Memahami Arti Doa Qunut dan Hukumnya Menurut Pandangan Imam Syafi'i

Memahami Arti Doa Qunut dan Hukumnya Menurut Pandangan Imam Syafi'i

© unsplash.com

© Memahami Arti Doa Qunut dan Hukumnya Menurut Pandangan Imam Syafi'i 2024 pexels

Dream - Membaca doa qunut merupakan salah satu amalan yang disunnahkan dalam sholat subuh. Biasanya, qunut dibaca pada rakaat kedua sholat subuh setelah membaca doa I’tidal. Tepatnya, doa qunut ini dibaca sebelum ruku sambil mengangkat kedua tangan seperti ketika berdoa.

Anjuran Doa Qunut

Anjuran membaca doa qunut ketika sholat Subuh sangat ditekankan oleh Imam Syafi'i, dan pendapatnya ini diikuti oleh mayoritas ulama ahli hadits. Argumennya didasarkan pada beberapa hadits yang menjadi dasar dianjurkannya membaca doa qunut pada shalat Subuh.

“Dari Muhammad bin Sirin, berkata: “Aku bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah Rasulullah Saw membaca qunut dalam shalat Subuh?” Beliau menjawab: “Ya, setelah ruku’ sebentar.” (HR Muslim, Hadits nomor 1578).

Riwayat Lain

Dalam riwayat lain juga dijelaskan mengenai anjuran membaca doa qunut ketika sholat subuh sebagaimana berikut:

Dari Anas bin Malik RA, berkata: “Rasulullah SAW terus membaca qunut dalam sholat Fajar (Subuh) sampai meninggalkan dunia.” (HR. Ahmad, Ad-Daraquthni, al-Baihaqi dan lain-lain dengan sanad yang shahih)

Kedua hadits tersebut telah dishahihkan oleh Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab.

Dalam kitab tersebut Imam Nawawi berkata, “Hadits tersebut shahih, diriwayatkan oleh banyak kalangan huffazh dan mereka menilainya shahih.

Di antara memastikan keshahihannya adalah Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ali al-Balkhi, al-Hakim Abu Abdillah dalam beberapa tempat dalam kitab-kitabnya dan al-Baihaqi.

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Daraquthni dari beberapa jalur dengan sanad-sanad yang shahih.”

Hukum Membaca Doa Qunut

Berkenaan dengan hukum membaca doa qunut ketika sholat subuh, Imam Syafi'i berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah muakkadah. Artinya jika meninggalkannya tidak membatalkan sholat, akan tetapi dianjurkan untuk menggantinya dengan sujud syahwi. Penggantian ini berlaku ketika Sahabat Dream meninggalkan qunut baik sengaja ataupun tidak.

Bacaan Doa Qunut Arab

?????????? ????????? ???????? ???????? ?????????? ???????? ????????? ????????????? ???????? ??????????? ????????? ???? ??????? ?????????? ???????? ???????? ???????? ???? ????? ???????? ????? ??????? ???????? ???? ????? ??? ??????? ???? ????????? ????? ??????? ???? ????????? ??????????? ???????? ????????????? ?????? ????????? ????? ??? ???????? ???????????????? ?????????? ???????? ???????? ????? ????? ?????????? ????????? ?????????? ??????????? ??????? ????? ?????????? ?????????

Bacaan Doa Qunut Latin

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam 

Arti Doa Qunut

“Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.

Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.

Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”

Demikian itulah arti doa qunut lengkap bacaan arab dan latinnya. Tentu saja hukum dan pembahasan dalam artikel ini didasarkan pada pendapat madzhab Imam Syafi'i. Bisa berbeda penerapan dan hukumnya jika dikaji dengan pendapat madazhab lainnya. Mengingat dalam Islam terdiri dari berbagai madzhab yang kesemuanya juga berdasarkan dalil yang kuat.

Sumber: NU Online