Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengertian Miqat Makani dan Zamani, Batas Patokan untuk Melaksanakan Ibadah Haji

Pengertian Miqat Makani dan Zamani, Batas Patokan untuk Melaksanakan Ibadah Haji Ilustrasi Miqat Di Masjid Bir Ali. (Foto: Skyscraper City)

Dream - Bagi calon jemaah haji penting untuk mengetahui tata cara pelaksanaannya, termasuk berbagai ketentuan yang harus diperhatikan.

Salah satu ketentuan yang harus diketahui adalah tentang batas tempat mengenakan pakaian ihram untuk melaksanakan ibadah haji atau yang disebut miqat makani.

Miqat makani adalah batas tempat yang menjadi patokan untuk melaksanakan ibadah haji (atau umroh). Di miqat makani, para jemaah melakukan ihram dan membaca niat haji atau umroh.

Sementara miqat yang menjadi batasan waktu untuk memulai dan mengakhiri ibadah haji disebut miqat zamani.

Agar lebih jelasnya berikut ulasan lengkap tentang miqat makani dan zamani, dirangkum Dream dari berbagai sumber.

Pengertian Miqat

Miqat adalah tempat atau waktu yang ditetapkan Rasulullah Saw sebagai pintu masuk memulai haji atau umroh. Jemaah haji yang sudah mengambil miqat akan menuju baitullah kemudian mulai berlaku berbagai larangan saat berpakaian ihram.

Dalam tata cara pelaksanaan ibadah haji terdapat dua macam miqat yang perlu dipahami, yakni miqat makani dan miqat zamani.

1. Miqat Zamani

Miqat zamani merupakan batas waktu pelaksanaan haji yang dimulai sejak tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar pada 10 Dzulhijjah. Miqat zamani digunakan sebagai ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji. Sedangkan miqat zamani untuk ibadah umroh berlaku sepanjang tahun tanpa ada batasannya.

2. Miqat Makani

Miqat yang kedua adalah miqat makani, yaitu batas tempat untuk memulai ihram haji atau umroh. Miqat makani juga diartikan sebagai ketentuan tempat bagi jemaah haji untuk memulai niat haji atau umroh.

Jemaah haji diharuskan melakukan miqat makani di lokasi yang telah ditetapkan dengan berpakaian ihram kemudian melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat di lokasi miqat, mengucapkan niat kemudian bertolak menuju Mekah untuk thowaf di baitullah dan sa'i.

5. Lokasi Miqat Makani

Terdapat lima tempat untuk miqat makani yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Miqat makani ini disesuaikan dengan dari mana jemaah berasal.

Demikian pula dengan jemaah Indonesia. Ada lokasi-lokasi miqat yang biasa digunakan oleh jemaah haji atau umrah asal Indonesia.

Berikut lima miqat makani yang perlu diketahui:

1. Zulhulaifah (Bir Ali)

Bir Ali merupakan miqat makani bagi penduduk Madinah dan orang-orang yang melewatinya. Jemaah dari Indonesia biasanya melakukan miqat di Bir Ali atau Masjid Zulhulaifah yang berlokasi 9 kilometer dari Madinah.

2. Juhfah

Miqat makani yang kedua yaitu Juhfah yang berlokasi sekitar 183 kilometer di arah barat laut Kota Mekah. Miqat Juhfah biasanya digunakan para jemaah dari negara Syiria, Yordania, Mesir dan Lebanon.

3. Qarnul Manazil (as-Sail)

Selanjutnya ada miqat Qarnul Manazil yang berada di dekat kawasan pegunungan Thaif atau sekitar 94 kilometer di timur Mekah. Miqat ini menjadi lokasi miqat bagi para jemaah dari Dubai.

4. Yalamlam

Miqat makani yang keempat yaitu Yalamlam yang berada sekitar 92 kilometer di arah tenggara Kota Mekah. Miqat ini dijadikan miqat para jemaah dari Yaman dan orang-orang yang melalui rute sama, seperti jemaah dari India, China, Jepang dan Pakistan.

Biasanya, jemaah haji Indonesia mengambil miqat ketika perjalanan di pesawat ketika pesawat mendekati Yalamlam/Qarnul.

Jika akan mengambil miqat di pesawat, maka jemaah haji dianjurkan segera berpakaian ihram dan berniat haji atau umroh di dalam hati dan mengucapkannya dengan lisan.

5. Zatu Irqin

Miqat makani yang kelima yaitu Zatu Irqin yang berjarak sekitar 94 kilometer di arah timur laut Kota Mekah. lokasi ini biasanya dijadikan miqat oleh para jemaah dari Iran dan Irak atau yang melalui rute yang sama.

Rukun dan Wajib Ibadah Haji

Sebelum mengetahui macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji, kamu perlu mengetahui rukun ibadah haji terlebih dahulu. Rukun merupakan sesuatu yang harus ada ketika melakukan sesuatu. Ibadah haji tidak sah bila meninggalkan salah satu rukun. Namun jika yang ditingalkannya adalah bagian dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tapi harus membayar dam atau denda.

Berikut beberapa rukun haji yang wajib ada saat pelaksanaan ibadah haji:

  1. Ihram
  2. Wuquf di Arafah
  3. Thowaf di Ka'bah
  4. Sa’i atau lari-lari kecil dari bukti Shafa ke Marwa.
  5. Tahalul
  6. Tartib

Sedangkan wajib haji adalah:

  1. Ihrom dari miqat,
  2. Mabit di Muzdalifah,
  3. Mabit di Mina,
  4. Melontar jumroh,
  5. Menghindari muharromat atau larang-larangan ihrom, karena akibatnya diwajibkan dam atau denda.

Macam-macam Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

Macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji berkaitan dengan waktunya. Mari simak macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji di bawah ini:

1. Haji Ifrad

Macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji yang pertama adalah disebut Haji Ifrad. Haji Ifrad merupakan haji yang dikerjakan terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan ibadah umrah. Istilah Ifrad artinya memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri.

Sederhananya orang yang melaksanakan Haji Ifrad akan menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu. Setelah selesai semua rangkaian ibadha hajinya, baru kemudian ia menjalankan ibadha umroh.

Cara pelaksanaan ibadah haji Ifrad adalah:

Ketika tiba di Tanah Suci Mekkah jemaah melakukan thowaf qudum atau thowaf di awal kedatangan di Mekkah),

lalu melanjutkan dengan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim.

Kemudian melakukan sa’i yaitu lari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.

Sambil menunggu tahalul pada 10 Dzulhijah, jemaah menetapkan diri dalam kondisi berihrom dan jemaah tidak boleh melakukan segala hal-hal yang diharamkan ketika berihram, hingga datang masa tahallul yakni pada 10 Dzulhijjah.

Setelah itu, jemaah boleh melepas pakaian ihramnya dan boleh menggunakan pakaian lainnya.

Jika hendak melakukan ibadah umrah maka harus berihram lagi. Haji dalam jenis ini tidak perlu membayar dam atau denda.

2. Haji Qiran

Macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji yang kedua adalah haji Qiran. Ibadah Haji Qiran merupakan ibadah haji yang menggabungkan antara niat haji dan umrah sekaligus. Kedua ibadha ini dikerjakan pada bulan-bulan haji secara bersamaan.

Cara pelaksanaan ibadah Haji Qiran adalah:

Sebelum memulai thowaf, jemaah berihram untuk umrah dan berihram untuk haji.

Saat memasuki kota Mekkah, jemaah melakukan thowaf qudum atau thawaf di awal kedatangan di Mekkah,

Kemudian sholat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.

Lalu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dilakukan untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i tanpa bertahallul, tetapi masih dalam kondisi berihram, sehingga tidak halal untuk melakukan hal-hal yang diharamkan ketika ihram hingga datang masa tahallul pada 10 Dzulhijjah.

Dengan menjalankan Haji Qiran, maka haji dan umroh selesai secara bersamaan. Perbedaannya dengan macam-macam cara pelasanaan ibadah haji lainnya adalah adanya kewajiban membayar dam atau denda dengan menyembelih hewan qurban (seekor kambing, sepertujuh sapi atau unta) pada tanggal Dulhijjah atau hari tasyriq.

3. Haji Tamattu’

Macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji yang ketiga adalah Haji Tamattu’. Ibadah yang satu ini merupakan haji yang mendahulukan umroh dahulu baru kemudian ibadah haji. Cara pelaksanaan ibadah Haji Tamattu’ yaitu:

Jemaah berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji yakni pada bulan Syawwal, Zulqa’dah, 10 hari pertama dari bulan Zulhijjah.

