Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Inspirasi memberikan nama bisa datang dari mana saja. Beberapa orangtua tak menyadari kalau nama yang diberikan bisa saja memiliki arti yang kurang baik. Padahal seperti kita tahu adalah nama bukan sekadar panggilan.
Nama adalah doa-doa terbaik yang dipilihkan orangtua untuk anak-anaknya. Jika ada seorang anak kerap sakit atau tertimpa kesialan, banyak yang menyarankan untuk mengganti nama.
Dikutip dari Bincang Syariah, kejadian tersebut pernah terjadi pada masa Nabi. Ketika itu beliau menjumpai seorang sahabat yang memiliki nama Hazn yang berarti sedih. Kemudian Rasul menawarkan agar diubah menjadi Sahl yang maknanya kemudahan.
Namun sahabat tersebut enggan mengganti namanya karena nama itu merupakan pemberian dari bapaknya. Setelah itu, sahabat tersebut selalu merasa bahwa hidupnya berat dan sedih.
Kisah tersebut tercatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini
Dari Sa’id bin Musayyab, dari bapaknya, dari kakeknya berkata, Rasulullah bertanya kepadaku, “ Siapa namamu?” Dan kakek Sa’id pun menjawab, ”Namaku Hazn.” Rasulullah pun berkata, “ Tetapi kamu adalah Sahl.” Lalu kakek Sa’id berkata, “ Aku tidak akan mengubah nama yang telah diberikan oleh bapakku.” Lantas Ibnu Al-Musayyab berkata , “ Setelah itu kesusahan selalu menimpa kami.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas mengubah nama anak karena selalu ditimpa kesusahan diperbolehkan. Ibnu Baththal dalam Syarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa perintah untuk memperbagus nama dan mengubah nama yang lebih baik bukan suatu hal yang wajib. Tapi hal itu dianjurkan.
Sebab dalam Islam, nama merupakan doa. Untuk itu, orangtua dianjurkan memilihkan nama yang memiliki arti yang baik dan indah. Tentunya nama tersebut menjadi doa bagi sang anak di sepanjang hidupnya.
Nama-nama yang baik serta indah tersebut dapat diambil dari sifat-sifat Allah atau asmaul husna dan dapat juga diambil dari nama-nama Nabi dan Rasul.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Anak adalah titipan dan anugrah dari Allah SWT. Kewajiban kita sebagai orangtua adalah mengasuh dan mendidiknya sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kelak, anak akan menjadi penyelamat orangtuanya di akhirat.
Untuk itu, sedini mungkin berikanlan pendidikan agama serta akhlak yang baik. Ilmu yang diberikan jauh lebih berharga dibandingkan segunung harta. Dalam memberi pendidikan pada anak harus disesuaikan dengan usiany.
Dikutip dari NU Online, usia bakal mempengaruhi perbedaan pendekatan. Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Jombang KH Ahmad Mustain Syafii menjelaskan beberapa fase berbeda dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Pada tahap pertama, seorang anak akan menghabiskan waktunya untuk bermain. Saat anak berumur 0-7 tahun maka pendidikan yang cocok adalah bermain.
" Pada saat itu fase seorang anak adalah dunia bermain. Namun demikian pada tahap ini seorang anak tetap harus dididik dan dipantau oleh orang dewasa. Seperti Nabi menyuruh mengajari anak salat pada usia 7 tahun," kata KH Ahmad Mustain.
Selanjutnya pakar tafsir Al-Qur’an ini menambahkan, dalam fase kedua yaitu saat anak berumur 7-14 tahun. Jenis pendidikan yang cocok untuk seorang anak adalah pengajaran akhlak dan tata karma, bila perlu disertai pemaksaan.
" Nabi pesan, jika anak sudah berusia 10 tahun dan anak tidak salat maka diperbolehkan untuk dipukul. Usia ini diajarkan tata krama terhadap sang Khaliq, kepada orangtua dan manusia," tambahnya.
Pada fase berikutnya, lanjut Kiai Mustain, yaitu umur 14-21 tahun, cara mendidik anak yaitu dengan pendekatan dialogis. Dalam tahap ini seorang anak diajak dan diajarkan untuk menceritakan tentang masalah yang dihadapinya. Pada tahap ini kehadiran orangtua sangat dibutuhkan untuk mendengarkan cerita anak.
Di usia ini, anak-anak lebih butuh perhatian, butuh diakui dan didengarkan pendapatnya. Bila orangtua tidak tanggap maka anak akan lari dan pergi mencari 'pelampiasan' pada sesuatu yang lain untuk mendapatkan perhatian yang tidak dia dapatkan dari orangtu.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik