Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak

Reporter : Editor Dream.co.id
Sabtu, 6 Januari 2024 09:20
Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak
Penelitian dilakukan oleh Korea Research Institute for Human Settlements (KRIHS).

1 dari 13 halaman


Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak

imageRumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak" /> © Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak Shutterstock

2 dari 13 halaman

© Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak shutterstock

Dream - Angka kelahiran di Korea Selatan (Korsel) terus menurun setiap tahunnya, padahal perekonomian negeri ginseng ini sangat maju.

3 dari 13 halaman

© Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak shutterstock

Berbagai cara dilakukan pemerintan Korsel untuk memudahkan para generasi muda menikah dan punya anak, tapi tak kunjung berhasil.

4 dari 13 halaman

Banyak faktor yang membuat generasi muda di Korsel enggan menikah dan punya anak. Salah satu faktor terbesar, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Korea Research Institute for Human Settlements (KRIHS) adalah biaya perumahan.

5 dari 13 halaman

© Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak shutterstock

Kesimpulan tersebut diambil dari analisis berbagai faktor ekonomi dan tenaga kerja yang dikaitkan dengan pola angka kelahiran di Korsel.

6 dari 13 halaman

Tercatat, angka kelahiran cenderung tidak banyak berubah ketika harga rumah stabil. 

Dengan menggunakan model data panel dinamis, para peneliti menemukan korelasi antara tingkat kesuburan total – jumlah anak yang diperkirakan akan dilahirkan oleh seorang wanita hingga akhir masa suburnya sejalan dengan tingkat kesuburan spesifik usia yang berlaku – pada tahun tertentu dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keluarga berencana.

7 dari 13 halaman

© Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak Shutterstock

Hal ini mencakup berbagai angka dari tahun sebelumnya. Antara lain harga rumah, harga sewa, biaya pendidikan swasta, pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran.

8 dari 13 halaman

Biaya tempat tinggal, termasuk biaya membeli atau menyewa rumah, merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi pasangan suami istri dalam memiliki anak pertama, kedua, atau ketiga, meski dampaknya sedikit berbeda.

Lebih khusus lagi, para peneliti menemukan bahwa kenaikan harga rumah sebesar 1 persen pada suatu tahun menyebabkan penurunan tingkat kesuburan total sebesar 0,00203, dan kenaikan harga sewa sebesar 1 persen menyebabkan penurunan sebesar 0,00247.

9 dari 13 halaman

Laporan tersebut menyebutkan bahwa 30,4 persen keputusan pasangan menikah untuk memiliki anak pertama disebabkan oleh biaya tempat tinggal, diikuti oleh angka kelahiran pada tahun sebelumnya, sebesar 27,9 persen.

Untuk anak kedua, biaya perumahan mempengaruhi 28,7 persen keputusan keluarga. Diikuti oleh angka kelahiran tahun sebelumnya sebesar 28,4 persen. Angka anak ketiga masing-masing sebesar 27,5 persen dan 26,1 persen.

10 dari 13 halaman

Pengaruh pendidikan swasta terhadap keputusan keluarga meningkat secara signifikan setelah kelahiran anak pertama, anak kedua, dan juga anak ketiga. Hal ini mempengaruhi keputusan pasangan untuk memiliki anak pertama hanya sebesar 5,5 persen, namun kemudian meningkat dua kali lipat menjadi 9,1 persen untuk anak kedua, dan bahkan meningkat menjadi 14,3 persen untuk anak ketiga.

11 dari 13 halaman

Pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi juga sangat berperan. Mengacu pada seberapa banyak penduduk perempuan yang bekerja atau ingin bekerja, terhadap keputusan keluarga untuk memiliki anak selalu tinggi.

Mulai dari 16,5 persen ketika memutuskan untuk memiliki anak pertama, lalu 15,9 persen dan 15,5 persen ketika memutuskan memiliki anak kedua dan ketiga. Angka-angka ini menunjukkan bahwa pekerjaan tetap perempuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan pasangan menikah untuk memiliki anak.

12 dari 13 halaman

© Rumah Sangat Mahal, Alasan Utama Anak Muda Korea Malas Punya Anak Shutterstock

Para peneliti KRIHS mengatakan bahwa salah satu kunci untuk mengatasi rekor tingkat kesuburan yang rendah di Korea Selatan adalah mengatasi biaya perumahan.

13 dari 13 halaman

“(Pemerintah) harus mengambil kebijakan sehingga pengantin baru yang mengalami kesulitan finansial dapat memperoleh rumah tanpa mengambil pinjaman dalam jumlah berlebihan,” tulis peneliti.

Sumber: Korea Herald

Beri Komentar