(Foto: Satgas Penanganan Covid-19)
Dream - Perkembangan kasus aktif Covid-19 di Indonesia beberapa hari terakhir mengalami tren penurunan meski masih bersifat fluktuati. Satgas Covid-19 berharap periode libur panjang Isra Mi'raj 1443 Hijrah yang berlangsung sejak Kamis, 11 Maret 2021 diharapkan takkan memicu peningatan kasus baru.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito meminta tren yang positif ini sudah berlangsung harus dipertahankan bahkan diharapkan bisa dipertahankan ke depannya. Harapannya pandemi di Indonesia bisa segera berakhir.
" Hal ini memperlihatkan bahwa penangangan terhadap mereka yang terjangkit Covid-19 sudah ditangani dengan baik. Tren penurunan kasu aktif ini ini harus terus dijaga, agar nantinya kasus aktif dapat hilang," ujar Wiku dikutip covid19.go.id, Sabtu 13 Maret 2021.
Selain terus meningkatkan penanganan pada kasus aktif, pemerintah terus memonitoring perkembangan kasus kematian akibt Covid-19. Hal ini agar pemerintah dapat mengambil langkah yang tepat dalam menekan angka kematian pasien Covid-19.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, dari grafik perkembangan kasus kematian, terlihat mulai dari Maret - September 2020, kasus kematian mengalami tren kematian. Lalu sempat menurun pada Oktober dan November, namun kembali mengalami tren meningkat hingga Januari 2021.
Melihat lebih dekat perkembangan dari bulan ke bulan, pada 4 bulan pertama peningkatan cenderung tajam hingga mencapai 70 persen.
" Masa-masa ini Indonesia dihadapkan pada pandemi yang secara tiba-tiba, dan tengah melakukan percepatan penangananan, salah satunya denga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," imbuh Wiku.
Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian antara 50 - 900 kasus. Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai 1000 - 2000 orang.
" Bayangkan dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur," Wiku menyayangkan.
Melihat data tersebut, Wiku meminta masyarakat bijak dalam menyikapi libur panjang karena secara langsung mempengaruhi jumlah orang yang meninggal.
Untuk itu masyarakat dan pemerintah daerah diminta belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan. Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain.
(Sah, Sumber: covid19.go.id)
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Lebih dari satu juta peekerja kesehatan di Indonesia telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pemerintah terus mendorong tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi untuk mengikuti program tersebut.
Imbauan itu bukan tanpa alasan. Sebab, selama ini para tenaga kesehatanlah yang paling rentan tertular virus corona. Sebab, mereka harus berhadapan atau kontak dengan pasien Covid-19, sehingga rentan tertular Covid-19.
" Vaksinasi akan menjaga dan mencegah penularan antara pasien dengan tenaga kesehatan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dikutip dari laman covid19.go.id, Jumat 12 Februari 2021.
Pemerintah, tegas Wiku, berkomitmen penuh untuk mendukung petugas kesehatan dengan cara apapun untuk meringankan beban yang mereka hadapi sehari-hari. Di samping itu, pemerintah terus melakukan langkah terbaik untuk mendapatkan vaksin untuk masyarakat.
Indonesia saat ini telah mendatangkan vaksin Sinovac bikinan China, yang sebelumnya memiliki batasan usia bagi penggunanya. Namun, melihat tingginya angka kematian akibat pandemi, lansia menjadi prioritas program vaksinasi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah berdiskusi dengan berbagai pemangku kepentingan pada 5 Februari 2021. BPOM mengeluarkan Emergency Use of Authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac bagi penduduk usia 60 tahun ke atas.
Lansia akan menerima dua dosis suntikan yang diberikan dalam interval 28 hari. Untuk tahap ini, prioritas akan diberikan kepada tenaga kesehatan lanjut usia yang telah berusia 60 tahun ke atas.
Selain vaksinasi lansia, pemerintah juga menyiapkan vaksinasi tahap ke dua bagi pejabat publik. Untuk tahap ini, PT Biofarma akan memulai produksi vaksin Sinovac.
" Mudah-mudahan Indonesia memiliki suplai yang cukup secara mandiri dan siap menjalankan vaksin tahap selanjutnya, setelah program vaksinasi untuk tenaga kesehatan berakhir," jelas Wiku.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur