Tiadakan Perayaan Tahun Baru, Jabar Kaji Wajib Tes Antigen ke Wisatawan

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 14 Desember 2020 18:01
Tiadakan Perayaan Tahun Baru, Jabar Kaji Wajib Tes Antigen ke Wisatawan
Jawa Barat tidak mengizinkan perayaan Tahun Baru 2021 untuk menekan Covid-19.

Dream - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menegaskan takkan mengizinkan perayaan tahun baru di wilayah administrasi yang dipimpinnya. Tindakan tegas ini juga sudah disepakati sejumlah kepala daerah di provinsi lain di Indonesia.  

" Jabar tidak mengizinkan ada perayaan tahun baru," ujar Ridwan dalam konferensi pers disiarkan channel YouTube Humas Jabar.

Ridwan mengatakan keputusan yang disepakati para kepala daerah di Jabar ini bertujuan untuk menekan potensi lonjakan kasus Covid-19.

" Pemerintah Provinsi Jabar bersama komite penanggulangan covid-19 bersepakat dengan gubernur lain bahwa tidak mengizinkan perayaan tahun baru yang punya potensi keriuhan keramaian yang membahayakan," kata Ridwan.

 

 

1 dari 5 halaman

Harus Rapid Test Antigen Untuk Wisatawan

Sementara untuk wisatawan, Ridwan mewajibkan para pelancong membawa bukti bebas Covid-19 dengan rapid test antigen jika ingin rekreasi di Jabar. Ridwan tidak ingin terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang pada akhirnya menambah beban rumah sakit.

" Kami ingin memastikan tamu yang datang dan pergi sudah bersih Covid-19. Kami tidak akan menggunakan tes antibodi, kita sudah hentikan sama sekali," kata dia.

Lebih lanjut, Ridwan mengatakan terdapat wacana untuk mendetailkan penerapan rapid test antigen di libur panjang. Menurut dia, pengunjung zona pariwisata seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Pangandaran akan diwajibkan rapid test antigen.

" Kalau di Bali itu harus dengan PCR kesepakatannya," kata Ridwan.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 5 halaman

Meski Sangat Bermanfaat, Vaksin Bukan Cara Satu-satunya Pencegahan Covid-19

Dream - Juru bicara vaksin Covid-19, dokter Reisa Broto Asmoro, mengingatkan masyarakat untuk semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M. Dia mengatakan ada kecenderungan masyarakat mulai kendur dalam memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

" Ada kecenderungan penerapan 3M mulai kendur bahkan longgar, akhirnya banyak terjadi penambahan jumlah kasus, terutama sejak bulan November hingga pekan awal Desember," ujar Reisa dalam konferensi pers disiarkan channel YouTube FMB9ID_IKP.

Reisa meminta masyarakat tidak meremehkan penularan Covid-19 meski tingkat kesembuhan cukup tinggi. Ditambah lagi, vaksinasi harus dilakukan dengan diimbangi protokol kesehatan agar pandemi bisa dikendalikan.

" Vaksin memang sangat bermanfaat sebagai pelindung spesifik, tapi ingat vaksin bukan satu-satunya cara pencegahan," kata Reisa.

 

 

3 dari 5 halaman

Masyarakat Adalah Baris Terdepan

Reisa mengungkapkan baris terdepan dapat penanganan Covid-19 tidak lain adalah masyarakat. Dengan menerapkan protokol 3M, penyebaran Covid-19 bisa ditangkal.

Lebih lanjut, Reisa mengatakan Pemerintah tetap berhati-hati dalam pelaksanaan vaksinasi. Vaksin Covid-19 baru akan digunakan setelah hasil akhir uji klinis tahap tiga keluar dan harus melalui pengujian Badan Pengawas Obat dan Makanan terlebih dulu.

" Sebagai tahap pertama vaksin akan diberikan kepada pekerja dengan risiko tinggi terhadap Covid-19, yaitu para tenaga kesehatan dan aparat yang membantu proses penelusuran, pengujian dan perawatan pasien Covid-19," ucap Reisa.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

4 dari 5 halaman

Jadwal Vaksinasi Covid-19 Bergantung Hasil Uji Klinis, BPOM dan MUI

Dream - Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 Sinovac yang dipesan Pemerintah telah tiba. Tetapi, vaksin tersebut belum bisa digunakan untuk vaksinasi.

Juru bicara vaksin Covid-19, dokter Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya belum dapat memberikan kepastian kapan vaksinasi dapat dijalankan.

Karena saat ini Pemerintah sedang menunggu hasil uji klinis tahap 3 serta proses di Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Majelis Ulama Indonesia.

" Kita belum sampai tahap ke sana (vaksinasi) karena tergantung hasil uji klinis tahap tiga, persetujuan dari BPOM, dan kehalalan dari MUI," ujar Nadia dalam diskusi virtual bertajuk Setelah Vaksin Datang.

 

5 dari 5 halaman

Bertahap

Menurut Nadia, jika proses di BPOM selesai akan keluar Emergency Use Authorization (EUA). Izin ini bergantung dari hasil uji klinis.

" Jadi kalau kita masih mengingat Kepala BPOM mengestimasi akhir Januari, tapi ini tergantung dari hasil uji klinis,"

Setelah UEA terbit, proses belum selesai. Proses selanjutnya berada di MUI.

" Jika sudah tepat, nantinya akan diteruskan ke BPOM dan MUI," kata dia.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar