Menteri Nadiem: Sekolah di Zona Kuning dan Hijau Boleh Belajar Tatap Muka

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 8 Agustus 2020 14:01
Menteri Nadiem: Sekolah di Zona Kuning dan Hijau Boleh Belajar Tatap Muka
Namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Dream - Pemerintah memperluas cakupan belajar tatap muka dalam pandemi Covid-19. Jika dulu hanya di zona hijau, kini sekolah di zona kuning dibolehkan menggelar pembelajaran tatap muka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan kementeriannya bersama sejumlah menteri terkait telah merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi Covid-19. SKB revisi ini membolehkan sekolah menggelar tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan.

" Kita akan merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk memperbolehkan, bukan memaksakan, pembelajaran tatap buka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual, Jumat 7 Agustus 2020.

Nadiem mengatakan zonasi aktivitas pembelajaran tatap muka diperluas dari hijau ditambah kuning. Salah satu alasannya, sebagian besar peserta didik berada di daerah yang masuk zona hijau dan kuning.

" Ada 43 persen peserta didik di zona hijau dan kuning dan mayoritas di daerah terluar berada di zona hijau dan kuning. Untuk itu kita membolehkan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi protokol kesehatan," kata Nadiem.

1 dari 5 halaman

Kebijakan ini tidak berlaku untuk sekolah di zona merah dan orange. Para pelajar di zona ini tidak dibolehkan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

" Mereka melanjutkan belajar di rumah," kata dia.

Terkait status zonasi, Nadiem mengatakan didasarkan pada penilaian dari Satuan Tugas Covid-19. Kemudian, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota terus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk memantau tingkat risiko Covid-19.

" Apabila terindikasi dalam kondisi tidak aman atau tingkat risiko berubah, satuan pendidikan wajib ditutup kembali," kata Nadiem.

2 dari 5 halaman

Setelah Menteri Nadiem Bakal Permanenkan Belajar Jarak Jauh

Dream - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) berencana menerapkan metode pendidikan jarak jauh atau kegiatan belajar-mengajar (KBM) jarak jauh secara permanen.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai kebijakan itu sangat mungkin dilakukan setelah pandemi corona berlalu.

" Yang saya tangkap dari pernyataan itu maksudnya, setelah semua adaptasi yang telah kita lakukan selama pandemi, tidak mungkin kita kembali lagi sepenuhnya melakukan KBM dengan cara-cara lama," kata Hetifah, Senin 6 Juli 2020.

3 dari 5 halaman

Menurutnya, pemerintah juga perlu memaksimalkan teknologi yang sudah dipelajari untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, dengan mengkombinasikan sistem pendidikan jarak jauh dengan tatap muka.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, berharap kedepannya Kemendikbud akan menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan akses terhadap teknologi.

" Antara lain memastikan setiap satuan pendidikan memiliki infrastruktur TIK yang memadai, bekerjasama dengan provider dan membuat paket subsidi internet, juga bekerjasama dengan Kominfo dan PLN untuk menyediakan akses internet dan listrik yang merata. Itu semua tercantum dalam draft peta jalan pendidikan nasional 2020-2035," ungkap Hetifah.

 

4 dari 5 halaman

Dia melihat, pemanfaatan teknologi bisa dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan.

" Kesenjangan kualitas dan geografis bisa sedikit banyak teratasi dengan bantuan teknologi. Misalnya, anak-anak di pelosok sekarang bisa mendapatkan pengajaran dari guru-guru terbaik skala nasional melalui bantuan aplikasi. Ini bisa kita manfaatkan untuk pemerataan," ucap Hetifah. .

Namun demikian, dia mengingatkan agar Kemendikbud memperhatikan kesediaan akses untuk semua merupakan prasyarat, jika tidak justru ini bisa menambah kesenjangan.

Meski begitu, dia mengingatkan bahwa tidak semua hal bisa tergantikan dengan pembelajaran jarak jauh..

" Misalnya pembangunan karakter, itu memerlukan keteladanan yang anak lihat sehari-hari, jadi tidak mungkin diajarkan hanya secara jarak jauh. Juga kemampuan bersosialisasi, harus tatap muka. Saya rasa Kemendikbud juga mengerti ini dan tidak mungkin semerta-merta dihilangkan.” pungkasnya.

5 dari 5 halaman

Nadiem Makarim© Kemendikbud

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19 selesai.

Berdasarkan penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar-mengakar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar.

Nadiem menyebutkan, pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling kegiatan belajar.

" Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis, 3 Juli 2020.

(Sumber: Liputan6.com)

Beri Komentar