Heboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 9 Januari 2024 13:03
Heboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut
Temuan fosil gigi megalodon oleh sebuah kapal selam yang dioperasikan jarak jauh.

1 dari 12 halaman

Heboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut

Heboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut © Temuan fosil gigi megalodon oleh sebuah kapal selam yang dioperasikan jarak jauh. 2024 Foto: PIxabay

2 dari 12 halaman

Heboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut

Sebuah kapal selam yang dioperasikan secara remote sedang mengumpulkan sampel di suatu pegunungan laut dalam yang sebelumnya belum pernah dijelajahi ketika tiba-tiba menemukan sehelai gigi megalodon yang langka.

3 dari 12 halaman

© Temuan fosil gigi megalodon oleh sebuah kapal selam yang dioperasikan jarak jauh. 2024 Foto: cean Exploration Trust

Gigi berwarna emas tersebut, dengan panjang 2,7 inci (6,8 sentimeter), ditemukan lebih dari 10.000 kaki (3.090 meter) di bawah permukaan dekat Pulau Johnston di Monumen Nasional Laut Remote Pasifik, sekitar 800 mil (1.300 kilometer) di selatan Kepulauan Hawaii.

4 dari 12 halaman

Peneliti menjelaskan penemuan tersebut dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 14 Desember dalam jurnal Historical Biology.

Ocean Exploration Trust, yang memimpin ekspedisi tahun 2022 yang menemukan gigi tersebut, kini telah merilis video yang mendetailkan kejadian tersebut.

5 dari 12 halaman

Penemuan ini merupakan pengamatan dan pengambilan sampel megalodon tooth pertama secara in situ di laut dalam, yang berarti para peneliti menemukan fosil itu di tempat istirahat aslinya. Sebagian besar fosil laut dalam dikumpulkan dengan menarik jaring di dasar laut, sehingga para peneliti kehilangan informasi penting seperti lokasi persisnya, menurut pernyataan yang dirilis oleh Ocean Exploration Trust pada 4 Januari.

Pendamping penelitian, Nicolas Straube, seorang profesor associate di Museum Universitas Bergen di Norwegia, gambarkan pernyataan tersebut sebagai " temuan luar biasa."

6 dari 12 halaman

Fosil ini ditemukan di wilayah laut dalam yang sangat terpencil sehingga fosil megalodon jarang terdokumentasi,”

kata Straube.

7 dari 12 halaman

© Temuan fosil gigi megalodon oleh sebuah kapal selam yang dioperasikan jarak jauh. 2024 Foto: iStock

8 dari 12 halaman

Gigi megalodon adalah fosil yang relatif umum — setiap megalodon memiliki sekitar 276 gigi, dan mereka hidup di lautan di seluruh dunia.

Namun, sebagian besar fosil ini ditemukan di daratan dekat garis pantai atau sungai daripada di laut dalam, yang jarang dieksplorasi, seperti yang disebutkan dalam pernyataan tersebut.

9 dari 12 halaman

Peneliti di atas kapal penjelajah Nautilus milik Ocean Exploration Trust sedang mengumpulkan sampel di sekitar Pulau Johnston pada Juni 2022 untuk mempelajari geologi dan biologi laut dalam.

Mereka menggunakan kendaraan bawah air yang dioperasikan secara remote (ROV) bernama Hercules untuk merekam dan mengumpulkan sampel, yang kemudian dikirim ke University of Rhode Island untuk diproses.

Di sana, para peneliti menemukan gigi tersebut dalam salah satu sampel dan menduga bahwa gigi itu berasal dari megalodon.

10 dari 12 halaman

© Temuan fosil gigi megalodon oleh sebuah kapal selam yang dioperasikan jarak jauh. 2024 Foto: Katherine Kelley

Pendamping penelitian, Dave Ebert, seorang peneliti di Moss Landing Marine Laboratories di California, kemudian memastikan bahwa gigi itu berasal dari megalodon.

11 dari 12 halaman

Setelah meninjau video yang direkam oleh Hercules, para peneliti juga menyadari bahwa gigi itu terlihat menonjol dari pasir di puncak laut pada saat ROV menggali.

Menemukan gigi yang berada di tempat aslinya di atas gunung laut, atau seamount, membantu para peneliti memahami lebih banyak tentang kebiasaan laut hiu raksasa tersebut.

12 dari 12 halaman

Fosil ini memberi kita wawasan penting mengenai distribusi megalodon,

Sampel tersebut menunjukkan bahwa megalodon bukan hanya spesies pesisir dan spesies ini bermigrasi melintasi cekungan lautan mirip dengan banyak spesies modern seper

kata penulis pertama studi Jürgen Pollerspöck, seorang peneliti di Bavarian State Collection of Zoology di Jerman, dalam pernyataannya.

Beri Komentar