Andi Taufan Mundur dari Staf Khusus 'Millenial' Jokowi, Polemik Surat Camat?

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 24 April 2020 13:13
Andi Taufan Mundur dari Staf Khusus 'Millenial' Jokowi, Polemik Surat Camat?
Andi sempat mendapat kritikan lantaran membuat surat berkop Sekretariat Kabinet untuk para camat.

Dream - Andi Taufan Garuda Putra menyatakan pengunduran dirinya sebagai staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo. Andi yang merupakan CEO PT Amartha sebelumnya dikritik karena membuat surat kepada para camat.

" Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020," kata Andi Taufan, dikutip dari Liputan6.com.

Dia mengakui Presiden Jokowi sudah menyetujui surat pengunduran dirinya sebagai staf khusus. Dia berterima kasih kepada Jokowi telah memilih dan mempercayainya mengemban jabatan staf khusus.

" Pengunduran diri ini semata-mata dilandasi keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil," jelas dia.

 

1 dari 5 halaman

Pengalaman Berharga

Menurut Andi, banyak pelajaran dan nilai-nilai yang didapatkan selama menjadi staf khusus Jokowi. Meski hanya lima bulan menjadi staf khusus, dia menilai Jokowi adalah sosok pemimpin yang tulus.

" Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia," tuturnya.

" Begitu banyak pelajaran berharga yang saya petik. Saya pun tidak luput dari berbagai kekurangan. Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik," sambung dia.

 

2 dari 5 halaman

Polemik Surat Camat

Andi Taufan sempat mendapat sorotan terkait suratnya kepada seluruh camat di Indonesia. Surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 dikeluarkan pada 1 April 2020. Melalui surat yang dibuatnya, Andi Taufan meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19).

Dirinya menjelaskan, surat tersebut bersifat pemberitahuan dan dukungan kepada program desa untuk melawan Covid-18 yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Taufan juga menjelaskan tidak ada maksud buruk dalam surat tersebut.

Dia mengatakan dukungan tersebut murni dari dasar kemanusiaan dan dengan biaya Amartha serta donasi masyarakat, yang akan dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. Dukungan dan biaya tersebut Taufan mengklaim tidak ada campur tangan dari negara.

Menyadari suratnya menuai kecaman meski tak bermaksud buruk, Andi pun akhirnya meminta maaf. Dia juga menarik kembali surat tersebut.

" Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," kata Andi Taufan dalam surat terbuka, Selasa, 14 April 2020.

 

3 dari 5 halaman

Terus Bantu Pemerintah

Andi mengatakan, akan terus membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 dengan cara lain. Termasuk bekerja sama dengan semua lapisan.

" Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang timbul. Apapun yang terjadi, saya tetap membantu desa dalam kapasitas dan keterbatasan saya," tutur Andi.

Andi Taufan adalah CEO PT Amartha yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pembangunan UMKM melalui sistem Peer to Peer Lending.

Dalam surat tersebut juga berisi program bertajuk Kerja Sama Sebagai Relawan Desa Lawan Covid-19 itu akan dijalankan untuk area Jawa, Sulawesi dan Sumatra. Kerja sama yang dimaksud mencakup perihal edukasi Covid-19 dan pendataan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) Puskesmas.

4 dari 5 halaman

Belva Devara Mundur dari `Squad Milenial` Staf Khusus Jokowi

Dream - Belva Devara resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai staf khusus presiden. Surat pengunduran diri telah dikirimkan Belva kepada Presiden Joko Widodo pada 15 April 2020 dan disampaikan langsung dua hari kemudian.

" Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya.," kata Belva dalam surat terbuka yang diunggahnya di akun Instagram @belvadevara, Selasa, 21 April 2020. 

Meski berat, Belva mengatakan keputusan ini harus dibuatnya karena dia tidak ingin polemik mengenai asumsi publik tentang posisinya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan.

Pria berusia 29 tahun itu juga tak ingin polemik tersebut mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19.

Dalam penjelasannya, Belva mengatakan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO) memastikan proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku. Dia juga menegaskan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam proses tersebut.

" Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja," tegas pemuda dengan nama lengkap Adamas Belva Syah Devara.

5 dari 5 halaman

Dapat Banyak pelajaran

Belva Devara Instagram

(Instagram @Belva Devara)

Meski jabatannya sangat singkat, Belva mengaku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari presiden dalam pekerjaannya sebagai Stafsus Presiden.

" Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan," ujar Belva seraya berjanji akan terus berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI.

Tak lupa, Belva juga memohon maaf karena tidak dapat merespon pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir. Dia beralasan ingin fokus menyelesaikan hal ini terlebih dahulu.

Sementara ditengok dari unggahannya, terlihat akun Instagram resmi presiden @jokowi memberikan tanda jempol untuk unggahan Belva Devara.(Sah)

Beri Komentar