allah SWT.
Dikutip dari Tebuireng.online, ada doa yang bisa dibacakan ketika seseorang atau terutama ketika anak sakit. Doa ini diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW secara langsung melalui hadisnya:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Artinya: “ Ya Allah Pengatur manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah (penyakit ini) karena Engkau adalah yang memberi kesembuhan. Tiada obat kecuali obat dari-Mu. Obat yang tidak akan meninggalkan penyakit sedikitpun" . (Sahih al-Bukhari 5743).
Bacalah sambil terus memohon kepada Allah SWT untuk kesembuhan buah hati tercinta. Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Sebagai umat muslim kita selalu diingatkan kalau kehidupan di dunia adalah sementara. Kelak, kita akan mendapat ganjaran dari Allah SWT atas apa yang dilakukan di dunia.
Setelah meninggal dunia, putus segala amal kita kecuali tiga hal. Hal ini sesuai hadist Rasulullah, riwayat Bukhari dan Muslim.
Artinya: “ Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya" .
Untuk itu sebagai muslim kita harus selalu melakukan amal jariyah dan menebarkan ilmu bermanfaat. Satu hal lagi, berusaha keras agar anak-anak menjadi orang saleh, yaitu dengan mengasuhnya berdasarkan nilai-nilai Islam.
Mungkin muncul pertanyaan, bagaimana jika anak bukan orang saleh. Dikutip dari NU Online, hal tersebut berusaha dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin.
Imam Al-Ghazali mengakui bahwa hadits itu hanya menyebutkan doa anak yang saleh. Menurutnya secara umum, kesalehan itu melekat pada anak-anak orang yang beriman, terlebih anak orang-orang yang teguh dalam beragama. Mereka dapat dikatakan sebagai anak yang saleh meski juga melakukan dosa dan berbuat fasik.
Artinya: “ Seseorang berkata, ‘Anak kadang tidak saleh sehingga doanya tidak berpengaruh bagi kedua orangtua. Padahal ia mukmin. Kesalehan sudah umum pada keturunan orang beragama, terlebih kalau orang bertekad mendidik dan mengantarkannya pada kesalehan. Secara global, doa orang beriman untuk kedua orang tuanya tetap berguna baik ia anak berbakti maupun anak durhaka. Kedua orang tuanya akan tetap diberi pahala atas doa dan kebaikan anaknya karena itu bagian dari ikhtiarnya dan ia tidak akan disiksa karena dosa keturunannya. Pasalnya setiap orang tidak menanggung dosa orang lain,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 30).
Imam Al-Ghazali berpijak pada Surat At-Thur ayat 21 dalam membangun argumentasinya. Ia mengutip Surat At-Thur ayat 21.
Artinya: “ Orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat pada apa yang dikerjakannya,” (Surat At-Thur ayat 21).
Menurut Imam Al-Ghazali, Allah berdasarkan Surat At-Thur ayat 21 tidak akan mengurangi pahala kedua orang tua yang telah meninggal karena amal fasik dan dosa yang diperbuat anaknya yang masih hidup. Sebaliknya, Allah menjadikan kehidupan anak mereka sebagai tambahan pahala bagi kedua orang tuanya. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H], II/30).
Dream – Mengasuh dan membesarkan anak bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak sekali cobaan yang datang dan sebagai orangtua kita harus selalu meminta perlindungan dan kekuatan dari Allah SWT.
Dikutip dari BincangMuslimah.com, Nabi Ibrahim a.s. merupakan salah satu sosok orangtua ideal yang telah dicontohkan Allah SWT di dalam Alquran. Menurut Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya, beliau mengutip pendapat sebagian ulama yang menyatakan bahwa nama Ibrahim merupakan bentuk majmu’ dari kata ab dan rahim.
Ab berarti ayah dan rahim berarti penuh kasih. Beliau adalah ayah yang penuh kasih. Ada juga yang berpendapat bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Ibrani, Abram yang bermakna ayah kelompok manusia yang banyak. Sifat penuh kasih Nabi Ibrahim a.s. ditunjukkan dengan doa-doa beliau untuk anak-anaknya dan keturunan.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim a.s. yang selalu menyertakan anak cucunya dalam doanya. Di antaranya adalah Q.S. Al-Baqarah ayat 124.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “ Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “ Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “ (Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Pada Q.S. Ibrahim ayat 35, Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah SWT agar anak cucunya dijauhkan dari penyembahan berhala. Beliau memohon agar kiranya fitrah kesucian yang dianugerahkan Allah dalam jiwa setiap manusia yaitu Tauhid terus terpelihara dalam jiwa anak cucunya.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “ Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.
Nabi Ibrahim a.s. tidak hanya memohon kepada Allah agar anak keturunannya memiliki iman yang kokoh. Beliau juga berdoa seperti dituliskan di Q.S. Ibrahim ayat 40 demi anak dan keturunannya menjadi hamba-hamba Allah yang selalu melaksanakan perintah-Nya berupa sholat.
Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Doa Nabi Ibrahim a.s. tersebut, mengingatkan para orangtua agar tidak lupa mendoakan putra putrinya agar termasuk orang yang istiqamah dalam menjalankan sholat.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
PSSI Putuskan Kontrak, Selamat Tinggal Patrick Kluivert!
BMKG Perkirakan Cuaca Panas Ekstrem Terjadi Sampai Awal November 2025
Sempat Down Kamis Pagi, Youtube Kembali Bisa Diakses
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
Waspada Fake Service, Begini Cara Bedakan Layanan Resmi dan Palsu Barang Elektronik
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
10 Ribu Orang Antre untuk Mencoba Chip Otak Bikinan Perusahaan Elon Musk
7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Nuansa British Klasik Bertemu Sentuhan Modern di Koleksi Fall/Winter 2025 dari UNIQLO x JW ANDERSON