33 Tahun Terpisah karena Diculik, Pria Ini Bertemu Ibu Kandung berkat Peta Desa yang Digambarnya

Reporter : Sugiono
Selasa, 4 Januari 2022 17:45
33 Tahun Terpisah karena Diculik, Pria Ini Bertemu Ibu Kandung berkat Peta Desa yang Digambarnya
Selama 33 tahun diculik, dia menggambar kondisi desanya setidaknya sekali sehari agar ingatannya tidak hilang.

Dream - Baru-baru ini, seorang lelaki dipertemukan kembali dengan ibu kandungnya selepas 33 tahun terpisah akibat diculik.

Lahir dan tumbuh besar di sebuah perkampungan di Yunnan, China, Li Jingwei dibawa lari oleh seorang tetangga sejak umur 4 tahun.

Dia kemudian dijual kepada sebuah sindikat perdagangan manusia yang kemudian menyalurkan Li ke sebuah keluarga yang tinggal lebih 1,700 kilometer dari kampung halamannya.

1 dari 4 halaman

Rekaman video memperlihatkan Li bertemu kembali dengan ibunya telah menyentuh hati netizen.

Pertemuan mengharukan ibu dan anaknya terpisah selama 33 tahun.

Ibunya tampak seakan tidak percaya bahwa satu hari nanti dia akan bertemu kembali anaknya yang telah lama hilang.

Ji mengetahui kalau wanita yang ada di hadapannya adalah ibunya setelah keduanya menjalani tes DNA.

2 dari 4 halaman

" Sudah bertahun-tahun berlalu, saya tidak tahu jika apakah ada keluarga yang mencari saya sebelum ini.

" Saya cuma ingin bertemu kembali dengan ibu dan bapak saya jika mereka masih ada," kata Li.

Sayangnya, pertemuan yang mengharukan tersebut tak bisa disaksikan oleh ayah Li karena pria itu sudah meninggal dunia.

3 dari 4 halaman

Li bisa menemukan kembali keluarganya karena dia terus mengingat tempat asalnya dengan cara menggambar kampung halamannya setiap hari.

Peta desa yang digambar setiap hari selama terpisah 33 tahun.

Pria yang sekarang berusia 37 tahun itu dia tidak pernah melupakan desanya sejak dia diculik.

Dia bahkan menggambar peta desa, terutama jalan menuju rumahnya, setidaknya sekali sehari agar ingatannya tidak hilang.

4 dari 4 halaman

Gambar sketsa itu memiliki detail yang sangat teliti. Termasuk penggambaran letak rumah, sungai, jalan, pohon. Termasuk posisi sawah dan kolam yang ada di dekat rumah orangtuanya.

Hasil karya Li tersebut ternyata memudahkan pekerjaan polisi dalam mencocokkan gambar itu dengan peta sebuah desa di barat daya wilayah Zhaotong, Provinsi Yunnan.

Meski menjadi korban perdagangan manusia, Li mengaku keluarga angkatnya memperlakukan dirinya dengan baik. Li bahkan sudah memiliki keluarga sendiri.

Hingga saat ini, masih belum ada kepastian apakah polisi telah melakukan penyelidikan atau penangkapan terkait kasus perdagangan manusia ini.

Sumber: Lobak Merah

Beri Komentar