Ibu Hamil
Dream - Menjalani kehamilan di masa pandemi seperti sekarang memang butuh mental yang kuat dan dukungan yang lebih dari pasangan dan keluarga. Situasi di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan persalinan jadi lebih ketat.
Jelang persalinan, ibu harus menjalani swab test lebih dulu. Tergantung kebijakan RS, ada yang bisa didampingi di ruang bersalin, tapi ada juga yang tidak. Hal ini demi mengurangi risiko penular Covid-19.
Hal yang juga harus diwaspadai adalah risiko kematian. Dikutip dari KlikDokter, penelitian yang diterbitkan di jurnal Lancet Global Health menunjukkan ibu hamil menghadapi risiko penyakit parah dan kematian yang lebih tinggi bila terinfeksi virus corona.
Analisis dari 40 penelitian di 17 negara ini juga menemukan kerugian lain pada ibu hamil di masa pandemi. Hal ini termasuk lahir mati (stillbirth) yang meningkat selama pandemi. Berikut ini beberapa kemungkinan yang dipetakan dalam penelitian mengenai penyebab dari kematian ibu hamil selama pandemi coronavirus.
Data dari belasan penelitian yang dilakukan menunjukkan, kemungkinan lahir mati meningkat 28 persen pada masa pandemi COVID-19. Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi virus corona memang bisa berdampak buruk bagi ibu hamil, apalagi kalau ia memiliki komorbid yang tidak terkontrol selama kehamilan.
“ Stillbirth bisa terjadi karena ibu hamil tidak kontrol kehamilannya dengan baik atau memiliki komorbid yang tidak terkontrol selama kehamilan. Apalagi kalau ibu hamil terinfeksi virus corona, itu akan memperberat penyembuhan dari proses kehamilan sampai melahirkan,” ujar dr. Iqbal.
Melansir New York Times, dari penelitian yang dilakukan selama pandemi, kejadian kehamilan ektopik yang membutuhkan pembedahan meningkat 6 kali lebih banyak selama pandemi. Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim, sehingga dibutuhkan pembedahan atau operasi.
Kehamilan ektopik dapat diobati dengan obat-obatan bila terdeteksi sejak dini. Jadi, tindakan operasi yang dilakukan mungkin disebabkan oleh penanganan yang tertunda.
“ Kehamilan ektopik bisa dipengaruhi oleh kepatuhan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan ataupun sesuai jadwal, namun karena pandemi ini ibu hamil banyak yang takut akan tertular jika periksa, ibu hamil jadi lalai dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal,” kata dr. Iqbal.
Kurang Dapat Perawatan Medis yang Tepat
Dampak buruk pada kehamilan pada masa pandemi bisa juga disebabkan oleh kurangnya perawatan medis ibu hamil akibat keterbatasan rumah sakit yang dipenuhi pasien COVID-19.
Ibu hamil yang seharusnya rutin kontrol ke dokter kandungan untuk memeriksakan kesehatannya dan janinnya menjadi cenderung enggan ke rumah sakit. Ia takut tertular virus corona bila melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Kehamilan memang membawa perubahan luar biasa pada perempuan. Bukan hanya kondisi fisik tapi juga psikis. Dalam hal hasrat seksual, umumnya saat hamil mengalami peningkatan.
Menurut dr. Reza Fahlevi dikutip dari KlikDokter, hormon dalam tubuh ibu hamil, seperti hormon estrogen, bekerja dengan sangat baik yang membuatnya lebih berhasrat. Sayangnya, ada hal yang bisa meredam gairah seksual ibu hamil.
Apa saja? Mungkin salah satunya adalah yang sedang dialami.
1. Fase Morning Sickness
Umumnya, morning sickness terjadi pada awal-awal usia kehamilan (trimester pertama). Meski menggunakan istilah “ morning”, rasa mual bisa terjadi kapan saja, termasuk di malam hari. Jika hal ini terjadi dalam intensitas yang berat, ibu akan merasa lelah dan bisa jadi tidak bergairah untuk berhubungan seks.
2. Lebih Mementingkan Kondisi Janin
Saat sedang hamil, kesehatan janin adalah prioritas utama. Ini sebabnya, bercinta saat sedang hamil mungkin enggan dilakukan oleh pasangan. Sebenarnya berhubungan seks saat hamil diperbolehkan, namun rasa takut dan cemas membuat ibu jadi berpikir dua kali untuk bercinta.
3. Tidak Percaya Diri
Berubahnya fisik selama hamil juga bisa membuat ibu jadi merasa tidak percaya diri saat sedang berhubungan seks. Nantinya, hal ini juga bisa membuat ibu jadi tidak bergairah dan buat vagina ibu jadi kering,” ujar dr. Reza.
“ Karena itu, penting untuk mendiskusikan hal tersebut dengan pasangan guna mendapatkan solusi terbaik bagi kedua belah pihak,” kata dr. Reza.
4. Pasangan Merasa Kasihan
Suami yang merasa kasihan dengan kondisi tubuh ibu juga bisa jadi alasan lain gairah seksual wanita hamil turun. Karena melihat pasangan sering mengeluh sakit dan pegal, suami jadi lebih ingin merawat ketimbang memuaskan hawa nafsunya. Jika ibu hamil merasa sehat dan siap, komunikasikan dengan suami. Pilih posisi seks yang aman dan nyaman untuk kedua belah pihak.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
PSSI Putuskan Kontrak, Selamat Tinggal Patrick Kluivert!
BMKG Perkirakan Cuaca Panas Ekstrem Terjadi Sampai Awal November 2025
Sempat Down Kamis Pagi, Youtube Kembali Bisa Diakses
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
Waspada Fake Service, Begini Cara Bedakan Layanan Resmi dan Palsu Barang Elektronik
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
10 Ribu Orang Antre untuk Mencoba Chip Otak Bikinan Perusahaan Elon Musk
7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Nuansa British Klasik Bertemu Sentuhan Modern di Koleksi Fall/Winter 2025 dari UNIQLO x JW ANDERSON