Islam Anjurkan Ganti Nama Anak Jika Selalu Ditimpa Kesialan

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 11 Juli 2019 18:08
Islam Anjurkan Ganti Nama Anak Jika Selalu Ditimpa Kesialan
Orangtua dianjurkan memilihkan nama yang memiliki arti yang baik dan indah.

Dream - Inspirasi memberikan nama bisa datang dari mana saja. Beberapa orangtua tak menyadari kalau nama yang diberikan bisa saja memiliki arti yang kurang baik. Padahal seperti kita tahu adalah nama bukan sekadar panggilan.

Nama adalah doa-doa terbaik yang dipilihkan orangtua untuk anak-anaknya. Jika ada seorang anak kerap sakit atau tertimpa kesialan, banyak yang menyarankan untuk mengganti nama.

Dikutip dari Bincang Syariah, kejadian tersebut pernah terjadi pada masa Nabi. Ketika itu beliau menjumpai seorang sahabat yang memiliki nama Hazn yang berarti sedih. Kemudian Rasul menawarkan agar diubah menjadi Sahl yang maknanya kemudahan.

Namun sahabat tersebut enggan mengganti namanya karena nama itu merupakan pemberian dari bapaknya. Setelah itu, sahabat tersebut selalu merasa bahwa hidupnya berat dan sedih.

1 dari 6 halaman

Tercatat dalam Hadist

Tercatat dalam Hadist © Dream

Kisah tersebut tercatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini

 

Hadist Ganti nama

Dari Sa’id bin Musayyab, dari bapaknya, dari kakeknya berkata, Rasulullah bertanya kepadaku, “ Siapa namamu?” Dan kakek Sa’id pun menjawab, ”Namaku Hazn.” Rasulullah pun berkata, “ Tetapi kamu adalah Sahl.” Lalu kakek Sa’id berkata, “ Aku tidak akan mengubah nama yang telah diberikan oleh bapakku.” Lantas Ibnu Al-Musayyab berkata , “ Setelah itu kesusahan selalu menimpa kami.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas mengubah nama anak karena selalu ditimpa kesusahan diperbolehkan. Ibnu Baththal dalam Syarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa perintah untuk memperbagus nama dan mengubah nama yang lebih baik bukan suatu hal yang wajib. Tapi hal itu dianjurkan.

2 dari 6 halaman

Dianjurkan Memilh Nama yang Baik

Dianjurkan Memilh Nama yang Baik © Dream

Sebab dalam Islam, nama merupakan doa. Untuk itu, orangtua dianjurkan memilihkan nama yang memiliki arti yang baik dan indah. Tentunya nama tersebut menjadi doa bagi sang anak di sepanjang hidupnya.

Nama-nama yang baik serta indah tersebut dapat diambil dari sifat-sifat Allah atau asmaul husna dan dapat juga diambil dari nama-nama Nabi dan Rasul.

Selengkapnya baca di sini.

3 dari 6 halaman

3 Fase Pendidikan Anak dalam Islam, Ayah Bunda Sudah Tahu?

3 Fase Pendidikan Anak dalam Islam, Ayah Bunda Sudah Tahu? © Dream

Dream - Anak adalah titipan dan anugrah dari Allah SWT. Kewajiban kita sebagai orangtua adalah mengasuh dan mendidiknya sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kelak, anak akan menjadi penyelamat orangtuanya di akhirat.

Untuk itu, sedini mungkin berikanlan pendidikan agama serta akhlak yang baik. Ilmu yang diberikan jauh lebih berharga dibandingkan segunung harta. Dalam memberi pendidikan pada anak harus disesuaikan dengan usiany.

Dikutip dari NU Online, usia bakal mempengaruhi perbedaan pendekatan. Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Jombang KH Ahmad Mustain Syafii menjelaskan beberapa fase berbeda dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

4 dari 6 halaman

Tahap 0 hingga 7 Tahun

Tahap 0 hingga 7 Tahun © Dream

Pada tahap pertama, seorang anak akan menghabiskan waktunya untuk bermain. Saat anak  berumur 0-7 tahun maka pendidikan yang cocok adalah bermain.

" Pada saat itu fase seorang anak adalah dunia bermain. Namun demikian pada tahap ini seorang anak tetap harus dididik dan dipantau oleh orang dewasa. Seperti Nabi menyuruh mengajari anak salat pada usia 7 tahun," kata KH Ahmad Mustain.

5 dari 6 halaman

Tahap 7 hingga 14 Tahun

Tahap 7 hingga 14 Tahun © Dream

Selanjutnya pakar tafsir Al-Qur’an ini menambahkan, dalam fase kedua yaitu saat anak berumur 7-14 tahun. Jenis pendidikan yang cocok untuk seorang anak adalah pengajaran akhlak dan tata karma, bila perlu disertai pemaksaan.

" Nabi pesan, jika anak sudah berusia 10 tahun dan anak tidak salat maka diperbolehkan untuk dipukul. Usia ini diajarkan tata krama terhadap sang Khaliq, kepada orangtua dan manusia," tambahnya.

6 dari 6 halaman

Tahap 14 hingga 21 Tahun

Tahap 14 hingga 21 Tahun © Dream

Pada fase berikutnya, lanjut Kiai Mustain, yaitu umur 14-21 tahun, cara mendidik anak yaitu dengan pendekatan dialogis. Dalam tahap ini seorang anak diajak dan diajarkan untuk menceritakan tentang masalah yang dihadapinya. Pada tahap ini kehadiran orangtua sangat dibutuhkan untuk mendengarkan cerita anak.

Di usia ini, anak-anak lebih butuh perhatian, butuh diakui dan didengarkan pendapatnya. Bila orangtua tidak tanggap maka anak akan lari dan pergi mencari 'pelampiasan' pada sesuatu yang lain untuk mendapatkan perhatian yang tidak dia dapatkan dari orangtu.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar