Bocah Bangun Saat Akan Dimakamkan, Usai Dibawa ke RS Meninggal Lagi

Reporter : Nabila Hanum
Sabtu, 27 Agustus 2022 08:40
Bocah Bangun Saat Akan Dimakamkan, Usai Dibawa ke RS Meninggal Lagi
Sang nenek meilhat mata Camila bergerak saat di dalam peti.

Dream - Ibu mana yang tidak khawatir saat buah hatinya jatuh sakit? Setiap orangtua pasti akan melakukan segala cara demi menjaga kesehatan anak. Memberikan asupan makanan dan vitamin yang cukup, menjaganya setiap waktu, dan hal lainnya dilakukan bagi si kecil.

Kisah haru seorang ibu asal Meksiko ini mendapat banyak perhatian karena kisahnya yang memilukan. Dilansir dari New York Post, seorang bocah perempuan berusia 3 tahun dinyatakan meninggal kembali usai bangun saat akan dimakamkan.

Pada 17 Agustus 2022, bocah bernama Camila Roxana Martinez Mendoza itu merasakan sakit pada bagian perut, demam, dan muntah-muntah. Sang ibu, Mary Jane Mendoza, membawanya ke dokter anak di kampung halaman keluarga di Villa de Ramos.

1 dari 5 halaman

Namun, dokter merekomendasikan agar Camila dibawa ke rumah sakit di negara bagian San Luis Potosi, Meksiko tengah, untuk dirawat karena dehidrasi.

Setelah dibawa ke Rumah Sakit Komunitas Dasar Salinas de Hidalgo, mereka meletakkan handuk dingin di atas tubuh Camila untuk menurunkan suhu tubuhnya dan menempatkan oksimeter di salah satu jarinya untuk melacak kadar oksigen.

Camila akhirnya dapat keluar dari rumah sakit dengan resep parasetamol untuk mengobati rasa sakit dan demam. Namun kondisi Camila tidak kunjung membaik sehingga sang ibu membawa Camila untuk menemui dokter lain.

2 dari 5 halaman

Sang dokter menginstruksikannya untuk memberi makan buah-buahan dan air serta meresepkan obat yang berbeda. Tak kunjung membaik, balita 3 tahun tersebut tidak berhenti muntah.

Orang tuanya yang khawatir membawanya ke dokter lain, yang menyarankan agar dia dilarikan ke ruang gawat darurat. Camila sampai di gawat darurat Rumah Sakit Salinas sekitar pukul 9 malam.

“ Mereka ingin memberinya terapi intravena. Mereka butuh waktu lama untuk memberikan oksigen padanya,” kata sang ibu.

Kisah Bocah Perempuan Bangun Saat Dimakamkan, Meninggal Kembali Usai Dibawa ke Rumah Sakit

3 dari 5 halaman

Setelah sekitar 10 menit, mereka mencabut infus Camila dan menyatakan Camila telah meninggal karena dehidrasi.

“ Dia masih memeluk saya, mereka membawanya pergi dan mengatakan kepada saya, 'Kamu harus membiarkan dia beristirahat dengan tenang," kata Mary.

Namun anehnya, Mary dijauhkan dari putrinya yang sakit di ruang terpisah yang terkunci. Dia tidak bisa masuk ke kamar tempat putrinya ditempatkan.

Bocah Ini Bangun Saat Akan Dimakamkan, Meninggal Kembali Usai Dibawa ke Rumah Sakit

4 dari 5 halaman

Acara pemakaman Camila diadakan keesokan harinya. Namun, sang ibu menyatakan bahwa ia melihat embun pada jendela kaca peti putrinya.

Tamu pemakaman mengira Mary berhalusinasi dan menahan Mary agar tidak membuka peti Camila. Setelahnya, nenek Camila, mengaku meilhat mata Camila bergerak, membuat mereka membuka peti Camila dan menemukan denyut nadi Camila.

Mereka bergegas membawa Camila kembali ke rumah sakit Salinas. Pihak rumah sakit berusaha mengembalikan kesadaran Camila namun tidak berhasil. Camila, sekali lagi, dinyatakan meninggal. Kali ini, dokter mengatakan penyebabnya adalah Edema Serebral (pembengkakan otak).

5 dari 5 halaman

“ Itu benar-benar waktu dimana anak saya meninggal. Kami sekeluarga hancur karena putri saya adalah orang yang sangat bahagia, dia berteman dengan semua orang, dia tidak pilih-pilih teman,” kata Mary.

Padahal, keluarga Mary berencana untuk mengantar Camila ke hari pertamanya di taman kanak-kanak pada minggu tersebut.

Sertifikat kematian pertama yang diterima Mary mencantumkan penyebab kematian Camila hanya karena dehidrasi, sedangkan yang kedua mencatat dehidrasi, Edema Serebral, dan kegagalan metabolisme.

“ Yang saya inginkan adalah keadilan ditegakkan. Saya tidak punya dendam terhadap dokter yang melakukan tindakan. Saya hanya meminta dokter, perawat, dan direktur diganti agar tidak terjadi lagi,” tutur Mary.

Laporan : Erdyandra Tri Sandiva

Beri Komentar