Dream - Sholat tarawih adalah sholat sunah yang dilakukan hanya di bulan Ramadan saja. Sholat ini dilakukan pada malam hari setelah sholat isya.
Biasanya sholat tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid atau bisa juga dilakukan secara sendirian atau munfarid.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa tidak setiap umat Islam bisa mengerjakan sholat tarawih.
Di mana ada dari mereka yang harus bekerja di malam hari, sehingga harus melewatkan sholat tarawih.
Meski begitu, ada orang yang mengatakan sayang jika sampai meninggalkan sholat tarawih. Apalagi sholat ini hanya dilakukan setahun sekali.
Lalu, antara sholat tarawih dan mencari nafkah, manakah yang lebih utama?
Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Dikutip dari banten.nu.or.id, sholat tarawih adalah sholat khusus di malam hari pada bulan Ramadan. Waktu pelaksanaannya adalah setelah sholat isya dan sebelum sholat witir.
Hukum melaksanakan sholat tarawih adalah sunah bagi laki-laki dan perempuan. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:
" Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya)
Selain itu, ada juga hadis lainnya yang menjelaskan tentang sholat tarawih:
" Dari Abi Hurairah ra Rasulullah gemar menghidupkan bulan Ramadan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata: 'Barangsiapa yang melakukan ibadah (sholat tarawih) di bulan Ramadan hanya karena iman dan mengharapkan ridha dari Allah, maka baginya diampuni dosa-dosanya yang telah lewat'." (HR. Muslim)
Tujuan mencari nafkah adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Baik itu sandang, pangan, maupun papan. Di dalam ajaran Islam, suamilah yang bertugas mencari nafkah.
Namun, dalam kondisi tertentu, tidak ada larangan bagi perempuan untuk membantu perekonomian keluarga.
Misalnya saja saat suami sedang sakit dan tidak mampu untuk mencari nafkah.
Dikutip dari nu.or.id, pemenuhan nafkah keluarga merupakan kewajibna bagi seorang tulang punggung keluarga.
Tentunya nafkah yang didapatkan tersebut harus bersumber dari jalan yang halal.
Rasulullah saw bersabda:
" Nafkah yang diberikan seorang kepala rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi ganjaran karena meski sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut keluarganya." (HR. Muttafaq alaih)
Selain itu, dijelaskan juga dalam hadis lainnya:
" Siapa saja yang baik sholatnya, banyak keluarganya, sedikit hartanya, dan tidak melakukan ghibah terhadap umat Islam, kelak ia bersamaku di surga seperti dua ini (sambil mengisyaratkan dua jari)." (HR. Abu Ya'la dari sahabat Abu Said Al-Khudri)
Rasulullah saw juga menyebutkan dalam suatu riwayat menyebutkan bahwahsanya Allah SWT mencintai pekerja keras yang mencari nafkah untuk keluarganya.
Allah SWT mencintai tulang punggung keluarga yang memilih bekerja keras daripada meminta-minta untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Islam sendiri bukanlah agama yang mempersulit umatnya. Terutama dalam hal beribadah seperti sholat tarawih di bulan Ramadan.
Ketika seseorang harus mencari nafkah di malam hari dan meninggalkan sholat tarawih, Islam tidaklah mempermasalahkan hal tersebut.
Dikutip dari Instagram @mubadalah.id, ketika ada seseorang yang malamnya harus mencari nafkah atau bekerja, maka sholat tarawihnya bisa diganti dengan amal sholeh yang lain. Seperti tadarus Al-Quran, berdzikir, dan ibadah lainnya.
Dalam hal ini Allah SWT tidak memaksa hamba-Nya, kecuali sesuai dengan kemampuannya.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik