(Foto: Shutterstock.com)
Dream - Libur panjang sebentar lagi akan datang. Tentu sudah ada rencana mengisi waktu libur dengan berrekreasi.
Tetapi, liburan kali beda lho dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, ada pandemi Covid-19 yang bisa mengancam siapa saja.
Agar aman, ada beberapa tips yang bisa diterapkan. Tips dari Ketua Departemen Epidemiologi UI, Tri Yunis Miko Wahyono, ini dapat mencegah potensi tertularnya Covid-19.
" Kuncinya adalah menghindari penularan melalui droplet," ujar Tri.
Tips pertama, hindari percikan air liur saat berbicara. Penularan virus corona terjadi melalui penyebaran droplet, dari percikan air liur saat berbicara.
Karena itulah masyarakat diminta patuh memakai masker dan jaga jarak serta menghindari kerumunan. Sedangkan masker yang digunakan berbahan kain hanya melindungi 70 persen, masker bedah hanya 80-90 persen, dan masker paling aman jenis N95.
Kedua, hindari kerumunan yang menyebabkan tak ada jarak. Pilih daerah wisata yang tak terlalu padat karena menghindari potensi penyebaran virus corona.
Ketiga, status zonasi lokasi wisata yang bakal dituju apakah hijau, kuning, oranye, atau merah sebaiknya diketahui lebih awal. Status itu bisa diketahui lewat laman resmi Covid19.go.id atau menanyakan langsung ke kantor pemerintahan setempat.
Disarankan pilih lokasi hiburan di zona hijau yang relatif lebih aman.
Keempat, pastikan lokasi hiburan di tempat terbuka seperti pantai atau wisata pegunungan. Hindari ruangan tertutup yang tidak masuk cahaya matahari dan udara.
Kelima, pastikan kondisi tubuh fit sebelum memutuskan berangkat liburan. Jika kondisi fisik bermasalah sebaiknya tunda perjalanan dan lebih baik mencari hiburan di dekat rumah dengan jarak terjangkau, dikutip dari Covid19.go.id.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Vaksin Covid-19 dinanti di seluruh negara demi meredakan pandemi yang sudah berlangsung sejak Januari 2020. Indonesia terlibat dalam fase uji klinis tahap 3 dari vaksin produksi Sinovac, perusahaan vaksin yang berbasis di China.
Sebanyak 1.620 orang terlibat, bahkan yang mendaftar menjadi relawan uji klinis mencapai 2.200 orang. Ketua Tim Riset Uji Klinis Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Prof. Kusnadi Rusmil menyampaikan apresiasinya.
" Alhamdulillah yang mendaftar 2.200, semua ingin ikut bepreran dengan kesadaran sendiri, karena cinta dengan Indonesia. Saya terima kasih sekali atas peran serta masyarakat, dan juga dalam uji klinis ini tanpa disangka pemimpin di Jawa Barat juga ikut, Panglima, Kapolda, Jaksa Tingi, Wali Kota, memberi contoh," ujar Prof Kusnadi, dalam siaran langsung di Youtube FMB9ID_ IKP , 21 Oktober 2020.
Ia juga mengungkap membuat vaksin harus melalui tahapan standar dan uji validitas data yang ketat. Kolaborasi dari berbagai negara dan pihak membuat pembuatan vaksin Covid-19 jadi lebih cepat.
" Bikin vaksin itu dengan teknik tertentu sehingga vaksin menghasilkan antibodi. Biasanya kita bikin vaksin cukup lama, oleh karena ini pandemi WHO juga minta cepat, biasanya 15 tahun kita bikin 10 bulan," ungkap Prof Kusnadi.
Waktu yang cepat tak lantas membuat keamanan vaksin diabaikan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan inspeksi langsung ke pabrik Sinovac di China untuk memeriksa secara detail keamanan dan kekhasiatan.
" BPOM mengawal melalui inspeksi secara periodik ke site penelitian. Tujuannnya memastikan uji klinis dijalankan sesuai standar keamanan," kata Dr. Lucia Rizka Andalusia,
Direktur Registrasi Obat BPOM dalam acara yang sama.
Tim riset uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sangat berpengalaman dalam melakukan uji klinis vaksin. Hingga saat ini tim telah melakukan 26 kali uji klinik sehingga dipercaya oleh Sinovac untuk melakukan penelitian di Indonesia.
Tim yang diketuai oleh Profesor Kusnad terus memberi laporan secara periodik kepada BPOM terkait penelitian yang sedang berlangsung. Data uji klinis inilah yang akan jadi acuan BPOM untuk mengeluarkan izin penggunaan dan pendistribusian.
" Kita lihat dulu data uji klinisnya, data ini dapat memberikan pembuktian vaksin tersebut berkhasiat dan aman, efek sampingnya. Oleh karena itu saat pengjuian tadi validitas datanya harus dijaga agar valid agar mendapat persetujuan. Juga didukung data mutu produk," ungkap Lucia
Vaksin memang sudah dalam tahap uji klinis. Meski demikian masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19. Pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak serta hindari kerumunan.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025