Mahasiswa Ditangkap Tuding Polisi Lakukan Pungli (Foto: Merdeka.com)
Dream - Herdi Setiawan, 25 tahun, mahasiswa asal Samarinda, Kalimantan Timur, harus berurusan denagan polisi karena terpergok masuk ke jalur roda empat di Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) IV, saat bermotor pada Sabtu 23 Mei 2021. Meski meminta maaf, ia tetap diproses hukum.
Peristiwa terjadi di Jembatan Mahkota IV, Sabtu 22 Mei 2021 sekitar pukul 22.30 WITA. Sebelum masuk jembatan, tertera jelas rambu roda dua dilarang masuk di jalur roda empat jembatan. Melainkan, di sisi kiri dan kanan jembatan khusus jalur roda dua yang telah disediakan.
Herdi tepergok nekat masuk di jalur roda empat. Dia terjaring Polantas yang sedang melakukan penertiban. Setelah dihentikan, polisi lebih dulu melakukan upaya persuasif.
Saat diberhentikan anggota, Herdi tidak membawa SIM, melainkan hanya STNK. Emosi, Herdi langsung menuding petugas melakukan pungutan liar (pungli).
" Pungli saja!" ketus Herdi dari rekaman video yang viral.
Pernyataan Herdi memantik pertanyaan Polantas yang memintanya membuktikan tudingan Pungli. " Kutimpas kamu!" sebut Herdi kepada petugas yang kembali bertanya pembuktian menuding Polantas pungli.
Herdi akhirnya diamankan di mobil patroli Satlantas Polresta Samarinda. Dia kini diamankan di Satreskrim Polresta Samarinda. Bahkan, dia ditetapkan tersangka sesuai pasal 212 KUHP dengan ancaman 1 tahun 4 bulan penjara.
" Karena bahaya bagi masyarakat lain. Kalau tidak diproses, akan banyak yang melawan petugas," kata Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda Ipda Eudy, dikutip merdeka.com, Senin 24 Mei 2021.
Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda Ipda Dovie Eudey membenarkan perilaku Heri yang mengancam petugas Polantas.
" Dia mengajak petugas berkelahi, mengancam akan membacok, dan mengeluarkan kata-kata kasar, dan mengatakan polisi pungli," ujarnya.
Herdi kemudian membuat pernyataan maaf melalui video berikutnya.
" Saya menyampaikan permohonan maaf kepada kepolisian. Khususnya satuan lalu lintas Polresta Samarinda. Atas kejadian dan tidakan saya, atas ucapan kasar, atau ucapan yang tidak pantas kepada petugas kepolisian," sebut Herdi.
" Melawan petugas dan bertindak kasar. Yang berakibat proses hukum. Juga meminta maaf kepada wrga samarinda agar mematuhi peraturan lalu lintas. Dan tidak mencontoh tindakan saya. Terima kasih," ungkapnya.
Dovie menerangkan kasus Herdi terus diproses.
" Penyidikan tetap dilakukan sesuai hukum yang ada. Yang bersangkutan karena pidananya di bawah 4 tahun, jadinya hanya wajib lapor Senin dan Kamis. Dan untuk vonis hukuman menunggu dari pengadilan," tutup Dovie.
Sumber: merdeka.com
Dream - Ipda Ida Bagus Ketut Trisana bukan polisi biasa. Kepala Unit Bhayangkara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Kota Negara, Polres Jembrana, Bali, ini punya julukan 'polisi kambing'.
Julukan itu didapat dari teman-temannya, lantaran Bagus punya hewan peliharaan kambing dan bebek. Usaha itu dia jalankan untuk menambah pendapatan, sehingga tidak menerima uang hasil pungutan liar (pungli).
Di lingkungan kerjanya, Bagus dikenal sebagai sosok polisi bersih. Tidak pernah menghabiskan waktu di luar jam kerja untuk mencari pendapatan secara ilegal.
Setiap pagi sebelum dinas, Bagus selalu membersihkan kandang kambing dan bebeknya serta menyiapkan pakan di belakang rumahnya di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Buah ketekunannya, dia punya puluhan ekor kambing dan bebek.
" Setiap pagi saya selalu bangun jam 04.00 subuh. Karena saya harus membersihkan kandang kambing dan bebek, juga mempersiapkan pakannya," ujar Bagus, dikutip dari akun fanspage Facebook Divisi Humas Polri, Rabu 22 Februari 2017.
" Jam 06.00 pagi, saya harus berangkat tugas ngepos di jalan raya mengatur lalu lintas," kata Bagus melanjutkan.
Menjelang petang adalah waktu bagi Bagus untuk istirahat. Sepulang dinas, dia juga menghabiskan waktu di kandang.
Beternak sudah menjadi kebiasaan Bagus. Bahkan, dia lebih bisa dekat dengan masyarakat bukan karena sebagai polisi, melainkan karena kebiasaannya itu.
Bagus pun menuturkan pendapatannya sebagai polisi sangat cukup memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga, dia merasa tidak perlu harus mencari tambahan pendapatan dengan cara yang tidak sah.
" Gaji menjadi anggota polisi sangat cukup untuk makan sehari-hari. Tidak perlu harus mengambil pekerjaan yang menyimpang dari hukum. Dengan beternak, itu lebih baik dan bisa menabung sekadar ada persiapan untuk anak-anak nantinya," ucap Bagus.
Selanjutnya, Bagus mengatakan kebiasaan beternak sudah dia jalankan sejak masih muda. Bagus pun mengakui biaya untuk menempuh pendidikan polisi dia dapat dari hasil beternak.
Tidak hanya itu, Bagus juga kuliah di jurusan Ilmu Hukum juga dari hasil kandangnya. Alhasil, meski berpangkat Ipda, Bagus juga memiliki titel Sarjana Hukum.
" Saya lebih plong rasanya menikmati hasil dari keringat sendiri daripada menikmati hasil dari duit enggak benar. Makanya, saya sama sekali tidak mau pungli dari mulai masuk Polri dan sebelumnya," kata Bagus.
Advertisement
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi
Potret Prabowo Bertemu Presiden FIFA di New York, Bahas Apa?
Menyala! Koleksi 3 Jam Tangan Menteri Bahlil, Semuanya di Atas Rp100 Juta
Zaskia Mecca Ungkap Kondisi Putrinya Masih Trauma Berat Pasca Insiden Pemukulan
Peran Dahsyat Para Ayah, Bisa Hempas Risiko Baby Blues Bunda
Menkeu Purbaya Nilai Inflasi Singapura-Malaysia Lebih Jelek Dibanding RI
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
4 Temuan Jepang yang Kini Sangat Populer dan Dipakai Seluruh Dunia
Komunitas Marah-Marah di Platform X Diteliti Mahasiswa UGM, Ini Hasilnya!
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi
Potret Prabowo Bertemu Presiden FIFA di New York, Bahas Apa?