Jemaah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah dengan melaksanakan thowaf umrah.

Kemudian melakukan sa’i umrah.

Lalu bertahallul dari ihramnya dengan cara memotong pendek atau mencukur sebagian rambut kepalanya.

Setelah tahallul jemaah sudah terlepas dari kondisi ihram hingga nanti datangnya hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Zulhijjah.

Pada hari Tarwiyah, jemaah berihram kembali dari Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji hingga sempurna.

Umat muslim yang melaksanakan Haji Tamattu’ wajib menyembelih hewan qurban sebagai dam yakni seekor kambing/ sepertujuh dari sapi/ sepertujuh dari unta pada 10 Zulhijjah atau di hari-hari tasyriq yakni tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Tahan Lapar dan Haus, Inilah Makna dan Tujuan Hakiki Berpuasa di Bulan Ramadhan

Bukan Tahan Lapar dan Haus, Inilah Makna dan Tujuan Hakiki Berpuasa di Bulan Ramadhan

Di balik kewajiban tersebut, terdapat berbagai tujuan yang menjadikan puasa Ramadhan sebagai ibadah yang luar biasa bagi umat Islam.

Baca Selengkapnya
Bolehkah Menggabungkan Puasa Qadha Ramadan dan Puasa Rajab? Begini Penjelasannya, Lengkap dengan Bacaan Niat yang Wajib Diketahui

Bolehkah Menggabungkan Puasa Qadha Ramadan dan Puasa Rajab? Begini Penjelasannya, Lengkap dengan Bacaan Niat yang Wajib Diketahui

Niat menggabungkan puasa qadha Ramadan dan puasa Rajab penting diketahui agar puasa yang dilakukan benar-benar sah.

Baca Selengkapnya
22 Nama Kiamat dalam Al-Quran yang Perlu Diketahui Umat Islam, Punya Makna Masing-Masing

22 Nama Kiamat dalam Al-Quran yang Perlu Diketahui Umat Islam, Punya Makna Masing-Masing

Hari kiamat adalah sesuatu yang harus diimani oleh umat Islam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hukum Mandi Puasa Ramadan, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Tata Caranya yang Penting Diketahui Umat Islam

Hukum Mandi Puasa Ramadan, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Tata Caranya yang Penting Diketahui Umat Islam

Mandi puasa Ramadan adalah berupa anjuran yang dilakukan pada malam bulan Ramadan saja.

Baca Selengkapnya
Apa yang Dilakukan Malaikat di Bumi saat Malam Lailatul Qadar?

Apa yang Dilakukan Malaikat di Bumi saat Malam Lailatul Qadar?

Kedatangan malam Lailatul Qadar sudah ditunjukkan tanda-tandanya oleh Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, waktu pastinya tidaklah disebutkan secara jelas.

Baca Selengkapnya
Mandi Puasa Ramadhan: Bagaimana Hukum, Bacaan Niat dan Tata Caranya?

Mandi Puasa Ramadhan: Bagaimana Hukum, Bacaan Niat dan Tata Caranya?

Sebenarnya tidak ada amalan mandi wajib yang khusus dilakukan selama bulan Ramadhan atau menjelang Ramadhan.

Baca Selengkapnya
Kenapa Zakat Disandingkan dengan Sholat? Lengkap dengan Makna Berzakat Menurut Quraish Shihab

Kenapa Zakat Disandingkan dengan Sholat? Lengkap dengan Makna Berzakat Menurut Quraish Shihab

Berzakat akan mendidik manusia sebagai upaya untuk mengikis penyakit batin, yakni kebakhilan.

Baca Selengkapnya
Bolehkah Membaca Doa Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh? Begini Penjelasannya yang Penting Diperhatikan Umat Islam

Bolehkah Membaca Doa Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh? Begini Penjelasannya yang Penting Diperhatikan Umat Islam

Niat puasa Ramadan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi sebelum memulai menjalankan ibadah puasa.

Baca Selengkapnya
Ramadan di Depan Mata, Lakukan 5 Hal Ini Biar Ibadah Lebih Khusyuk

Ramadan di Depan Mata, Lakukan 5 Hal Ini Biar Ibadah Lebih Khusyuk

Lakukan beberapa hal sebelum memulai bulan Ramadan agar ibadah lebih maksimal dan mudah dilakukan di tengah-tengah aktivitas.

Baca Selengkapnya